TEMPO.CO, Jakarta - Manuk Dadali adalah lagu daerah yang sudah banyak didengarkan oleh jutaan masyarakat Indonesia. Namun, tahukah Anda sejarah lagu Manuk Dadali? Lagu daerah ini termasuk lagu nasionalisme yang menggambarkan bagaimana seekor burung Dadali menjadi kebanggan Indonesia. Nama lain dari Manuk Dadali adalah burung garuda sebagai lambang negara Indonesia yang mengemban Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Menurut sejarahnya, lagu daerah Manuk Dadali diciptakan oleh seorang laki-laki dari Sunda bernama Sambas Mangundikarta. Mari mengenalnya lebih jauh!
Profil Sambas Mangundikarta Pencipta Lagu Manuk Dadali
Sambas Mangundikarta adalah seorang pejuang kemerdekaan sekaligus penyiar radio yang lahir di Bandung, 21 September 1926. Lagunya yang terkenal Manuk Dadali, pertama kali dirilis pada 1962. Berbicara karier Sambas Mangundikarta, ia sudah mengawali kariernya di dunia penyiaran Indonesia, yaitu pada Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta sejak 1952. Sebenarnya, karier di RRI ini hanya sebagai batu loncatan untuk membantu temannya yang bekerja di sana.
Sebelumnya Sambas, termasuk anak buah Jendral Dr. Moestopo dan telah mengabdi untuk Radio Perjuangan Jawa Barat pada 1946 hingga 1469. Karena Indonesia masih belum aman meski pascakemerdekaan, Sambas sebagai pejuang kemerdekaan harus dipindahtugaskan dari Kota Bandung ke Kota Madiun dan Blitar, Jawa Timur.
Berkat lagu Manuk Dadali dan dedikasi terbaik di dunia penyiaran Indonesia, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada 15/10/2022 memberikan penghargaan seumur hidup (lifetime achievement) untuk mendiang Sambas Mangundikarta di acara puncak Anugerah KPI 2022 yang disiarkan oleh Kompas TV. Namun, penerimaan penghargaan ini diwakili oleh anak Sambas Mangundikarta, yaitu Inge Ambas. Penghargaan juga diserahkan Ketua KPI Pusat, Agung Suprio.
Lagu Manuk Dadali juga mencetak sejarah. Di mana lagu daerah ciptaan Sambas Mangundikarta pernah diputar dalam acara Peringatan Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika 2015 di Bandung. Lalu, secara umum lagu berbahasa Sunda Manuk Dadali ini dijadikan sebagai lagu langganan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) dan Paduan suara orkestra TNI AD. Jika Anda berada di stasiun, pasti akan mendengar juga sebuah pemutaran lagu Manuk Dadali untuk menyambut kedatangan area Daop (Daerah operasi) Kereta Api Indonesia, apakah Anda ingat? Berikut Tempo sajikan lirik dan terjemahan lagu Manuk Dadali.
Lirik lagu Manuk Dadali Asli
Mesat ngapung luhur jauh di awang-awang
Meberkeun jangjangna bangun taya karingrang
Kukuna ranggoas reujeung pamatukna ngeluk
Ngapak mega bari hiberna tarik nyuruwuk
Saha anu bisa nyusul kana tandangna
Tandang jeung pertentang taya bandinganana
Dipikagimir dipikaserab ku sasama
Taya karempan kasieun leber wawanenna
Reff:
Manuk dadali manuk panggagahna
Perlambang sakti Indonesia Jaya
Manuk dadali pangkakoncarana
Resep ngahiji rukun sakabehna
Hirup sauyunan tara pahiri-hiri
Silih pikanyaah teu inggis bela pati
Manuk dadali ngandung siloka sinatria
Keur sakumna Bangsa di Nagara Indonesia
Terjemahan Lirik Lagu Manuk Dadali
Terbang melesat tinggi, jauh di awang-awang
Merentang sayapnya, tegak tanpa ragu
Siapa yang bisa menyaingi keberaniannya
Gagah dan perkasa tak ada tandingannya
Dihormati dan disegani oleh sesama
Tanpa ragu tanpa takut, besar nyalinya
Reff:
Burung garuda, burung paling gagah
Lambang sakti Indonesia jaya
Burung garuda, yang paling tersohor
Senang bersatu, rukun semuanya
Hidup berhimpun tanpa saling iri
Saling menyayangi, tak sungkan membela
Burung garuda adalah lambang kesatriaan
Untuk seluruh bangsa di negara Indonesia.
Pilihan editor: 10 Lagu Daerah Jawa Barat Beserta Liriknya
ALFI MUNA SYARIFAH