TEMPO.CO, Jakarta - Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius dan bisa terjadi pada siapa saja. Stroke dapat terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terhenti, biasanya karena adanya gumpalan darah atau pecahnya pembuluh darah.
Tanpa aliran darah, sel-sel otak mulai mati, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen. Oleh karena itu, mencegah stroke adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan otak dan kualitas hidup kita.
Berikut adalah sepuluh langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah stroke.
- Pilih Makanan dan Minuman Sehat
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), memilih makanan dan minuman sehat adalah langkah pertama dalam mencegah stroke.
Konsumsi buah dan sayuran segar, serta makanan rendah lemak jenuh, trans fat, dan kolesterol, dan tinggi serat dapat membantu mencegah kolesterol tinggi. Batasi asupan garam (natrium) dalam diet untuk menurunkan tekanan darah.
Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi meningkatkan risiko terjadinya stroke.
- Menjaga Berat Badan Ideal
Memiliki berat badan berlebih atau obesitas meningkatkan risiko stroke. Jika Anda kelebihan berat badan, kehilangan sedikitnya 4 kg dapat berdampak nyata pada risiko stroke.
Dalam studi berjudul Stroke Prevention menjelaskan bahwa risiko stroke pada seseorang yang kelebihan berat badan adalah 22% lebih tinggi dibandingkan orang dengan berat badan normal. Bagi penderita obesitas, risikonya 64% lebih tinggi.
- Lakukan Aktivitas Fisik Secara Rutin
Aktivitas fisik teratur dapat membantu menjaga berat badan yang sehat, menurunkan kadar kolesterol, dan menurunkan tekanan darah. Dilansir dari Healthline, orang yang berolahraga secara rutin, memiliki risiko lebih rendah terkena stroke.
Untuk orang dewasa, disarankan melakukan aktivitas aerobik intensitas sedang, seperti berjalan cepat, selama 2 jam 30 menit setiap minggu. Anak-anak dan remaja seharusnya mendapatkan setidaknya 1 jam aktivitas fisik setiap hari.
- Berhenti Merokok
Merokok sangat meningkatkan risiko terkena stroke. Jika Anda tidak merokok, jangan mulai. Jika Anda merokok, berhenti merokok akan mengurangi risiko Anda terkena stroke.
Dalam studi berjudul Stroke Prevention dijelaskan bahwa orang yang merokok memiliki risiko 2 hingga 4 kali lebih besar terkena stroke iskemik dibandingkan orang yang tidak merokok.
- Batasi Konsumsi Alkohol
Hindari mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan, karena ini dapat meningkatkan tekanan darah. Pria sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari dua minuman alkohol per hari, sementara wanita sebaiknya tidak lebih dari satu minuman alkohol per hari
- Menjaga Pola Tidur
Studi berjudul Sleep Disorders in Stroke: An Update on Management semakin memperjelas bahwa kualitas tidur yang buruk dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke.
Pola tidur yang buruk diketahui menyebabkan masalah seperti kelelahan, daya ingat yang buruk, dan bahkan kecemasan dan depresi. Namun kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko stroke.
Akan tetapi terlalu banyak tidur juga bisa menjadi hal yang buruk. Faktanya, dalam penelitian yang sama menunjukkan bahwa tidur lebih dari 9 jam setiap malam juga sangat terkait dengan risiko stroke.
- Kendalikan Tekanan Darah
Dilansir dari Harvard Health Publishing, tekanan darah tinggi adalah faktor yang sangat besar, yang dapat meningkatkan atau bahkan melipatgandakan risiko stroke jika tidak dikendalikan.
Tekanan darah tinggi merupakan penyumbang risiko stroke terbesar baik pada pria maupun wanita. Tujuan idealnya adalah menjaga tekanan darah kurang dari 120/80.
- Kelola Gula Darah
Diabetes merupakan faktor risiko stroke yang signifikan. Faktanya, dalam penelitian berjudul Stroke Risk Factors, Genetics, and Prevention dijelaskan bahwa stroke menyumbang sekitar 20% kematian pada penderita diabetes, dan penderita prediabetes juga memiliki risiko stroke yang lebih tinggi.
Mengelola gula darah dengan perubahan gaya hidup, seperti olahraga dan pola makan rendah gula, dapat membantu mengurangi risiko stroke.
- Meningkatkan Kolesterol Darah
Pengelolaan kolesterol darah yang baik bukan hanya tentang menurunkan angka kolesterol jahat (Low-Density Lipoprotein atau LDL). Meningkatkan angka kolesterol baik (High-Density Lipoprotein atau HDL) juga penting.
Padahal, keduanya mempunyai dampak terhadap dua jenis stroke yang berbeda. Orang dengan kadar kolesterol LDL tinggi memiliki risiko lebih besar terkena stroke iskemik, namun orang dengan kadar kolesterol HDL rendah memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke hemoragik.
- Diet yang Sehat
Diet yang sehat tidak hanya membantu menurunkan berat badan, tetapi juga berdampak positif pada masalah lain yang berkontribusi terhadap risiko stroke. Diet yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko stroke karena dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol.
Pilihan editor: Stroke pada Perempuan: Lebih Sering dan Lebih-serius