TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis patologi klinik Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, Hubertus Hosti Hayuanta, meminta masyarakat melakukan cek kesehatan secara berkala sebelum timbulnya gejala kanker. Ia mengatakan rutin mengecek kesehatan minimal setahun sekali membuat pasien kanker mendapatkan penanganan dan pengobatan yang lebih baik dibanding memeriksakan diri ketika sudah mulai merasakan gejala kanker.
“Jadi ada macam-macam deteksi dini. Informasi sudah banyak banget, bisa dicari lewat Google juga. Tapi harus diingat juga deteksi dini tidak mencakup seluruh jenis kanker dan memang untuk kebanyakan kanker pemeriksaan yang dilakukan tidak spesifik. Makanya saya bilang lebih baik MCU saja setahun sekali,” kata Hosti dalam gelar wicara daring oleh Kementerian Kesehatan, Senin, 24 Juni 2024.
Pasien datang terlambat
Ia juga mengingatkan proses pertumbuhan sel kanker terjadi secara bertahap namun cepat. Akibatnya, masyarakat sering baru memeriksakan diri ketika kanker sudah mencapai stadium lanjut meskipun gejala yang dirasakan belum terlampau parah.
“Jadi perlu diingat, timbulnya gejala itu seringnya baru muncul di belakang sementara pasien biasanya baru datang sesudah ada gejala dan biasanya kalau sudah ada gejala itu berarti fungsi tubuh sudah diambil alih, sudah diganggu oleh sel kanker,” ucapnya.
Karena itu, lebih baik masyarakat disiplin menjaga pola hidup sehat mengingat gaya hidup berpeluang lebih besar menjadi faktor penyebab kanker dibanding keturunan. Hosti menyebut faktor genetik atau keturunan hanya mengambil porsi 5-10 persen sebagai penyebab kanker sementara gaya hidup penyebab kanker sebesar 70-90 persen.
Ia pun meminta masyarakat tidak hanya disiplin menjaga pola hidup sehat, termasuk makan makanan padat gizi dan rutin berolahraga, namun juga secara berkala memeriksakan kesehatan diri.
Pilihan Editor: Tumor Ganas Sering Dikaitkan dengan Kanker, Apa Beda dengan Tumor Jinak?