Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

8 Faktor Risiko Serangan Jantung, Penyebab Kematian Michael Jackson, Lisa Marie Presley hingga Didi Kempot

image-gnews
Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sering mendengar tentang orang yang meninggal karena serangan jantung, membuat kita waspada menjaga fungsi jantung tetap sehat. Selama bertahun-tahun, dunia hiburan telah kehilangan banyak bintang akibat gagal jantung.

Salah satu bintang pop terbesar di industri musik, Michael Jackson meninggal pada 2009 dalam usia 58 tahun. Kebanyakan orang mengaitkan kematiannya dengan overdosis obat, namun penyebab kematian sebenarnya adalah serangan jantung dalam laman starinsider. Conrad Murray , dokter pribadinya yang sebelumnya memberikan penyanyi tersebut berbagai obat untuk membantunya tidur, menemukannya di kamar, namun Jackson yang tidak responsif dilarikan ke rumah sakit, dimana dia dinyatakan meninggal

Kemudian, melansir dari insider, Lisa Marie Presley, putri legenda Rock n' Roll Elvis Presley, telah meninggal setelah mengalami serangan jantung pada usia 54 tahun. Juru Bicara Departemen Sheriff Los Angeles mengatakan penyanyi tersebut mengalami serangan jantung, yang kemudian diberi CPR dan epinephrine di tempat kejadian untuk membantunya mendapat kembali denyut nadinya sebelum dia dibawa ke rumah sakit.

Tanah air juga pernah kehilangan salah penyanyi musik koplo, Didi Kempot. Ia meninggal setelah mengalami serangan jantung pada tahun 2020. Setelah dilarikan ke rumah sakit, para staf medis telah mengupayakan pertolongan semaksimal mungkin tapi akhirnya menghembuskan nafas dalam pada usia 53 tahun.

Penyebab serangan jantung

Dilansir dari Mayo Clinic, serangan jantung adalah kondisi medis darurat yang terjadi ketika salah satu arteri koroner yang memasok darah ke jantung tersumbat. Penyumbatan ini biasanya disebabkan oleh penumpukan lemak, kolesterol, dan substansi lain, yang bersama-sama membentuk plak di arteri. Ketika plak pecah, terbentuklah bekuan darah yang dapat sepenuhnya memblokir aliran darah ke bagian otot jantung, menyebabkan kerusakan atau kematian jaringan otot jantung.

Gejala umum serangan jantung termasuk nyeri dada yang bisa menjalar ke leher, rahang, atau lengan, sesak napas, mual, dan pusing. 

Serangan jantung sendiri dapat disebabkan oleh penyumbatan total atau sebagian pada arteri jantung atau jantung koroner. Salah satu cara untuk mengklasifikasikan serangan jantung adalah apakah elektrokardiogram (EKG atau EKG) menunjukkan beberapa perubahan spesifik yang memerlukan perawatan invasif darurat. 

Faktor Risiko Serangan Jantung

1. Usia: Pria berusia 45 tahun ke atas dan wanita berusia 55 tahun ke atas lebih mungkin terkena serangan jantung dibandingkan pria dan wanita yang lebih muda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Rokok: Ini termasuk merokok dan paparan asap rokok dalam jangka panjang. 

3. Tekanan darah tinggi: Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat merusak arteri yang menuju ke jantung. Tekanan darah tinggi yang terjadi bersamaan dengan kondisi lain, seperti obesitas, kolesterol tinggi, atau diabetes, semakin meningkatkan risikonya.

4. Kolesterol tinggi: Tingginya kadar lemak darah tertentu yang disebut trigliserida juga meningkatkan risiko serangan jantung. Risiko serangan jantung Anda mungkin turun jika kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL) berada dalam kisaran standar.

5. Obesitas:  Obesitas dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, diabetes, tingginya kadar trigliserida dan kolesterol jahat, serta rendahnya kadar kolesterol baik.

6. Diabetes: Gula darah meningkat ketika tubuh tidak membuat hormon yang disebut insulin atau tidak dapat menggunakannya dengan benar. Gula darah tinggi meningkatkan risiko serangan jantung.

7. Gaya Hidup: Pola makan tinggi gula, lemak hewani, makanan olahan, lemak trans, dan garam meningkatkan risiko serangan jantung. 

8. Kondisi autoimun: Memiliki kondisi seperti rheumatoid arthritis atau lupus dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

MICHELLE GABRIELA  | BILQIS PRIMASARI

Pilihan Editor: 60 Menit Berharga bagi Pasien Serangan Jantung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ginekolog Ungkap Penyebab PCOS pada Remaja dan Gejalanya

1 hari lalu

Ilustrasi sistem repoduksi wanita, rahim, PCOS (Freepik)
Ginekolog Ungkap Penyebab PCOS pada Remaja dan Gejalanya

Dokter kandungan menjelaskan PCOS atau gangguan siklus haid yang terjadi sejak remaja harus diperbaiki dengan gaya hidup sehat.


7 Gejala Serangan Jantung yang Perlu Dikenali Wanita agar Waspada

2 hari lalu

Ilustrasi wanita terkena serangan jantung. shutterstock.com
7 Gejala Serangan Jantung yang Perlu Dikenali Wanita agar Waspada

Agar lebih siap menghadapi masalah jantung di masa datang, berikut tujuh gejala serangan jantung yang perlu diperhatikan kaum wanita.


Studi: Akses Pangan di Lingkungan Sekitar Pengaruhi Risiko Obesitas Anak

3 hari lalu

Ilustrasi obesitas. ANTARA
Studi: Akses Pangan di Lingkungan Sekitar Pengaruhi Risiko Obesitas Anak

Studi peneliti dari Harvard Pilgrim Health Care Institute menunjukkan, kondisi lingkungan mempengaruhi obesitas pada anak.


Simak Aturan Terbaru PP Nomor 28 Tahun 2024 soal Pembatasan Konsumsi Gula

4 hari lalu

Ilustrasi Gula Pasir. Tempo/Tony Hartawan
Simak Aturan Terbaru PP Nomor 28 Tahun 2024 soal Pembatasan Konsumsi Gula

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 adalah langkah konkret dari pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui regulasi asupan gula.


Kemenkes Akan Buat Aturan Labeling Kadar Gula, Garam, dan Lemak

4 hari lalu

FPC. Gula, Garam, Lemak. Shutterstock
Kemenkes Akan Buat Aturan Labeling Kadar Gula, Garam, dan Lemak

Kemenkes tengah menyusun Peraturan Menteri Kesehatan terkait implementasi penambahan label Gula, Garam, Lemak (GGL) dalam produk pangan.


Cegah Penyakit Jantung, Mulai 2025 Skrining dan EKG Tersedia di Puskesmas

5 hari lalu

Ilustrasi puskesmas. dok.TEMPO
Cegah Penyakit Jantung, Mulai 2025 Skrining dan EKG Tersedia di Puskesmas

Kemenkes akan mengembangkan layanan EKG di puskesmas pada 2025 sebagai upaya memfasilitasi skrining penanganan penyakit jantung.


Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

6 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

Olahraga fisik yang teratur sangat penting untuk kesehatan otak


Kapan Penderita Diabetes Harus Mendapatkan Suntik Insulin?

6 hari lalu

Ilustrasi suntik Insulin, Shutterstock
Kapan Penderita Diabetes Harus Mendapatkan Suntik Insulin?

Apakah semua penderita diabetes diperbolehkan melakukan suntik insulin?


Aturan Kadar Gula dalam Makanan Bisa Beratkan UMKM, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah dan BPOM

6 hari lalu

Penjual warteg saat menyajikan paket nasi Rp. 7500 di sebuah warteg di Jakarta, Jumat 19 Juli 2024.  Program Makan Siang Gratis yang berganti nama jadi Makan Bergizi Gratis jadi sorotan. Pasalnya, harga satuan per porsi Makan Bergizi Gratis dikabarkan turun dari Rp 15 ribu menjadi Rp 7.500. TEMPO/Subekti.
Aturan Kadar Gula dalam Makanan Bisa Beratkan UMKM, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah dan BPOM

Pemerintah dan BPOM siapkan peraturan tentang kadar gula, lemak dan garam dalam makanan yang tidak memberatkan UMKM tapi juga aman untuk masyarakat.


Cara Suntik Insulin Mandiri Penderita Diabetes Menggunakan Insulin Pen

6 hari lalu

Ilustrasi Insulin. Shutterstock
Cara Suntik Insulin Mandiri Penderita Diabetes Menggunakan Insulin Pen

Bagi penderita diabetes, suntik insulin dapat dilakukan secara mandiri salah satunya dengan menggunakan insulin pen.