TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan mengatakan menurut data perkiraan jumlah, belum terlihat tren peningkatan yang signifikan untuk kasus penyakit jantung bawaan pada bayi baru lahir. Namun demikian, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan saat ini ada sekitar 12 ribu anak Indonesia yang mengalami kelainan jantung. Karena itu perlu adanya tindakan pertolongan segera, seperti operasi jantung.
Nadia mengatakan penyakit tersebut disebabkan kelainan genetik dari kedua orang tua yang punya penyakit jantung dan obat-obatan teragogenik. Selain itu, gaya hidup orang tua juga berpengaruh, seperti kebiasaan mengonsumsi obat-obatan herbal, terutama saat kehamilan.
Usia ideal anak dioperasi
Sementara itu, spesialis bedah toraks kardiovaskular, William Makdinata, menjelaskan usia ideal anak menjalani operasi apabila didiagnosa penyakit jantung bawaan.
"Jadi memang penyakit jantung bawaan ini spektrumnya luas dan setiap penyakit itu berbeda timing operasinya," katanya dalam diskusi daring pada Jumat, 27 September 2024.
Lulusan Universitas Indonesia itu mencontohkan untuk penyakit jantung bawaan jenis Atrial Septal Defect (ASD), di mana terdapat lubang terbuka di antara atrium kanan dan kiri, pada umumnya dilakukan observasi terlebih dulu hingga usia prasekolah. Apabila tidak terjadi pengecilan signifikan pada lubang antara atrium barulah dilakukan tindakan intervensi.
Penanganan serupa juga berlaku untuk jenis penyakit jantung bawaan Ventricular Septal Defect (VSD), yakni adanya lubang pada sekat yang memisahkan bilik kiri dan kanan jantung. "Tetapi pada kondisi tertentu, seperti yang lebih kompleks yakni CAVSD, di atas 3 bulan sudah harus cepat intervensi. Kalau tidak, risiko terjadi hipertensi atau tekanan tinggi pada paru itu tinggi dan kalau sudah berat biasanya tidak bisa operasi lagi," paparnya.
Pilihan Editor: Pakar Ungkap Faktor Risiko Bayi Lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan