TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis bedah konsultan bedah digestif di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Agi Satria Putranto, menjelaskan cara mengunyah yang baik hingga melakukan endoskopi dapat mencegah kanker lambung.
“Untuk pencegahan kalau pertama, itu tentunya berkaitan dengan lambung, tempat kita memproses makanan. Jadi proses pertama itu ada di mulut dan kita harus mengunyah dengan baik,” katanya, Rabu, 3 Juli 2024.
Ia menuturkan sebagaimana yang telah diajarkan sejak di bangku sekolah dasar, orang harus mengunyah makanan minimal 32 kali agar tekstur makanan menjadi lebih halus saat masuk ke dalam lambung. Hal tersebut dapat mempermudah kerja lambung untuk membuat makanan bertekstur seperti bubur dengan bantuan enzim yang ada sebelum dikirim ke usus. Tentunya, jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh harus memenuhi kriteria gizi seimbang seperti adanya karbohidrat, protein, dan lemak.
“Kalau untuk karbohidratnya bisa dari nasi atau singkong, protein ada hewani dan nabati, lemak juga harus ada. Komposisinya tentu karbohidrat 60 persen, lemak 30 persen, dan sisanya protein. Jangan lupa komponen vitamin dari buah dan sayur, serat 15 gram per hari, itu akan lebih memudahkan (kerja lambung),” paparnya.
Ia melanjutkan makanan yang dikirim ke usus akan dicampur dengan cairan empedu untuk mencerna lemak dan sari-sarinya diserap sampai hanya menyisakan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh. Kemudian karena Indonesia merupakan negara tropis, masyarakat dianjurkan untuk meminum air putih setidaknya 1-1,5 liter per hari.
Makanan yang tak dianjurkan
Saran ketiga adalah tidak banyak memakan makanan yang terlalu merangsang kinerja kerongkongan dan lambung. Misalnya, mengonsumsi makanan yang terlalu pedas dan asam. Makan makanan dalam kondisi yang sangat panas juga tidak dianjurkan karena dapat merusak lapisan dalam lambung.
“Walaupun ada orang yang kuat makan makanan pedas, kecut, atau berasa tajam, ingat bahwa kekuatan lapisan di dalam lambung yang dimiliki setiap orang berbeda dan kita juga berbeda secara ras dengan negara lain,” ucap Agi.
Terakhir, bagi yang telah berusia 40 tahun ke atas, Agi menganjurkan segera melakukan skrining kesehatan sebagai bentuk deteksi dini kanker lambung dengan menggunakan endoskopi untuk melihat kondisi lambung.
“Kita tidak bisa melihat, dokter tidak bisa melihat dalamnya lambung seperti apa kecuali menggunakan teropong. Insya Allah kalau itu sudah dilakukan, kita berikhtiar dan dijalankan, kita tidak akan terkena kanker lambung,” tegas Agi.
Pilihan Editor: Gejala Kanker Lambung yang Tampak saat BAB