Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahaya Senyawa Bromat dalam Air Minum Dalam Kemasan atau AMDK

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi air dalam kemasan galon. quora.com
Ilustrasi air dalam kemasan galon. quora.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Air minum dalam kemasan disingkat AMDK yang banyak beredar di pasaran diketahui memiliki kandungan senyawa bromat.

Dilansir dari laman Universitas Gadjah Mada, oelah Guru Besar Fakultas Farmasi, Zullies Ikawati menyebutkan bromat adalah produk sampingan yang terbentuk ketika air minum didesinfeksi dengan proses ozonasi. Bromat tidak senyawa norma yang terdapat secara alami. Bromat tidak memiliki rasa atau warna.

“Bromat dapat masuk ke air minum kemasan jika proses penyaringan tidak dilakukan dengan hati-hati atau jika ada kontaminasi dalam sumber air,” tuturnya dari situs resmi.

Lebih lanjut, Zullies menjelaskan bahwa bromate bisa ditemukan pada air yang disterilkan dengan proses ozonasi. Bromat akan muncul saat ozon yang digunakan untuk mendesinfeksi air minum bereaksi dengan bromida alami yang ditemukan di sumber air. Zullies menambahkan kandungan bromate dalam air minum masih dibolehkan asal tidak melebih 10 mcg/L.

Senyawa bromat mengandung unsur Brom (Br) yang bermuatan negatif. Ketika diozonisasi, bromida yang bermuatan negatif bisa bereaksi dengan ozon atau O3 dan terbentuklah senyawa Bromat atau BrO3.

Kemudian, Zullies juga menjelaskan bahwa ada batas aman yang diperbolehkan menurut WHO adalah 10 ppb (part per billion) atau 10 mikrogram/Liter. Hal ini berdasarkan batas atas potensi kanker untuk bromat adalah 0,19 per mg/kg berat badan per hari. Pada studi dengan hewan, dijumpai bahwa bromate dapat memicu kanker namun belum diketahui dampaknya pada manusia.

Keracunan bromat dapat mengakibatkan muntah-muntah, sakit perut dan diare. Tidak hanya itu, bromat dapat mengakibatkan kelelahan, hilangnya refleks dan masalah lain pada sistem saraf pusat. Akan tetapi, efek ini biasanya bersifat reversibel, yang artinya bisa kembali normal, tidak menetap. Zullies menyebutkan pada SNI, terkait kandungan bromat juga ditetapk sama dengan standar aman WHO. Di Indonesia, senyawa bromat telah diatur dalam peraturan SNI 3553: 2015, diatur dalam BPOM, mengenai regulasi tentang minuman dan makanan yang standarnya diatur oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dilansir dari Antara, dokter gizi dari Universitas Kristen (UKI), Dr. dr. Louisa Aianje Langi, MA., MSi, menyebutkan bahwa bahaya senyawa bromat dalam air minum kemasan lebih berbahaya dibandingkan dengan Bisphenol a (BPA). BPA merupakan senyawa yang ada di dalam kemasan pangan. Peneliti Pusat Riset Sumberdaya Geologi Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Rizka Maria menambahkan dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa senyawa bromat dapat menimbulkan gangguan sistem saraf pusat.

Rizka mengungkapkan bahwa bromat dapat memicu efek karsiogenik yang mulai terasa setelah 10 hingga 20 tahun konsumsi. Namun, hal tersebut tergantung dari kadar bromat yang dikonsumsi dan kondisi kesehatan seseorang. Lalu, gangguan lainnya yang ditimbulkan dari kandungan senyawa bromat yang dikonsumsi ini ialah menyebabkan gangguan ginal, gangguan sistem syaraf, tuli, hingga kanker.

Dari Antara, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengingatkan seluruh produsen agar kadar senyawa bromat dalam setiap air minum dalam kemasan yang diproduksi tidak melebih ambang batas yang mengancam kesehatan masyarakat. “Hal ini mengingat potensi beragam gangguan kesehatan yang ditimbulkan bromat. Bromat itu sebenarnya memang tidak boleh ada dalam air minum dalam kemasan,” ujar Plt. Kepala BPOM Dr. Dra. L. Rizka Andalusia, Apt., M.Pharm., MARS dalam keterangan resminya.

Rizka juga menambahkan bahwa kandungan bromat dalam air minum dalam kemasan atau AMDK sulit untuk dihindari. Sebab, senyawa bromat terbentuk dari senyawa bromide dalam bahan baku air yang berubah menjadi bromat akibat proses ozonisasi atau sterilisasi untuk menghilangkan rasa, bau, warga dan mikroba.

Pilihan editor: Hoaks! Kemasan AMD Polikarbonat Sebabkan Autis

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pencemaran Sampah Plastik di Laut Semakin Mengkhawatirkan, Mengapa Berbahaya?

17 hari lalu

Sejumlah pekerja melakukan pensortiran berbagai jenis sampah plastik yang dapat didaur ulang di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu, 18 Agustus 2024. TEMPO/Imam Sukamto
Pencemaran Sampah Plastik di Laut Semakin Mengkhawatirkan, Mengapa Berbahaya?

Setiap tahun, lebih dari 8 juta ton sampah plastik dibuang ke laut. BRIN mendorong pengembangan riset dan penguatan regulasi untuk menanganinya.


Negara Maju Sudah Larang BPA, Pakar Ini Masih Punya Beda Pendapat

32 hari lalu

Ilustrasi orang membawa galon isi ulang. BPOM mengeluarkan regulasi terkait pelabelan bahaya BPA pada galon guna ulang polikarbonat. Dok. Freepik
Negara Maju Sudah Larang BPA, Pakar Ini Masih Punya Beda Pendapat

Banyak negara di seluruh dunia makin memperketat regulasi untuk mengendalikan paparan senyawa Bisfenol A (BPA).


Infertilitas dan BPA: Dampak Ekonomi Tersembunyi di Balik Kemasan AMDK

34 hari lalu

Infertilitas dan BPA: Dampak Ekonomi Tersembunyi di Balik Kemasan AMDK

Infertilitas memerlukan perawatan medis yang kompleks dan mahal. Dapat membebani keluarga serta memberikan tekanan pada sistem kesehatan nasional.


AMDK Galon Polikarbonat Tak Ada Kaitannya dengan Obesitas pada Anak

45 hari lalu

Ilustrasi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) galon Polikarbonat. Dok. Collegality
AMDK Galon Polikarbonat Tak Ada Kaitannya dengan Obesitas pada Anak

Ada dua hal utama penyebab obesitas pada anak yaitu asupan makanan yang berlebih dan kurangnya aktivitas fisik. Tidak ada kaitannya sama sekali dengan air minum galon Polikarbonat.


Aturan Baru BPOM Soal BPA pada Galon dan Kemasan Polikarbonat, Ini Penjelasannya

45 hari lalu

Logo BPOM. twitter.com
Aturan Baru BPOM Soal BPA pada Galon dan Kemasan Polikarbonat, Ini Penjelasannya

Ada dua pasal tambahan diberikan BPOM terkait pelabelan risiko BPA pada kemasan AMDK, yaitu Pasal 48a dan Pasal 61a. Begini bunyinya.


Cerita Mahasiswi UNJ Gagal Dapat KJMU Imbas Minum Air Isi Ulang Bermerek

47 hari lalu

Ilustrasi KJMU. Istimewa
Cerita Mahasiswi UNJ Gagal Dapat KJMU Imbas Minum Air Isi Ulang Bermerek

Mahasiswi UNJ itu sebelumnya merupakan penerima KJMU.


Bahaya Polusi Mikroplastik Ancam Kehidupan Manusia dan Biota Laut

52 hari lalu

Salah satu instalasi bertuliskan
Bahaya Polusi Mikroplastik Ancam Kehidupan Manusia dan Biota Laut

Polusi Mikroplastik berasal dari berbagai produk sehari-hari kini bahayakan dunia. Sampah plastik dunia sejak 1950 - 2020 meningkat 200 kali lipat.


BNN Ungkap Ada Air Mineral Rasa Sabu Cair

52 hari lalu

Ilustrasi Shabu Cair. Foto: Riau.BNN.go.id
BNN Ungkap Ada Air Mineral Rasa Sabu Cair

BNN minta masyarakat untuk memastikan air kemasan atau air mineral yang dibeli masih tersegel.


BPOM Wajibkan Label BPA, Seberapa Bahaya Polikarbonat pada Botol Plastik Air Minum?

58 hari lalu

Aktivitas bongkar muat air minum dalam kemasan (AMDK) di salah satu gudang kawasan Kalibata, Jakarta, Senin 18 Maret 2024. Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) menyebut bahwa industri air minum dalam kemasan (AMDK) memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan penjualan minuman ringan periode 2022 hingga 2023. TEMPO/Tony Hartawan
BPOM Wajibkan Label BPA, Seberapa Bahaya Polikarbonat pada Botol Plastik Air Minum?

Sanksi untuk Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2024 soal pelabelan Bisphenol-A pada air minum kemasan baru diberlakukan mulai 2028.


Mengenal 5 Jenis Plastik Sebagai Kemasan Plastik Makanan

28 Juli 2024

Berbagai sampah plastik berupa kemasan makanan dan minuman yang disusupi kedalam sampah kertas impor diperlihatkan saat aksi protes tolak sampah impor di Surabaya, 12 Juli 2019. Tumpukan sampah impor yang berada di Desa Bangun, Mojokerto, Jawa Timur ini dijadikan sebagian besar warganya sebagai sumber penghasilan. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Mengenal 5 Jenis Plastik Sebagai Kemasan Plastik Makanan

Produsen makanan perlu memilih kemasan plastik ramah lingkungan dan dapat didaur ulang serta memberikan edukasi soal pemilahan sampah plastik.