TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa penyakit dikenal sebagai pembunuh senyap atau silent killer karena sering kali tidak menampakkan gejala sama sekali, namun dapat merenggut nyawa penderita secara tiba-tiba. Ciri khas dari silent killer adalah kemampuannya untuk berkembang dan memburuk tanpa gejala yang jelas, sehingga kerap kali sulit dideteksi pada tahap awal.
Penyakit-penyakit ini sangat berbahaya dan sering kali baru terdiagnosis ketika penanganan sudah terlambat, bahkan ketika penderita berada di ambang kematian. Pasien sering kali sudah mengalami komplikasi atau kondisi lanjut saat akhirnya dibawa ke rumah sakit. Berikut daftar penyakit silent killer yang wajib Anda ketahui.
1. Penyakit Jantung
Penyakit jantung adalah salah satu silent killer utama yang sering kali tidak menunjukkan gejala di tahap awal. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian pada pria di Amerika Serikat, di mana satu dari empat pria meninggal setiap tahunnya akibat penyakit jantung. Karena dapat berkembang tanpa gejala yang jelas, kondisi seperti gagal jantung, angina, arteri koroner, dan aritmia bisa berakibat mematikan jika tidak dideteksi dan ditangani dengan cepat.
2. Hipertensi
Hipertensi diklasifikasikan sebagai silent killer karena sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun, jika tidak diatasi, kondisi tekanan darah tinggi dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan yang dapat mengancam jiwa, seperti penyakit jantung, gagal jantung, stroke, kerusakan ginjal, dan demensia.
3. Diabetes
Diabetes merupakan penyakit yang dapat berakibat fatal karena sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Jika tidak diobati dengan cepat, diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, termasuk penyakit jantung, masalah pada mata, kulit, dan sistem saraf. Diabetes menempati peringkat ketujuh sebagai penyebab kematian di Amerika Serikat. Hampir 26 juta anak-anak dan orang dewasa di Amerika Serikat menderita diabetes.
4. Kanker Prostat
Kanker prostat sering tidak menunjukkan gejala sampai telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Setelah mencapai tahap ini, penyakit ini sulit untuk disembuhkan dan hanya dapat dikelola. Menurut Piedmont Heart Institute, setiap tahunnya tercatat lebih dari 270 ribu kasus kanker prostat di Amerika Serikat, yang menyebabkan lebih dari 30 ribu kematian pada pria setiap tahunnya.
5. Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan ancaman serius bagi kehidupa, karena aliran darah di arteri koroner dapat terhalang oleh plak, sumbatan, stenosis, atau penyempitan yang disebabkan oleh penumpukan lemak. Kondisi ini menghambat aliran darah melewati area yang menyempit. Proses ini berkembang secara bertahap, dari tahap ringan hingga parah, hingga akhirnya menyebabkan total penyumbatan dan serangan jantung. Namun, awal mula proses ini sering kali tidak disadari oleh pasien.
6. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang termasuk dalam kategori silent killer karena sering kali penderitanya tidak menyadari kondisi mereka dan tidak menunjukkan tanda atau gejala apapun hingga terjadi patah tulang yang kemudian didiagnosis. Selain mempengaruhi kepadatan tulang, osteoporosis juga dapat berdampak pada kesehatan mulut.
Mengonsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D sangat penting untuk mencegah penyakit tulang. Latihan menahan beban seperti berjalan, jogging, dan naik tangga, serta pemeriksaan rutin juga dianjurkan untuk menjaga kesehatan tulang.
7. Sleep Apnea
Sleep apnea adalah gangguan tidur serius di mana seseorang bernapas dengan keras selama tidur, menyebabkan dengkuran keras dan kelelahan ekstrem di siang hari. Penderita sleep apnea parah memiliki risiko lebih tinggi mengalami kematian mendadak dan stroke saat tidur, menjadikannya salah satu penyakit pembunuh senyap.
8. Lemak Hati
Perlemakan hati adalah kondisi di mana lemak menumpuk di hati, yang dalam istilah medis dikenal sebagai hepatic steatosis. Meskipun sering terjadi pada orang yang mengonsumsi alkohol secara berlebihan dalam jangka panjang, perlemakan hati juga bisa dialami oleh mereka yang jarang minum alkohol. Faktor genetik, obesitas, kadar kolesterol tinggi, usia lanjut, sleep apnea, hipotiroidisme, malnutrisi, dan penurunan berat badan yang drastis dapat berkontribusi pada kondisi ini.
TIMES OF INDIA | DELFI ANA HARAHAP
Pilihan Editor: Ada Lemak Baik dan Lemak Jahat, Kenali Sumber Makanannya