TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek, mengatakan ide program implementasi makan bergizi gratis yang diterapkan oleh pemerintahan Prabowo - Gibran sangat bagus untuk mengatasi angka stunting yang tinggi pada anak di Indonesia.
Sebab menurutnya, masih banyak anak di Indonesia yang mendapatkan asupan gizi kurang. Terlebih, tak sedikit juga yang melewatkan sarapan lantaran aktivitas yang dilakukan, seperti sekolah.
"Menurut saya ini bagus. Jadi memberikan makanan bergizi pada anak-anak, bagus banget," katanya pada Senin 21 Oktober 2024 di Jakarta.
Meski begitu, dokter spesialis mata ini memberikan catatan kepada pemerintah baru untuk juga menyoroti perilaku dari anak-anak selain dari asupan gizinya. Misalnya, jangan membuang makanan apabila tidak habis dimakan.
Menurut Nila, penting bagi para orang dewasa, baik guru dan orang tua untuk mengajari anak-anak mereka untuk menghargai makanan. Ia menyarankan agar anak diperkenalkan isu keberlanjutan sejak dini. "Bila makanan tidak habis, sebaiknya dibawa pulang, jangan dibuang," katanya.
Ia pun meminta agar para guru juga mengajarkan soal isu keberlanjutan kepada anak-anak di sekolah sehingga kebiasaan itu pun semakin tertanam kepada anak sejak dini. Para orang dewasa pun bisa mengajarkan untuk menghargai makanan dengan cara bercerita. Nila yakin pengajaran dengan berkisah disukai anak-anak. "Anak-anak kalau sambil makan, gurunya bisa nggak menceritakan tentang ayam. Misalnya telur itu dari ayam. Ayam itu harus dipelihara, dia bukan langsung besar terus bertelor, tapi ayam itu tumbuh," katanya.
Pendiri Health Collaborative Center (HCC) Ray Wagiu Basrowi setuju dengan Nila Moeloek. Ia mengatakan timnya pernah melakukan riset soal pentingnya asupan makanan bagi anak. Masalah yang akan dihadapi masyarakat tidak hanya soal stunting pada anak usia 0-2 tahun, namun anak juga bisa mengalami masalah proses kerja otak yang lemah bila asupan mereka tidak terpenuhi dengan baik.
Ia pun mengingatkan agar para orang tua mengajarkan anak agar tidak melewatkan makan pagi. Ketika anak melewatkan jadwal makan mereka, maka ia pun akan mengalami masalah dalam hal perkembangan otaknya. "Asupan gizi makro ini penting sekali karena langsung dipakai tubuh dan otak sebagai energi untuk aktivitas, berpikir, bermain, dan belajar, jadi kalau memang makan tidak cukup makan energinya juga tidak tersedia untuk belajar dan bermain di sekolah," katanya.
Pilihan Editor: Ekonom Sebut Makan Bergizi Gratis Bisa Saja Sebabkan Inflasi Harga Pangan