TEMPO.CO, Jakarta- Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa udara berpolusi tidak baik bagi kesehatan. Namun bagi ibu hamil, bahayanya bisa berlipat.
Dikutip dari Telegraph, Kamis, 7 Februari 2013, penelitian terbaru dari Universitas Newcastle menyebutkan bahwa ibu hamil yang menghirup udara berpolusi berat memiliki resiko lebih besar melahirkan bayi dengan berat kurang dari 2,5 kilogram. Bayi dengan bobot tersebut lebih rentan terkena penyakit kronis, bahkan bisa meninggal sebelum dilahirkan.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Environmental Health Perspectives Journal ini mengkomparasi tiga juta kelahiran yang terjadi di beberapa negara. Kesimpulannya, setiap kenaikan 20 unit partikel halus yang terkandung di udara, rata-rata bayi yang dilahirkan akan turun bobotnya sebesar 9 gram.
Partikel mikroskopis ini, ukurannya lima kali lebih kecil dari tebal rabut manusia. Polusi udara memiliki pengaruh kuat, diduga karena partikel di dalamnya susah dikeluarkan dari tubuh, karena ukurannya yang relatif besar dan banyak, serta memiliki beragam bahan kimia di dalamnya.
"Penelitian ini menunjukkan bahwa udara besih merupakan kebutuhan yang sangat penting dan tak tergantikan bagi calon bayi," kata Profesor Tanja Pless-Mulloli yang memimpin penelitian ini.
TELEGRAPH | RATNANING ASIH