4. Christine Hakim
Bintang film senior ini mengaku sangat mencintai batik dan menghargai sebagai kekayaan budaya. "Batik itu Indonesia. Dalam tugas keartisan yang saya lakukan di luar negeri say selalu mengenakan batik dan tanpa sungkan setiap ditanya, dengan bangga saya akan menjelaskan tentang batik," ujarnya. Ketika dia ikut melenggang di atas karpet merah dan menjadi juri di Festival Film Cannes, pemeran Tjut Nyak Dhien ini kepada aktris Sharon Stone dan Michelle Yeoh, yang sama-sama menjadi juri dengan sikap rendah hati membagi-bagikan batik. Yang lucu, cerita Christine sempat ditanya, “Are you a batik dealer?” tanya Sharon Stone saat itu setengah bercanda. Namun kemudian batik-batik yang dibawa Christine pun dipuji dan dikagumi. "Ini diplomasi batik yang selalu saya lakukan setiap ke luar negeri," ujarnya.
5. Asmoro Damais, kolektor, pecinta dan pengamat batik
Menurut Asmoro, "Dari sisi teknik, Batik universal. Di Indonesia menjadi adi karya." Dia menegaskan, masing-masing negara berbeda teknik membatiknya. Tetapi di Indonesia paling rumit dalam teknik membatik. Perempuan berdarah Perancis ini menuturkan teknik membatik Indonesia ada yang menggunakan tretmen Ketel seperti di Jawa Tengah. Ketel sebuah teknik merendam kain dengan air yang dicampur minyak kacang. Tujuannya, menghilangkan kanji serta merapatkan serat-serat.
6. Nelson Mandela
Bapak Bangsa Afrika Selatan ini pertama kali mengenal batik Indonesia pada tahun 1990, beberapa bulan setelah dia keluar dari penjara di Pulau Roben. Sebagai presiden Kongres Afrika Selatan, Mandela atau yang akrab dipanggil Madiba, mengadakan perjalanan pertama ke Asia, termasuk ke Indonesia. Dan sata itulah langsung jatuh cinta ketika menerima cenderamata batik. Sejak itu, setiap Mandela berkunjung ke Indonesia selalu mengenakan batik. Sebagian besar kemeja batik yang dikenakan Mandela merupakan rancangan mendiang Iwan Tirta dengan motif parang besar.
"Mandela figur atau sosok yang ketokohanya sangat kuat dan pas dengan koleksi batik saya. Dia tak hanya terlihat menarik, tapi kharisma perjuangannya semakin terpancar dengan mengenakan batik," kata Iwan Tirta dalam satu kesempatan di akhir tahun 90an ketika memberikan batik untuk Nelson Mandela.
7. Mme. Noor Sabah Traavik, istri Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, H.E.Mr Stig Traavik
Dalam sebuah acara pertengahan tahun ini mengatakan batik adalah Indonesia. "Menjadi sebuah kehormatan rakyat Norwegia yang sudah sangat akrab mengenal batik dan mengajak semua para istri duta besar yang tergabung di Spouses Head of Mission (SOM) ini untuk mencintai karya indah Indonesia ini," ujarnya.
8. Renske Heringa Perempuan, Peneliti independen dari Unviersitas Leiden, Belanda
Perempuan setengah baya ini meneliti batik di Indonesia sejak 1970. Bahkan untuk batik gedog Tuban, Heringa boleh disebut pemberi inspirasi yang membangkitkan kembali semangat batik Tuban hingga naik kelas ke pentas dunia. Menurutnya, Batik Tuban tercatat sebagai salah satu batik pesisiran yang mempunyai warna beragam. "Batik Tuban mirip batik Cirebon. Kemiripan ini terlihat pada pencelupan warna merah dan biru," ujar dia.
Bagi Heringa, Batik Gedog salah satu batik khas Tuban boleh dibilang batik yang hampir punah. Karena, saat ini orang sudah tidak suka lagi memintal benang. Warga Desa Kampung Kedungrejo, Kerek, Kabupaten Tuban, tempat batik itu berasal, sudah tak membatik lagi. Kalaupun ada, hanya untuk mengisi waktu luang atau pekerjaan sampingan. “Pembuatannya memang rumit. Bukan sekadar membatik dengan lilin atau malam, tapi juga ada pemintalan atau menenun,” kata Heringa.
HADRIANI P
Berita Terpopuler
Solo Tuan Rumah Pertemuan Toilet Internasional
Mike Muliadro Ingin Anak Muda Lebih Peduli Batik
Sukses Berhenti Merokok dengan Sosial Media
Hypnogym Gabungkan Tubuh, Pikiran Dan Nutrisi