Yang paling mencolok mata adalah interior ruang baca. Satu sisi ruangan ini ditutup oleh rak buku tinggi berwarna putih. Sisi lainnya adalah deretan loker berwarna gradasi, dari merah bata hingga kuning neon. Adapun pada sisi yang berhadapan dengan loker adalah tempat duduk kayu berundak mirip amfiteater. Agar pegawai merasa lebih nyaman, pada tempat duduk itu diletakkan kasur dan bantal.
Menurut Cello, tampilan yang segar dan penuh warna seperti pelangi ini adalah keinginan pemilik gereja. "Mereka ingin kantor yang fun dan enggak kaku. Harapannya, agar staf dan tamu yang datang nyaman dan betah berlama-lama di sana," ujar arsitek yang juga menggarap desain kafe Convivium ini.
Sehari-hari, kantor gereja JPC tak hanya dipakai bekerja staf dan manajer, tapi juga digunakan untuk menggelar sejumlah rapat. Itu sebabnya di kantor ini terdapat delapan ruang pertemuan yang masing-masing memiliki atap segitiga. Kantor ini seperti rumah di dalam rumah.
Banyaknya ruangan itu diakali Cello dengan dua taktik, yakni meniadakan sekat dan memasang sekat kaca. "Selain untuk kesan lapang, kami membuat banyak ruang terbuka agar interaksi staf dan direksi lebih cair," ujar Cello.
Gaya masing-masing ruang pertemuan itu dirancang berbeda. Dua ruangan yang berada di samping kanan lobi bergaya kasual dengan penggunaan sofa biru turquoise. Sofa itu disangga kursi kayu cokelat yang dilengkapi roda, sehingga mudah dipindahkan jika ruangan itu suatu ketika dialihfungsikan.
Sedangkan ruang pertemuan lain bergaya lebih serius serta banyak memadukan unsur kaca dan kayu. Yang membuat unik ruang rapat ini adalah gambar peta dunia pada dinding kacanya. (baca juga: Ayo Desain Ruang Bermain Anak)
Tak kalah menarik, ada dapur sekaligus minibar kantor. Sementara kebanyakan dapur disembunyikan di bagian belakang rumah karena berantakan, di sini dapur justru dipamerkan di depan, tepat di samping lobi. Begitu masuk ke dapur, kita akan menjumpai taman kecil yang diisi belasan pot mungil berisi tanaman hijau yang berjajar di dalam rak gantung biru tua. Bagaimana tak merasa betah bekerja di kantor ini.
ISMA SAVITRI
Terpopuler:
Menangkal Kanker dengan Teh Hijau Lokal
Kenali Gangguan Ruam Bayi Anda
Sepanjang 2014, Kejahatan Terhadap Anak Meningkat
Obat Tulang, Tekan Risiko Kanker
Masakan Rumahan di Galeri Seni Kolonial