Cegah Pintas Menjemput Alam Baka  

Reporter

Editor

Senin, 21 Desember 2009 08:34 WIB

www.sxc.hu

TEMPO Interaktif, Dalam beberapa pekan terakhir, Jakarta ramai dengan meningkatnya kasus bunuh diri. Lima orang bunuh diri dalam rentang waktu tak sampai sebulan. Depresi diduga menjadi motif kuat di balik tindakan nekat ini.
Masalah keluarga, ekonomi, serta kesibukan kota yang serba cepat dan padat membuat penduduknya rentan mengalami depresi. Depresi ringan ditandai dengan gejala sulit tidur (insomnia) dan merasa terisolasi dari lingkungan sekitar. Bila dibiarkan berlarut-larut, pengidap depresi mulai berpikir untuk mengakhiri hidupnya.

Hal ini yang terjadi pada Ice Juniar, 24 tahun. Sebelum nekat mengambil jalan pintas meloncat dari lantai 5 Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta, awal Desember lalu, perempuan asal Palembang ini mengalami insomnia dalam jangka waktu lama.

Menurut Dr Mark Rosenblum, psikolog sekaligus Director of the Minnesota Sleep Institute Insomnia Program, sulit tidur mengakibatkan rendahnya kualitas hidup dan perasaan terisolasi. Dua faktor itu yang memicu depresi. "Ketika sulit tidur, pikiran akan melayang. Kadang-kadang pikiran negatif akan muncul dan menyebabkan depresi," katanya.

Di Amerika Serikat, satu dari tiga orang dewasa mengalami insomnia. "Kebanyakan perempuan," ujar Rosenblum. Penelitian lain di Indonesia menyebutkan, 35 persen penduduk mengalami gangguan sulit tidur.
Tidur malam dalam waktu yang cukup, 7-9 jam, mutlak diperlukan. Kurang tidur atau tidur terganggu dapat memicu ketegangan fisik dan psikologis berupa gangguan konsentrasi, kehilangan motivasi, hipertensi, serta fatigue (lelah fisik).

Stres, mendapat berita buruk, dan merasa gagal sering menjadi penyebab timbulnya insomnia kronis. Lingkungan yang bising, seperti lingkungan lintasan pesawat, lintasan kereta api, pabrik, atau bahkan televisi tetangga, juga dapat menjadi faktor penyebab susah tidur. Mengkonsumsi alkohol, rokok, kopi, dan obat penurun berat badan, serta jam kerja yang tidak teratur pun berperan menyebabkan insomnia.

Advertising
Advertising

Memang tidak semua penderita insomnia mengalami depresi, tetapi insomnia memang merupakan gejala utama depresi. Dokter biasanya akan memberikan pil tidur untuk mengobati insomnia, seperti Ambien, Lunesta, Restoril, atau Sonata.
Namun, dengan membangun kebiasaan tidur yang baik, gejala sulit tidur dapat diatasi secara alami, misalnya menggunakan lampu tidak terlalu terang, tidak ada bunyi berisik, mandi air hangat sebelum tidur, tidak tidur saat lapar, dan mengatur suhu kamar dalam temperatur yang nyaman. Meditasi, yoga, membaca buku, serta mendengarkan musik juga bisa membuat pikiran tenang sebelum tidur.

Olahraga yang cukup dan makanan yang bergizi turut berperan mengatasi insomnia. Kekurangan magnesium dan kalsium bisa menyebabkan sulit tidur. Adapun mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah besar dapat membuat kantuk. Karbohidrat dapat memacu pengeluaran serotin, neurotransmitter otak yang dapat merangsang rasa kantuk. Para peneliti juga merekomendasikan pengidap insomnia makan malam dengan kacang-kacangan, selada, ikan atau daging ayam, serta susu dan madu, yang membantu pengeluaran serotonin.

Bila Depresi Mulai Terjadi

Tak ada salahnya mengistirahatkan fisik dan mental dengan mengambil cuti atau menjauhkan diri sejenak dari lingkungan penyebab depresi. Bisa juga melakukan olahraga yang membuat pikiran rileks atau pelesiran wisata bersama keluarga.
Makanan bergizi juga membantu menyembuhkan depresi.

Apalagi hampir semua makanan antidepresi rasanya enak, seperti cokelat, es krim, susu hangat, teh chamomile, pisang, alpukat, kismis, dan sayuran hijau yang segar. Hmmm!

Cokelat mampu merangsang keluarnya endorphin, zat yang meningkatkan rasa gembira dan mengurangi stres. Kalsium dan magnesium yang terkandung dalam es krim, kismis, avokad, pisang, serta susu dapat menenangkan, mengurangi ketegangan otot, menurunkan tekanan darah, memperbaiki tidur, dan membantu relaksasi. Sedangkan sayuran hijau yang kaya vitamin B mengandung serotonin dan dopamin.

Bila cara ini tak kunjung efektif, konsultasi ke psikolog atau lakukan pendekatan spiritual. Namun pada dasarnya, penerimaan kekurangan dan kegagalan diri serta terus berpikiran positif adalah obat paling ampuh. Dukungan keluarga dan pendampingan tak kalah penting dalam proses penyembuhan depresi.

Berbagai Sumber l Amandra Mustika M

Berita terkait

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

2 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

18 Februari 2024

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.

Baca Selengkapnya

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

17 Februari 2024

Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

16 Februari 2024

Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

Jangan menuntut ODGJ yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Ini yang perlu dipahami keluarga pasien.

Baca Selengkapnya

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

14 Februari 2024

Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

Apa saja layanan psikologis yang disediakan sejumlah rumah sakit melayani para caleg stres dan depresi akibat gagal dalam Pileg 2024?

Baca Selengkapnya

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

13 Februari 2024

Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

Psikiater menuturkan gangguan mental setelah Pemilu 2024 dapat memperparah kondisi pemilik komorbid. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

8 Februari 2024

Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

Menjelang Pemilu 2024, beberapa kota termasuk DKI Jakarta dan Cianjur sediakan layanan kesehatan jiwa bagi caleg stres karena gagal terpilih.

Baca Selengkapnya

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

8 Februari 2024

RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

Dinkes DKI Jakarta mengantisipasi penanganan caleg alami gangguan jiwa pasca Pemilu 2024, rujukan di RSKD Duren Sawit.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

6 Februari 2024

Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan Polres Fakfak masih menyelidiki kasus mayat dalam kontainer ini soal bagaimana korban masuk ke peti kemas.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU: Orang dengan Gangguan Jiwa Dapat Hak Pilih

21 Desember 2023

Ketua KPU: Orang dengan Gangguan Jiwa Dapat Hak Pilih

Ketua KPU Hasyim Asy'ari menjelaskan teknis keterlibatan masyarakat dalam Pemilu 2024, khususnya pemilih yang ODGJ.

Baca Selengkapnya