Pesta Batik di Tengah Pasar

Reporter

Editor

Senin, 28 Juni 2010 11:51 WIB

TEMPO Interaktif, Catwalk hadir di tengah pasar. Belasan perancang busana memamerkan karya yang diperagakan oleh para model pada 22-24 Juni lalu. Ada beragam rancangan yang dipertunjukkan dalam Solo Batik Fashion itu. Yang pasti, ada satu hal yang ingin ditekankan: menghapus citra batik sebagai pakaian formal dan hanya pantas untuk orang tua.

Para perancang ingin menonjolkan bahwa batik merupakan sebuah corak yang luwes dan dapat dipadukan dengan berbagai busana. Beberapa rancangan juga menunjukkan bahwa batik sangat cocok untuk digunakan oleh anak remaja. Batik bisa pula dikenakan sebagai busana sehari-hari, seperti pakaian kerja, pakaian santai, hingga busana pengantin bergaya Eropa.

Perancang Djongko Rahardjo, misalnya. Ia menampilkan busana batik dengan tema "From The Beginning". Dia menggunakan corak batik berwarna biru, putih, dan soga, yang merupakan warna-warna batik masa lampau. Djongko adalah salah satu desainer yang merancang gaun untuk Dayana Mendoza, Miss Universe 2008, ketika berkunjung ke Prambanan.

Kebanyakan rancangan Djongko yang diperagakan adalah pakaian casual chick. Meski menggunakan bahan dasar tradisional, pakaian itu tetap stylish dan menunjukkan karakter masyarakat urban. Rancangan yang dibawakan delapan model itu terlihat bersih dengan dominasi warna biru dan putih, yang merupakan warna dasar batik.

Namun ia juga menampilkan beberapa model yang menggunakan batik warna-warni. Menurut Djongko, warna batik modern ditampilkan untuk perbandingan antara warna corak klasik dan warna modern. Jadi, meski menggunakan warna klasik, corak rancangannya termasuk bergaya kontemporer. Hal itu terlihat dari motif flora yang beragam. Corak batik tulis itu dituangkan dalam selembar kain sutra.

Advertising
Advertising

Tidak mudah mewujudkan konsep From The Beginning ini. Djongko harus serius memburu batik dengan warna klasik itu. Pemburuan itu berujung pada sebuah gerai batik di Yogyakarta. "Itu pun hanya dapat beberapa potong," kata Djongko.
Perancang Joko Budi SSP bahkan terpaksa memesan batik khusus untuk karyanya yang bertema "The Legend of Rama-Shinta". Melalui karya itu, Joko ingin menggabungkan corak batik tradisional dengan corak kontemporer. Keseluruhannya menggunakan batik tulis halus dengan bahan dasar sutra.

Rancangan Joko dipenuhi berbagai ornamen megah. Demi membuat sebuah kisah Ramayana, Joko mengusung 29 model. Tokoh Rama, misalnya, selain mengenakan mahkota indah, menggunakan busur panah. Corak batik yang dikenakan sangat serasi dengan pakaian yang dikenakan Shinta. Joko mengatakan, September mendatang, rancangannya itu akan dipamerkan dalam sebuah kegiatan di Budapest, Hungaria.
Ini berbeda dengan Ira Kusumoasri. Perancang ini menampilkan pakaian dengan bahan-bahan after market.

Ira memilih batik tradisional dengan bahan sutra. "Kami ingin memperlihatkan bahwa corak tradisional, seperti parang, mampu tampil cantik," ujar Ira.
Masalah corak tidak menjadi persoalan dalam karyanya. Ira yakin sentuhan desainer busana mampu menciptakan rancangan cantik dengan corak apa pun. Melalui beberapa model, Ira memperlihatkan beberapa jenis pakaian yang eksotik. Beberapa di antaranya berupa pakaian kerja semiformal namun tetap eksotik. Dia juga memperagakan beberapa pakaian pesta dengan menggunakan corak batik tradisional.

Kegiatan Solo Batik Fashion ini adalah yang kedua kalinya digelar. Kegiatan pertama diadakan tahun lalu. Pemilihan pasar sebagai tempat peragaan dimaksudkan agar pergelaran itu bisa disaksikan secara dekat dan gratis oleh semua lapisan masyarakat, serta memprovokasi mereka untuk semakin mencintai batik. Panggung catwalk yang cukup megah pun menyatu dengan seluruh keindahan corak etnik arsitektur pasar. | AHMAD RAFIQ


Sekar Jagat Batik Carnival

Solo Batik Carnival melengkapi pesta batik di kota itu dalam waktu yang bersamaan. Menurut Art Director Solo Batik Carnival, Bambang Besur Suryono, acara itu terinspirasi oleh karnaval tahunan di Rio de Janeiro, Brasil. "Penggagas Jember Fashion Carnaval, Dynand Fariz, juga banyak membantu kami dalam membuat konsep," kata Bambang.

Karnaval yang digelar pada 23 Juni lalu itu mengambil rute sepanjang sekitar tiga kilometer. Untuk event ketiga kalinya ini, seluruh peserta diwajibkan menggunakan bahan dasar batik bermotif Sekar Jagat. Motif itu dinilai cukup cantik lantaran menggambarkan corak bunga yang warna-warni. Melalui kegiatan ini, Bambang ingin menyisipkan pesan moral kepada masyarakat dalam usaha pelestarian lingkungan.

Baik Solo Batik Carnival maupun Solo Batik Fashion digelar saat Asia-Pacific Ministerial Conference on Housing and Urban Development 3rd diselenggarakan di Surakarta yang dihadiri ratusan delegasi dari 30 negara, dan 17 di antaranya adalah menteri dari berbagai negara. Mereka diajak menyaksikan Solo Batik Fashion. Bahkan mereka berada di tengah peserta Solo Batik Carnival dengan menumpang kereta kencana. | AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

4 jam lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

2 hari lalu

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

9 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee

Baca Selengkapnya

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

17 hari lalu

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

22 hari lalu

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion

Baca Selengkapnya

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

26 hari lalu

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

37 hari lalu

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.

Baca Selengkapnya

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

54 hari lalu

Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.

Baca Selengkapnya

IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

6 Februari 2024

IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

IDFES 2024 yang pertama di Indonesia ini bertema "Revolusi Fashion Lokal" yang akan menjadi creative hub untuk mendorong inspirasi.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

5 Februari 2024

Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

Anies Baswedan kembali tampil konsisten dengan gaya formal hingga debat capres kelima yang diadakan KPU. Pengamat mode kaitkan dengan kode.

Baca Selengkapnya