"Saya ingin berbagi kisah panggung karya selama tiga dasawarsa. Sebuah momen khusus dan istimewa yang melengkapi kecintaan saya pada dunia ini. I love fashion with my passion," tutur Ghea dengan nada haru saat dihubungi di belakang panggung seusai peragaan.
Dia pun menuturkan, peragaan istimewa kali ini memuat pengalaman hidup penuh warna seorang Ghea, yang tak kenal lelah untuk selalu menggali dan mengeksplorasi kebudayaan Indonesia, khususnya di bidang seni tenun. Dia mengibaratkan dirinya seperti seorang seniman di bidangnya, yang menyajikan panggung karya atau pentas ke seluruh Indonesia hingga mancanegara. Bentuk kecintaannya terhadap tekstil dan kebudayaan Indonesia disajikan melalui aneka karya yang mempesona. Di tangannya, kain Nusantara tempo dulu dihadirkan kembali dalam napas kekinian.
"Tribute to textile and Indonesian heritage. Reinventing heritage, saya mengemas gaya masa kini, eranya 2000-an, pada kain dan motif-motif lama," ujarnya bersemangat sambil sibuk menyalami tamu yang mendatanginya. Beberapa perancang, seperti Sebastian Gunawan, Biyan Wanaatmadja, dan Ari Seputra, memberikan pelukan erat, berbagi kebahagiaan dan ucapan selamat. "Malam ini Ghea two thumbs!" bisik Biyan kepada Tempo. "Dia aset dan investasi the best dalam panggung mode Tanah Air," katanya melanjutkan.
Memang, Ghea menyuguhkan retrospeksi serangkaian karya yang pernah ditampilkan. Dengan kreatif, inovatif, cerdas, dan lugas, dia menyampaikan sebuah cerita serta tema di dalamnya tentang textile story. Dia membagi proses penceritaan ini menjadi empat sekuel, yakni Bohemian, Gypsy Traveling, Spirituality, dan Indonesian Heritage, Untukmu Indonesiaku.
Pada Bohemian, perancang kelahiran Rotterdam tahun 1955 ini banyak bermain dengan manik-manik dan warna. Dia menyerap inspirasi para pemusik The Beatles dan Rolling Stone pada 1980-an. "Banyak yang bilang debut pertama saya menyajikan karya Bohemian dan meneriakkan semangat gaya hidup hippies dalam tafsir positif sebagai seruan semangat kebebasan," ujarnya. Diiringi lagu rock dari Setiawan Djody, kain jumputan pun disulap menjadi busana ala gypsy, mulai celana flare, sepatu clog, sampai ikat kepala ala 1970-an.
Babak kedua sebuah persembahan Ghea untuk teman-teman Boho di Bali dan Maroko yang hobi traveling. Dia menampilkan busana yang cenderung cross culture dengan memakai kain tenun NTT yang berwarna-warni menjadi aksen utama untuk menghidupkan tampilan Egypt yang serba hitam. Karya Ghea dimiliki selebritas dunia, seperti Cindy Crawford, Julia Roberts, dan Mick Jagger.
Sementara itu, babak Spirituality menjadi bagian terpenting dalam hidupnya. Ghea mengungkapkan rasa syukur, berkomunikasi dengan Yang Maha Kuasa, penuh peace and love, apa pun agamanya. Malam itu, ketika pemutaran film dan testimoni perjalanan karyanya ditayangkan di layar besar panggung, tak henti-hentinya Ghea mengangkat kedua jari sambil menempelkan ke bibir pertanda salam cinta perdamaian.
Indonesian Heritage adalah mempersembahkan karya untuk semua yang dicintai dari Indonesia, terutama sulaman dan songket. Pada bagian aneka gaun berpotongan longgar yang terbuat dari bahan sifon, beskap Keraton modern berbahan velvet, dengan detail tumpal yang menggambarkan jelas keanekaragaman budaya Nusantara. Ghea mensyukuri setiap hari masih eksis bisa mendapatkan ragam inspirasi dari mana pun. "For other, fashion is glamour, but actually it's hard work nonstop," ucapnya.
Pada bagian penutup, Ghea tampil di atas panggung menyertakan dua putri kembarnya, Janna dan Amanda, yang kini mengikuti jejaknya. Di deretan para model tampak pula Baby Janina, cucu Ghea. Lalu Wulan Guritno beserta buah hati dan para model menggendong beberapa bayi lucu. Penampilan ini berkaitan dengan peluncuran kembali Ghea Kids, yang sempat eksis pada 1980-an.
Malam itu pun Ghea menyertakan para modelnya di zaman lawas, seperti Sarita, Wiwid, dan Vera Kinan. Sederet selebritas Ibu Kota, yang merupakan pencinta dan penggemarnya, menikmati peragaan ini. Ada Eno Sigit, Gendis Trihatmodjo, Aida Nurmala, Regy Lawalata, Shelomita, Moza Paramitha, Ina Thomas, dan Tracy Trinita.
Pengamat mode, Muara Bagja, mengatakan aksi panggung 30 tahun menjadi ensiklopedi dan dedikasi Ghea, yang selalu berkutat pada tenun, etnik, dan klasik, yang dikemas menjadi sesuatu yang modis dan fleksibel pada kekinian. "Kepiawaian Ghea mampu memindahkan sisi tradisional menjadi gaya bisa diaplikasikan dengan situasi modern seperti sekarang. Kekuatan Ghea pada tenun Indonesia dengan berani memberikan ragam pilihan, seperti jumputan, motif grinsing Bali, beludru Keraton, dan motif Buddha." HADRIANI P/AQIDA S/AMANDRA MM
Berita terkait
Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang
2 jam lalu
Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.
Baca SelengkapnyaTampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian
2 hari lalu
Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.
Baca SelengkapnyaTampil Kasual dengan Baju Flanel
9 hari lalu
Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee
Baca SelengkapnyaGaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini
17 hari lalu
Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.
Baca SelengkapnyaKolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?
22 hari lalu
Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion
Baca SelengkapnyaSejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran
26 hari lalu
Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaRamadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
37 hari lalu
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.
Baca SelengkapnyaTiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana
54 hari lalu
Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.
Baca SelengkapnyaIDFES2024: Revolusi Fashion Lokal
6 Februari 2024
IDFES 2024 yang pertama di Indonesia ini bertema "Revolusi Fashion Lokal" yang akan menjadi creative hub untuk mendorong inspirasi.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini
5 Februari 2024
Anies Baswedan kembali tampil konsisten dengan gaya formal hingga debat capres kelima yang diadakan KPU. Pengamat mode kaitkan dengan kode.
Baca Selengkapnya