Kematian Ibu Akibat Persalinan Masih Tinggi  

Reporter

Editor

Kamis, 13 Oktober 2011 14:29 WIB

sxc.hu

TEMPO Interaktif, Surakarta - Kementerian Kesehatan melansir data hasil survei riset kesehatan dasar 2010 yang menyatakan angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, yaitu mencapai 390 per 100 ribu kelahiran hidup. Direktur Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan, Ina Hernawati, mengatakan pemerintah menargetkan pada 2015 angka di atas turun menjadi 102 kematian setiap 100 ribu kelahiran hidup.

“Tapi kalau kondisi persalinan masih seperti sekarang, targetnya bisa meleset menjadi hanya 161 per 100 ribu kelahiran hidup,” jelas Ina saat menjadi pembicara dalam materi Jaminan Persalinan di Rapat Kerja Nasional Ikatan Bidan Indonesia di Surakarta, hari ini, Kamis, 13 Oktober 2011.

Menurutnya, agar target di atas tercapai, maka cakupan persalinan di Indonesia harus mencapai 90 persen. Saat ini angka cakupan persalinan baru 82,8 persen. Dia mengatakan ada beberapa daerah yang sudah tercakup semuanya, seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, dan Kepulauan Riau. Namun, ada juga yang cakupan persalinannya di bawah 30 persen, seperti di Maluku, Maluku Utara, dan Sulawesi Tengah.

Ina menyebut selama ini dukun bayi masih berperan untuk proses persalinan di beberapa daerah karena bidan dan dokter belum bisa menjangkau ke daerah tersebut. “Karenanya, kami berupaya menjalin kemitraan dengan dukun bayi agar mereka juga memahami proses persalinan yang benar. Saat ini dari 114.290 dukun bayi, 70.783 orang di antaranya sudah mau bermitra,” katanya.

Selain itu, dia mendorong para ibu untuk memanfaatkan program Jaminan Persalinan (Jampersal). Tahun ini pemerintah menganggarkan Rp 922,7 miliar untuk 2,8 juta ibu. Dengan Jampersal, ucapnya, maka proses persalinan dan setelah melahirkan menjadi lebih terpantau sehingga mengurangi risiko ibu meninggal.

Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia, Harni Koesno, mengakui bahwa bidan tidak bisa menjangkau seluruh masyarakat, utamanya di daerah terpencil. Karenanya, tidak heran jika ada persalinan yang hanya ditangani oleh dukun bayi.

“Saat ini jumlah bidan baru sekitar 200 ribu. Itupun sebagian besar ada di Jawa dan Sumatra,” katanya dalam kesempatan yang sama. Pihaknya siap menjalin kemitraan dengan para dukun bayi agar bisa menggantikan sementara peran bidan.

UKKY PRIMARTANTYO

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

5 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

5 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

15 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

32 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

33 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

52 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Soroti Isu Stunting, Anak Putus Sekolah juga Kematian Ibu dan Bayi

55 hari lalu

Bamsoet Soroti Isu Stunting, Anak Putus Sekolah juga Kematian Ibu dan Bayi

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengatakan, negara harus memberi perhatian lebih kepada masyarakat yang lemah dan berkekurangan, dengan berpijak pada data-data resmi tentang stunting, anak putus sekolah, hingga kematian ibu dan bayi.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut

Baca Selengkapnya