Agar Gizi Buruk Tak Jadi Alasan Hilangnya Generasi

Reporter

Editor

Selasa, 25 Oktober 2011 04:05 WIB

ANTARA

TEMPO Interaktif,:- Rida, mahasiswi Akademi Gizi Poltekes Jakarta, sesekali mengusap keringat di keningnya. Namun panas lembab udara Desa Jungkat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak, Propinsi Pontianak Kalimantan Barat tak cukup mengendurkan semangatnya saat melakukan tugasnya, pekan lalu.

Ia bahkan terlihat cukup sabar saat mengukur, menimbang dan memeriksa Tiara, salah satu balita di desa itu yang menjadi sampel penelitiannya. Sesekali Rida tampak membujuk Tiara yang kadang tampak malu-malu menggelayut pda ibundanya. "Senang-senang saja kok, karena ibu-ibu kader Posyandu di sini sangat membantu," kata perempuan berkerudung ini.

Rida dan empat periset lain adalah tim peneliti untuk riset tentang kondisi gizi anak Indonesia, Studi South East Asia Nutrition Survey (SEANUTS) yang diprakarsai oleh Frisian Flag Indonesia. Sesuai namanya penelitian ini tak hanya di Indonesia, tapi serentak juga di Malaysia, Thailand dan Vietnam.




Memang bicara soal kondisi kesehatan Indonesia sudah punya data dari Riset Kesehatan Dasar 2007 dan 2011. Riset itu hanya berdasarkan antopometri saja. Belum lagi masih bercampur dengan soal sanitasi, penyakit menular dan tidak menular dan sebagainya, kata Kepala Riset Persatuan Ahli Gizi Indonesia, dokter Sandjaya.

Penelitian antopometri, mengukur seperti berat badan, tinggi badan, tinggi badan dalam posisi duduk, lingkar lengan tengah atas, lingkar kelapa, ketebalan kulit luar, dan sebagainya.

Sementara SEANUTS, menurut ahli gizi itu, lebih komprehensif dan terkonsentrasi pada anak-anak usia 6 bulan sampai 12 tahun. Seperti identifikasi tingkat konsentrasi serum lipid dan serum mikronutrien termasuk zat besi, vitamin B12 A dan D.



Juga diteliti pola asupan makanan, aktifitas fisik, kepadatan dan kematangan tulang, pertumbuhan, fungsi kognitif, dan kekurangan konsumsi.
Semua anak juga menjalani tes darah untuk mengukur status zat besi, kadar vitamin B, A, dan D, lipid dan analisa DHA atau asam lemak,kata dokter Sandjaya.

Ditiap negara SEANUTS bermitra dengan lembaga independen setempat. Menurut Corporate Research and Development Manager Frisian Flag Victoria Valentina, ada kecenderungan usaha memerangi masalah gizi menghadapi beban ganda. Mulai dari soal kekurangan zat gizi makro seperti pada kekurangan energy protein dan kekurangan mikronutrien seperti vitamin A, yodium, dan zat besi. Namun, di sisi lain, terjadi peningkatan kasus gizi berlebih.

Gizi kurang atau buruk, menurut dokter Sandjaya pasti akan mempengaruhi tingkat intelegensia anak. Pada anak gizi buruk kecerdasan bisa turun dan hingga 11-13 poin dan tak bisa dikembalikan lagi,katanya. Diperkirakan 2-3 persen anak Indonesia, mengalami masalah tersebut. Bisa diperkirakan kita akan bisa mengalami lost generation,ujar Sandjaya.

Riset kesehatan dasar 2010 menyebut, ada 17,9 persen anak balita Indonesia mengalami gizi kurang atau gizi buruk. Sementara anak gemuk ada 14 persen. Secara nasional jumlah anak yang mengalami pendek tertinggi terjadi pada usia 6-12 tahun, yaitu 35,8 persen.



"Pemerintah bukan tidak tahu, survei sudah dilakukan, tapi ada celah yang masih ada,kata Sandjaya. Nah, riset SEANUTS berusaha memperoleh pengetahuan bukan hanya status gizi anak-anak tapi juga pola makan. Periset di Pusat Penelitian Pengembangan Gizi Bogor ini yakin bahwa status gizi anak juga berkaitan dengan perilaku dan status sosial ekonomi keluarga.


I UTAMI WIDOWATI

Advertising
Advertising

Berita terkait

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?

Baca Selengkapnya

8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.

Baca Selengkapnya

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim

Baca Selengkapnya

Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.

Baca Selengkapnya

Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.

Baca Selengkapnya

Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.

Baca Selengkapnya

Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi

Baca Selengkapnya

Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.

Baca Selengkapnya

Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.

Baca Selengkapnya

Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.

Baca Selengkapnya