Kenali Gejala Sesak Napas pada Anak

Reporter

Senin, 22 Oktober 2012 19:13 WIB

Ilustrasi. goodtoknow.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Sesak napas merupakan salah satu keadaan gawat yang dapat mengancam jiwa. Sesak napas dapat terjadi tiba-tiba atau merupakan kondisi lanjutan dari perjalanan penyakit yang memberatkan. Sesak napas juga dapat disebabkan oleh gangguan pada paru dan saluran napas.

“Tapi dapat juga disebabkan oleh kelainan jantung, darah, dan organ lainnya, misalnya ginjal,” ujar Spesialis Kesehatan Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Nastiti Kaswandani, dalam lokakarya Emergency Fair and Festival (E-FAST), di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Sabtu, 20 Oktober 2012..

Sesak napas atau dyspnea, yang pada umumnya muncul secara mendadak, merupakan gejala penyakit yang membutuhkan perhatian dokter. Sesak napas dapat disebabkan oleh beberapa penyakit, seperti asma, penggumpalan darah pada paru-paru, sampai pneumonia. Sesak napas juga dapat disebabkan kehamilan.

Perasaan itu sendiri merupakan hasil dari kombinasi impuls (rangsangan) ke otak dari saraf yang berakhir di paru-paru, tulang iga, otot dada, atau diafragma, ditambah dengan persepsi dan interpretasi pasien. Pada beberapa kasus, sesak napas diperhebat kegelisahan memikirkan penyebabnya.

Keadaan sesak napas ini menjadi lebih kompleks bila yang mengalami adalah anak-anak. Sebab, anak-anak, terutama balita, belum mampu menunjukkan kepada lingkungan sekitarnya bila mereka mengalami sesak napas. “Karena itu, orang tua harus mengenal gejala sesak napas pada anak,” kata Nastiti.

Menurut Nastiti, gejala dan tanda anak mengalami sesak napas adalah anak merasa gelisah, frekuensi napas lebih cepat dari biasanya, tampak tarikan pada dinding bawah, bibir tampak kebiruan, disertai suara napas tambahan seperti mengorok. “Bila sudah parah, kesadaran menurun, kejang, dan biru,” kata Nastiti.

Mendeteksi dini tanda-tanda sesak napas ini dapat dilakukan orang tua dengan cara menghitung kecepatan napas anak, mendengarkan suara napas tambahan, melihat kulit dan bibir anak, serta melihat tarikan napas pada dada anak. “Sebaiknya dilihat apakah dadanya menjadi lebih cekung atau tidak,” ujar Nastiti.

Lalu bagaimana cara memberikan pertolongan pertama bila bayi Anda sesak napas? Pertama, segeralah mencari tempat senyaman mungkin. Bila perlu bawa anak Anda ke tempat tidur atau di ruangn mana pun, yang dapat membuat bayi Anda beristirahat dengan tenang.

Kedua, segera posisikan bayi Anda dengan keadaan duduk atau setengah duduk. Bila perlu sandarkan bayi Anda ke bantal. Namun, jangan pernah memposisikan bayi Anda yang sesak napas dengan posisi tidur. Karena tidur justru dapat menyumbat saluran pernapasan bayi.

Ketiga, jangan pernah merasa panik. Bila perlu ajaklah anak Anda berbicara untuk menenangkannya. Atau, bisa juga dengan memberinya air minum hangat untuk menenangkannya. Sehingga ia menjadi terhibur dan segera pulih.

Keempat, longgarkan pakaiannya, supaya anak tidak merasa sesak. Kemudian, pijitlah daerah syaraf paru-paru yang terletak di atas jempol kaki, atau lebih tepatnya di antara jempol dan jari telunjuk kaki. Namun, cara memijitnya harus dengan pelan-pelan. Jika hal ini tidak membuat kondisi bayi anda menjadi lebih baik, segeralah bawa ke dokter untuk mendapatkan pertolongan yang lebih baik.

CHETA NILAWATY

Berita Terpopuler:
Basuki: Kami Tidak Keteteran Hadiri Acara
Surya Paloh dan Edwin Rebutan Gunung Emas

Pengamat Sarankan Jokowi Delegasikan Wewenangnya

Penambang Liar Berebut Emas dengan Surya Paloh

Jokowi Dapat ''Lampu Hijau'' Bangun Kampung Susun

Berita terkait

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?

Baca Selengkapnya

8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.

Baca Selengkapnya

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim

Baca Selengkapnya

Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.

Baca Selengkapnya

Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.

Baca Selengkapnya

Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.

Baca Selengkapnya

Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi

Baca Selengkapnya

Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.

Baca Selengkapnya

Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.

Baca Selengkapnya

Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.

Baca Selengkapnya