TEMPO.CO , Bandung: Belasan orang bersenapan mengepung sebuah rumah. Misinya pembebasan seorang sandera yang disekap musuh. Setelah mengendap-endap dan merapat ke dinding luar, satu per satu masuk dengan cara mengagetkan. Musuh angkat tangan sebelum isi senjata terlontar. Tawanan berhasil dibebaskan.
Kisah peperangan nyata itu hanyalah beberapa skenario permainan komunitas Bandung Extraordinary Airsofter alias Bantai. Tiap Ahad dari pukul 8 pagi hingga 6 petang, sekitar 20-25 anggotanya berkumpul dan main perang-perangan. Lokasinya kerap dilakukan di Cikole, Dago Pakar, dan Jatinangor yang bernuansa hutan.
"Kami ini suka perang-perangan tapi nggak mau jadi tentara,” kata Ketua Bantai, Dede Sudharmoko, 21 tahun, kepada Tempo. Meski memang, ada tiga orang anggota yang memang berprofesi sebagai tentara dan polisi. Selebihnya, sekitar 100 orang , merupakan pekerja kantoran, wiraswasta, pelajar SMA, dan mahasiswa.
Kelompok yang terbentuk dua tahun lalu itu bermula dari obrolan di media sosial Kaskus. Sekitar 30 orang, kata Dede, sepakat bertemu dan bermain perang-perangan di Cikole, Lembang. Istilah yang mereka pakai untuk peperangan itu skirmish atau perkelahian.
Walau memakai senjata mainan, mereka tak mengizinkan anak di bawah 17 tahun ikut, kecuali diizinkan orang tua. ”Kami tak memakai air gun yang dilarang, tapi airsoft gun,” ujar mahasiswa jurusan Hubungan Internasional Fisip Universitas Padjadjaran ini.
Dari tiga jenis airsoft gun, anggota yang semuanya pria itu mengkhususkan diri memakai jenis spring. Alat yang harus dikokang karena bermekanisme pegas itu dipilih karena harganya terjangkau dan rasa sakit akibat daya tembaknya terhitung lemah. ”Paling keras kalau kena tembakannya seperti dicubit atau digigit semut,” kata Dede.
Jenis lainnya berdasarkan tenaga penggeraknya ada yang memakai gas dan baterai untuk tipe elektrik dan bisa otomatis. Harganya lebih mahal dibanding spring. Jual beli senjata mainan itu tidak bisa mereka lakukan di toko biasa, melainkan lewat pemesanan online. Harganya per unit berkisar Rp 50 ribu hingga 400 ribu.
ANWAR SISWADI
Terpopuler:
Rokok Dilarang Cantumkan Merek di Australia
Ingin Hindari Flu? Berhentilah Sentuh Wajah
Jember Fashion Carnaval Akan Hadirkan 200 Talenta
Gas Plasma Mampu Membunuh Sel Kanker
Perang Pembebasan Sandra di Hutan Bandung
Awas Obesitas
Cara Bugar dengan Latihan Sirkuit
Menulis Bantu Otak Lansia Tetap Sehat
Benarkah Toilet Adalah Tempat Paling Kotor?
Mengenal 10 Gangguan pada Kaki