Tubuh Dibenci, Kepuasan Terhalangi

Reporter

Rabu, 6 Februari 2013 18:12 WIB

www.indofamily.net

TEMPO.CO, Amerika Serikat - Sering merasa tidak puas dengan bentuk atau keadaan tubuh sendiri? Hati-hati. Pasalnya, rasa tidak puas seperti itu dapat menjadi pemicu rusaknya kehidupan seks. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Sex Medicine edisi terbaru menyatakan, sering merasa tidak puas dengan bentuk tubuh sendiri disebut gangguan kognitif terhadap citra tubuh (body appearance cognitive distraction).

“Kekhawatiran akan bentuk tubuh dapat mengganggu dan mengurangi frekuensi serta kualitas hubungan seks,” ujar Justin Lehmiller, ahli seksologi dari Universitas Harvard, seperti yang dikutip dari situs berita CNN, Selasa lalu. “Orang-orang seperti ini biasanya enggan memulai hubungan seks dan memilih untuk mengurungkan niat dalam berhubungan,” Lehmiller menambahkan.

Pernyataan Lehmiller ini didukung sebuah penelitian aplikatif yang dilakukan oleh Fembido, produsen suplemen herbal, pada 2011. Dalam survei itu disebutkan, 52 persen perempuan yang merasa kurang percaya diri dengan tubuhnya enggan melakukan hubungan seksual.

Sementara itu, penelitian yang dilakukan tim peneliti Universitas Harvard menyebutkan bahwa hubungan seksual yang baik dapat tercipta bila pasangan merasa puas dengan bentuk tubuh masing-masing. Lebih dari 660 pasangan yang disurvei menyatakan, mereka mendapat kepuasan seksual karena kepercayaan mereka terhadap pasangan dan tubuh mereka sendiri.

Para peneliti menemukan ada beberapa bagian tubuh tertentu yang tidak disukai seseorang yang dapat menimbulkan keengganan untuk melakukan hubungan seksual. Umumnya, anggapan yang sering timbul dalam pikiran wanita adalah perut yang terlalu besar dan payudara yang terlalu kecil.

“Ini memiliki efek negatif pada harga diri sebelum memulai hubungan seksual,” ujar Ian Kerner, konselor seks di New York, Amerika Serikat, kepada situs yang sama.

Biasanya, ketidakpuasan terhadap citra tubuh berlanjut ke penolakan-penolakan yang akan terjadi sebelum berhubungan seks. Mereka yang benci kepada bentuk tubuhnya sendiri biasanya mengajukan berbagai alasan untuk menghindari hubungan seks. “Kebanyakan lari ke kesibukan kantor atau bersembunyi di balik alasan terlalu lelah,” ujar Ami Levine, konselor seks lainnya.

Menurut Levine, berdasarkan teori respons seksual, manusia memiliki dua jenis respons. Pertama, respons terhadap hal-hal yang dapat menggairahkan; dan kedua, hal-hal yang menghambat gairah. Dengan mengetahui dua kontrol respons seksual ini tubuh seseorang dapat sadar dan belajar tentang respons terhadap sentuhan.

Karena itu, untuk mengatasi ketidakpuasan akan persepsi tubuh, Ian Kerner membagikan empat kiat sebelum berhubungan seks yang mungkin dapat meminimalkan ketidakpuasan seseorang akan citra tubuhnya. Pertama, mendengarkan musik sebelum bercinta dapat membuat seseorang terlepas dari pikiran-pikiran buruk. Tubuh menjadi lebih rileks, dan ritual seks pun menjadi lebih menyenangkan.

“Sebuah penelitian menyebutkan, sekitar 40 persen pasangan menganggap musik lebih membangkitkan gairah seksual dibandingkan bentuk citra tubuh pasangan mereka,” ujar Kerner.

Pasangan juga perlu meningkatkan kepercayaan diri mereka sebelum memulai hubungan. Sebab, tidak selamanya pasangan dipengaruhi oleh citra tubuh. Menurut Ami Levine, memang penting untuk mempertimbangkan faktor pendukung, seperti memakai pakaian dalam seksi atau menggerakkan tubuh di depan pasangan. “Namun, di balik semua itu, yang paling penting adalah Anda merasa nyaman dengan diri Anda,” katanya.

Saran terakhir sebelum memulai hubungan adalah menghindari perhitungan yang terlalu berlebihan. Sama halnya dengan perempuan yang tidak puas akan bentuk payudaranya, sebuah penelitian menyebutkan bahwa banyak pria yang juga tidak puas dengan ukuran penisnya. Padahal, sebenarnya, menurut Lehmiller, banyak pria yang melaporkan puas atas bentuk payudara pasangan mereka, dan banyak wanita yang juga melaporkan puas atas ukuran penis pasangan mereka.

“Hasil penelitian ini memberi tahu kita bahwa banyak orang yang khawatir akan bentuk tubuh mereka tanpa alasan yang baik,” kata Lehmiller. “Otak adalah organ seks terbesar yang dapat mengalihkan ketertarikan seks dari sekadar bentuk tubuh ke faktor lain, seperti cara bicara, fantasi, dan kecerdasan,” ujar Lehmiller.

CHETA NILAWATY | CNN NEWS

Baca juga:
Maharani Buka-bukaan Soal Kasus Sapi

Le Meridien Pastikan Maharani Ditangkap di Kamar

Terima Rp 10 Juta, Maharani: Saya Enggak Munafik

Luthfi Hasan Akhirnya Mengaku Kenal Ahmad Fathanah

Berita terkait

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

2 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

6 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

13 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

15 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

15 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

22 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

23 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

24 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

24 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

25 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya