Ini Bedanya Kimono Dan Yukata

Reporter

Editor

Heru Triyono

Senin, 8 April 2013 22:03 WIB

Berpakaian kimono Jepang, sekelompok anak muda Jepang yang berumur 20 tahun pada tahun ini, berjalan bersama di bawah hujan menyusul upacara menyambut kedewasaan di Tokyo Disneyland di Urayasu, dekat Tokyo, Jepang, Senin (14/1). AP/Koji Sasahara

TEMPO.CO, Jakarta - Baju tradisional Jepang, kimono dan yukata terlihat mirip. Mereka sama-sama terlihat seperti jubah yang menutupi seluruh tubuh hingga ujung mata kaki. Akan tetapi, bagi orang awam, cukup sulit membedakan kedua jenis baju itu. Pada acara "Discovery Kimono" di Japan Foundation, Jakarta, Selasa, 26 Maret 2013, lalu, ahli kimono Jepang, Kai, menjelaskan perbedaannya. "Perbedaan pertama itu dilihat dari kapan waktu dipakainya," katanya.

Menurut Kai, yukata lebih sering dipakai untuk acara santai. Berbeda dengan kimono yang biasanya diperuntukkan untuk acara resmi.

Perbedaan lain adalah dalam hal waktu. Yukata lebih sering digunakan saat musim panas, sementara kimono dapat dipakai sepanjang musim. "Ada kimono untuk musim dingin, musim semi dan musim panas," ujar Kai, yang saat itu memakai kimono berwarna merah marun.

Ia menambahkan, dilihat dari bahannya pun ada perbedaan. "Yukata menggunakan kain katun dan Kimono berbahan sutra," katanya. Karena kualitas bahannya berbeda, Kai menyarankan, lebih baik mencuci Kimono di tempat "laundri". Sedangkan Yukata tidak apa-apa bila hanya dicuci sendiri dengan menggunakan tangan.

Perbedaan ini juga mencakup pemakaian kaus kaki. Yukata, menurut Kai, tidak harus memakai kaus kaki untuk tambahannya, sementara kimono wajib. Adapun, perbedaan yang paling tampak, ditambahkan dia, ada pada obi atau kain besar yang melingkar di bagian pinggang pemakainya. "Pada yukata, obi yang digunakan lebih sederhana. Kain yang dililitkan hanya berupa satu lembar kain saja dan dapat langsung dikreasikan menjadi pita di bagian belakangnya," tuturnya.

Sementara pada kimono, kata Kai, ukuran obi akan terlihat lebih besar daripada yukata. Obi kimono pun lebih padat karena di bagian perutnya ada sebuah papan kecil digunakan sebagai penyangga agar obi terlihat kaku dan rapih. "Bagian belakang obi kimono pun biasanya ditambahkan bantal kecil yang membuatnya terlihat lebih resmi," tuturnya.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

4 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

8 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

44 hari lalu

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

51 hari lalu

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

5 Februari 2024

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

2 Februari 2024

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

Debat capres terakhir, 4 Februari 2024 salah satunya mengusung tema kebudayaan. Begini harapan budayawan, pekerja seni, dan sastrawan?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

24 Januari 2024

Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

Anies Baswedan janji kepada warga Desak Anies di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta. Anies menjanjikan Yogyakarta menjadi Kancah Baur Budaya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

23 Januari 2024

Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini.

Baca Selengkapnya

Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

18 Januari 2024

Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

Indonesia terpilih untuk menjadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre dari 11 perwakilan negara anggota ASEAN di Seoul

Baca Selengkapnya