Thomas Sigar, Kolektor Kain Pejuang Walanda Maramis  

Reporter

Minggu, 14 April 2013 17:04 WIB

Puspa Pesona Wastra Indonesian Lady at National Museum , Jakarta, (4/4). TEMPO/Dwianto Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Desainer Thomas Sigar, 61 tahun, mengkoleksi kain warisan kebaya renda dan sarung batik Pekalongan milik tokoh pergerakan Minahasa, Maria Walanda Maramis. Ini adalah salah satu upaya melestarikan kain kain bersejarah.

Kain warisan itu berupa kebaya renda berwarna putih berbahan dasar katun, sarung batik berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah bermotif padi-padian dengan warna hijau muda, dan sarung Buketan latar Gringsing berukuran 196 cm x 107 cm dengan motif kain bebek dan padi-padian.

Koleksi ini dipamerkan di Museum Nasional dalam tema Puspa Pesona Wastra Tokoh Perempuan Indonesia, belum lama ini, di Museum Nasional, Jakarta.

Thomas mengaku merupakan keluarga Maria Josephine Catherine Maramis yang bertanggung jawab untuk merawat warisan kain almarhumah yang wafat pada 1924 ini.

Selain kain dari pejuang wanita Walanda Maramis, hadir pula koleksi kain Cut Nyak Dien (pahlawan nasional), Raden Dewi Sartika (tokoh pergerakan wanita), RA Kartini (tokoh pergerakan wanita), Rohana Kudus (wartawati pertama di Sumatera), Laili Roesad (duta besar pertama perempuan), Siti Bambang Utoyo (Laskar Wanita), Herawati Dian (jurnalis pertama di Indonesia dan pendiri Wastraprema), Lasmidjah Hardi (pendiri Wastraprema), dan Johana Nasution (penggerak bidang sosial BKKS).

“Para pahlawan perempuan ini menyukai dan memakai kain adat daerah masing-masing di masa perjuangannya,” kata Thomas. Walanda Maramis, menurut Thomas, mengadaptasi gaya busana Indo-Belanda dengan memakai kebaya renda dan kain batik pesisir Pekalongan, Lasem, Kudus, dan Cirebon.

Ini ada hubungannya dengan sejarah kristenisasi para kepala suku di wilayah Minahasa sehingga mengikuti gaya hidup Barat. Saat itu, Eliza Van Zuylen, pembatik keturunan Indo-Eropa (Belanda) yang menetap di Pekalongan sekitar tahun 1840-1947, mengembangkan kain batik. Kain batik mulai masuk ke Minahasa, menggeser keberadaan kain tenun ikat dari budaya animisme dan dinamisme.

Sejalan dengan tumbuhnya kristenisasi, kain-kain yang menampilkan motif keberhalaan jarang dipakai dan punah sejak 200 tahun lalu. “Kain batik motif bunga dan buketan dipakai para perempuan Minahasa. Kebanyakan model sarung dan disebut kain kepala,” Thomas menjelaskan.

Sejak tahun 1980-an Thomas mulai mencari keberadaan kain-kain bersejarah milik Walanda dari beberapa kerabat dan keluarga. Selain membuat desain busana, Thomas lewat nama TS Antique mengumpulkan kain-kain kuno dan mereplika motif-motif lama.

Selama enam tahun, bersama Benny J. Mamoto dari Institut Seni Budaya Sulawesi Utara (ISBSU), Thomas mengupayakan kebangkitan tenun Minahasa lewat riset dan penelitian.

Pada 2009, ISBSU memperkenalkan kain tenun bermotif pinawetengan, pinatembega, dan pinabia lewat pergelaran karya Thomas Sigar "Lost Treasure of Minahasa".

Pada 2011, Thomas mengangkat kembali kain tenun Minahasa. Thomas mempersembahkan kain tenun sutera motif patola dan patola cetak tangan di atas sifon dan sutera yang bernapaskan etnik modern.

Thomas berharap motif kuno kain-kain bisa dihadirkan kembali sebagai sebuah identitas suku Minahasa.

EVIETA FADJAR

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

5 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

6 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

9 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

34 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

36 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

53 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya