Sosialita di Indonesia, dari Kartini sampai Kini
Editor
Rini Kustiani
Sabtu, 27 April 2013 12:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perancang senior Poppy Dharsono hanya tersenyum ketika ditanya tentang sosialita dan arisan. “Begini, ya, sosialita itu sangat unik dan menarik. Sejak zaman dulu sudah ada dan berjaya pada eranya. Sebenarnya sah saja karena kehadiran kelompok ini mewakili kelasnya dan selalu ada. Ya, kalau di luar negeri kita mengenal kalangan jetset, di Indonesia bolehlah disebut sosialita,” kata Poppy kepada Tempo.
Dia menjelaskan sejarah kehadiran sosialita bermula di Amerika Serikat, yang sudah ada sejak awal 1800-an. Menurut dia, kata sosialita sendiri asalnya dari Negara Abang Sam, yaitu socialite alias social elite. “Bila diartikan adalah mereka yang termasuk dalam kalangan itu memiliki garis keturunan keluarga kaya, bahkan ketika leluhurnya masih berada di tanah Eropa.”
Nah, Poppy mengamati pada abad ke-21, pamor sosialita muncul kembali ketika ahli waris Hotel Hilton, Paris Hilton, membuat reality show hingga membangun bisnis mode. Dari terdongkraknya pamor Hilton hingga dirinya dijuluki sebagai sosialita abad 21 yang eksis dan gemar berpesta hingga miliaran rupiah. “Itu esensi di Barat, Amerika Serikat. Di Indonesia, ada sedikit kemiripan. Namun, pada setiap masanya, selalu muncul sosialita,” kata dia.
Perancang yang sudah makan asam garam dunia mode Indonesia ini mencontohkan, para sosialita pada zaman sebelum kemerdekaan adalah para istri yang mendampingi para suaminya, yang tergabung dalam gerakan Budi Utomo atau Kebangkitan Nasional. “Para istri dan anak perempuan yang berkumpul di era itu, ya, mereka sosialita pada zamannya. Bahkan RA Kartini yang juga memiliki akses bergaul dan berkumpul dengan para noni Belanda di zamannya juga sosialita.”
Pada masa kemerdekaan, para istri Bung Karno, juga termasuk para istri dalam kabinet Presiden Soekarno, adalah para sosialita pada zamannya. Setelah era Soeharto, sekitar pertengahan tahun 1970-an, para sosialita pun semakin berkiprah karena pada era ini berbagai bidang mulai tumbuh. “Ada industri mode dengan Peter Sie; zamannya Non Kawilarang, ibunya Rima Melati; Ibu Tien Soeharto; Ibu Rahmi Hatta; dan sebagainya.”
Dia menyebutkan, tahun 1980-an hingga sekarang, di industri mode, kecantikan, tata rias, maraknya berbagai salon, butik, klinik, atau treatment kecantikan melahirkan para sosialita.
HADRIANI P
Topik Terhangat:
Edsus Sosialita | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional | Bom Boston
Baca juga:
Pria Tampan Diusir dari Arab Angkat Bicara
Twit Terakhir, Ustad Uje Baca Doa Mau Tidur
Ini Spesifikasi Motor Gede yang Ditunggangi Uje
Pose 'Ajaib' Para Sosialita di Depan Kamera