Anak Populer Bisa Jadi Target Bullying  

Reporter

Editor

Alia fathiyah

Kamis, 3 April 2014 15:00 WIB

Jjie.org

TEMPO.CO, New York - Menjadi populer di sekolah tidak selalu disebut sebuah keberuntungan. Sebab, hal itu memiliki sisi buruk bagi para remaja. Menjadi popular justru meningkatkan risiko untuk di-bully, demikian diungkapkan para ilmuwan.

Selama ini diketahui bahwa remaja yang rentan secara sosial, misalnya mengalami keterlambatan perkembangan, kurang teman, ataupun bermasalah dengan bentuk tubuh, mengalami risiko yang lebih besar untuk di-bully. Namun temuan terbaru ini mengungkapkan banyak korban tindakan bullying tidak sesuai dengan stereotip tersebut, ungkap penulis hasil riset yang dipublikasikan di American Sociological Review, seperti dikutip Health Day edisi 1 April 2014.

"Kebanyakan orang tidak berpikir bahwa mempunyai status sosial yang lebih tinggi akan meningkatkan risiko di-bully, tapi beberapa pengecualian kami lihat dalam temuan kami," kata Robert Faris, associate professor of sociology dari University of California, Davis. "Ini seperti pola tersembunyi yang berakar pada kompetisi status sosial," ujar Faris.

Para ilmuwan menganalisis data yang dikumpulkan selama tahun pendidikan 2004 hingga 2005. Dari 42 ribu lebih anak-anak tingkat VIII hingga X di 19 sekolah umum di Carolina Utara yang menjadi bahan penelitian, siswa yang mengalami popularitas dari rentang pertengahan hingga 95 persen ternyata memiliki 25 persen kenaikan risiko untuk di-bully.

"Namun siswa yang mencapai puncak tertinggi di ranking sekolahnya lebih dari 95 persen memiliki risiko untuk menjadi korban pun menurun drastis," kata Faris. Menurut dia, menaiki tangga kepopuleran sosial bisa menyakitkan, tapi menduduki posisi tertinggi membuatnya menjadi aman

Namun dalam kasus-kasus yang jarang terjadi, yakni ketika anak populer di-bully, efek-efek negatif seperti kecemasan, kemarahan, depresi dan tersisih secara sosial, kata para imuwan, menjadi lebih parah. "Hal ini disebabkan anak-anak yang populer merasa bahwa mereka lebih cenderung untuk kehilangan lebih banyak kesempatan. Mereka merasa telah bekerja keras untuk memperoleh status sosial yang disandangnya," kata Faris. "Kemungkinan yang lainnya adalah semakin populer anak-anak tersebut, semakin kecil dugaan mereka akan di-bully," ujarnya.

HEALTH DAY | ARBA'IYAH SATRIANI

Berita Lain:
Artis Ini Punya Cara Dongkrak Pamornya yang Redup
Wajah Pria Mencerminkan Kecerdasannya?
Transfer Lemak, Cara Aman Percantik Wajah

Berita terkait

Gambaran Kesehatan Remaja Indonesia: 1 dari 4 Stunting dan 1 dari 7 Obesitas

7 September 2020

Gambaran Kesehatan Remaja Indonesia: 1 dari 4 Stunting dan 1 dari 7 Obesitas

Fase remaja merupakan kesempatan kedua untuk memperbaiki kualitas generasi mendatang, setelah tahap balita.

Baca Selengkapnya

Remaja Yogyakarta Rentan Anemia Karena Suka Diet?

13 Februari 2019

Remaja Yogyakarta Rentan Anemia Karena Suka Diet?

Remaja di Yogyakarta ternyata banyak yang melakukan diDet. Makanan yang tidak mengandung gizi seimbang bisa berakibat stunting.

Baca Selengkapnya

Kurangi Angka Kematian Remaja, Ini Saran dari Dokter

25 Januari 2019

Kurangi Angka Kematian Remaja, Ini Saran dari Dokter

Sebagian besar kematian pada remaja karena penyebab yang dapat dicegah, misalnya kecelakaan lalu lintas.

Baca Selengkapnya

Intip Tanda Perubahan Seks Primer dan Sekunder pada Remaja

20 Desember 2018

Intip Tanda Perubahan Seks Primer dan Sekunder pada Remaja

Masa remaja adalah masa di mana perilaku kaum remaja ingin mencoba hal-hal baru. Ini tanda perubahan seks primer dan sekunder remaja.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Mental Dunia, Masalah Jiwa Remaja karena Keluarga

10 Oktober 2018

Hari Kesehatan Mental Dunia, Masalah Jiwa Remaja karena Keluarga

Hari ini dunia memperingati World Mental Health Day atau hari kesehatan jiwa sedunia. Intip salah satu faktor kesehatan jiwa remaja.

Baca Selengkapnya

19 Persen Remaja di Negara Berkembang Hamil Sebelum 18 Tahun

28 September 2018

19 Persen Remaja di Negara Berkembang Hamil Sebelum 18 Tahun

Secara global , 19 persen remaja di negara berkembang mengalami kehamilan sebelum usia 18 tahun. Banyak penyakit seksual yang menghantui remaja.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting, Pentingnya Investasi Kesehatan pada Remaja

17 September 2018

Cegah Stunting, Pentingnya Investasi Kesehatan pada Remaja

Diet banyak dilakukan remaja. Diet membuat para remaja tidak mau mengkonsumsi makanan lebih bergizi.

Baca Selengkapnya

Ini Persamaan Indonesia dan Australia Terkait Gizi Buruk

15 Mei 2018

Ini Persamaan Indonesia dan Australia Terkait Gizi Buruk

Australia dan Indonesia memiliki masalah yang sama dalam hal gizi buruk. Apa saja persamaan masalah gizi itu?

Baca Selengkapnya

Anak Remaja Emosional, Ada Hubungan dengan Otak Bagian Depan

19 Februari 2018

Anak Remaja Emosional, Ada Hubungan dengan Otak Bagian Depan

Remaja adalah makhluk yang emosional. Perkembangan otak bagian depan yang belum sempurna menjadi salah satu penyebab emosi anak remaja belum stabil.

Baca Selengkapnya

Remaja Krisis Percaya Diri, Psikolog: Dukung Secara Emosional

28 Januari 2018

Remaja Krisis Percaya Diri, Psikolog: Dukung Secara Emosional

Media sosial dan tren menciptakan tekanan dan standar bagi remaja yang mengakibatkan krisis percaya diri.

Baca Selengkapnya