Dana Iswara, Istri Chatib Basri dalam busana Stephanus Hamy. Istimewa
TEMPO.CO, Jakarta - Di ajang Jakarta Fashion Food Festival (JFFF) 2014 pada Jumat, 16 Mei 2014 di Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta, perancang Stephanus Hamy kembali menyajikan pesona keindahan batik Minang. Ini bukan yang pertama kali. Ia pernah menyajikan karyanya pada peragaan busana April lalu di Jakarta. Dan sejak awal tahun ini Hamy berkenalan dengan batik Minang.
Pada acara rutin JFFF kali ini, melalui tema Sumatra to Sulawesi, Hamy mulai terlihat piawai mengembangkan keindahan unik batik Minang produksi Solok, Sumatera Barat. (Baca :Jakarta Fashion Food Festival Libatkan 80 Desainer)
Menurut Hamy, batik Minang memiliki ciri warna khas cerah dengan motif rumah gadang yang menghiasi setiap helai kain. Alasan lain Hamy memilih bereksplorasi dengan kain batik asal Minang, karena masih tergolong eksklusif, "Pada setiap helai kain batik yang dihasilkan memiliki motif yang berbeda. Dan untuk mengolahnya hanya bisa jadi satu sampai dua set busana," kata dia. "Pokoknya saya bersemangat memperkenalkan dan mempopulerkan batik Minang untuk masyarakat dan khalayak mode di Tanah Air."
Dalam acara ini Hamy menampilkan 20 koleksi yang memakai materi batik Minang. Hamy merancang dengan sederhana tanpa banyak permainan atau siluet untuk tubuh. "Setiap potong busana diolah menjadi satu sampai dua set busana dan bisa dikenakan padu padan."
Koleksi Hamy kali ini berupa aneka gaun berpotongan loose, blus, celana kulot, aneka tunik panjang, rok lipit hingga aneka mantel. Hamy memadukan batik Minang dengan bahan siffon sehingga terkesan ringan. Untuk aksen, ia menyematkan detil renda payet pada kain batik yang bermotif rumah gadang, geometris dan floral.
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
37 hari lalu
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.