Model memperagakan koleksi desainer Mel Ahyar dalam pekan mode Pasar Indonesia dan Bazaar Fashion Festival di Jakarta Convention Center, Sabtu 25 Oktober 2014. TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta — Ada stupa di tengah arena White Cube, panggung persegi berwarna putih yang menjadi tempat presentasi koleksi desainer Mel Ahyar. Mereka yang baru saja memasuki arena tentu bakal dibikin bertanya-tanya ihwal koleksi apa yang ingin ditampilkan oleh desainer yang baru bergabung dengan Ikatan Perancang Mode Indonesia tahun lalu itu.
Semuanya tampak jelas ketika pengunjung melihat tajuk koleksi Suvarnabhumi, yang secara harafiah berarti ‘Pulau Emas’. “Ini sebenarnya soal percampuran begitu banyak budaya pada masa kejayaan Sriwijaya,” ujar Mel Ahyar sebelum presentasi koleksinya itu pada Sabtu, 25 Oktober 2014.
Tentu Suvarnabhumi—yang kini menjadi nama bandara di Thailand—juga merujuk pada masa kejayaan Sriwijaya. Itu sebabnya latar musiknya pun memutar potongan lagu Gending Sriwijaya yang dinyanyikan secara seriosa. Ada juga sedikit intro Melati Suci karya Guruh Soekarnoputra bagi telinga yang jeli terhadap musik.
Di dinding putih yang menjadi layar proyeksi, gambar ilustrasi karya Diela Maharani ditampilkan. Ada karakter wanita dengan mahkota tinggi yang mengingatkan kita pada pakaian adat Sumatera Selatan atau bahkan mirip juga dengan pakaian penari seribu tangan dari Thailand.
Perlahan tapi pasti, para model berjalan mengikuti lintasan berbentuk kotak sebelum menuju ke tengah arena dekat stupa. Di telinga mereka terpasang hiasan bertumpuk, mirip brokat, plus rumbai-rumbai di bagian ujungnya.
Mel Ahyar menyuguhkan gaun-gaun pesta penuh dengan detail bordir bunga. Ada peony, dahlia, hingga seruni. Ada pula wajah gadis Sriwijaya yang dibordir. “Motif itu dilukis, dicetak, kemudian baru dibordir. Pengerjaannya cukup memakan waktu.” Ini koleksi adibusana milik Mel Ahyar yang rancangannya banyak dipakai oleh selebriti, mulai dari Anggun, Raline Shah, hingga Agnez Mo.
Di gaun-gaun dari bahan brokat berwarna hitam dan krem itu, kita bisa melihat kebudayaan Cina, India, Melayu, hingga Timur Tengah berpadu menjadi sesuatu yang lain. Mel Ahyar membuat drama percampuran budaya itu di atas koleksi pakaian adibusana miliknya.
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
37 hari lalu
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.