TEMPO.CO, Jakarta - Datanglah ke Grand Indonesia, jangan kaget bila disambut dengan kalimat-kalimat berbahasa Thailand. Aura belanja ala negeri Gajah Putih meruap semerbak di pusat belanja di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, pekan lalu, menyambut pembukaan Central, toko serba ada asal Thailand. (Baca: 'Wine' Asal Thailand Serbu Dunia)
Dibuka sejak 1927 di Bangkok, Central memiliki lebih dari dua lusin cabang di negaranya, Cina, dan Italia. Indonesia menjadi lokasi toko pertama mereka di Asia Tenggara.
“Kami menganggap Indonesia, khususnya Jakarta, sebagai pasar yang tepat,” ujar Yuwadee Chirathivat, Presiden Direktur Central Department Store, di East Mall Grand Indonesia dalam acara pembukaannya, Jumat pekan lalu.
Pemilihan lokasi anyar tersebut didasarkan pada prediksi Indonesia sebagai pasar raksasa. “Bukan hanya di industri mode, juga secara ekonomi global,” kata Chirathivat. Menempati lahan 21 ribu meter persegi di empat lantai, dia memilih Grand Indonesia dengan pertimbangan lokasi strategis di tengah Ibu Kota. (Baca: Jumpa Saudara Asal Indonesia di Arequipa, Peru)
Terdapat lebih dari 500 merek produk di sana. Lantai 1 didominasi alat-alat kecantikan. Lantai 2 dikhususkan untuk busana perempuan. Terdapat banyak merek Thailand, seperti Lyota, Alize, dan Greyhound. Namun Central juga memberi tempat bagi desainer dalam negeri, termasuk Stella Risa, Ikat Indonesia, The Executive, dan Iwan Tirta.
“Sebagian desainer membuat koleksi khusus untuk kami,” ujar Chirathivat. Di lantai 3 tersedia busana pria, dan yang paling atas menawarkan kebutuhan anak dan rumah tangga.
Sampai titik itu, hampir tidak ada perbedaan Central dengan toko serba ada lain yang lebih dulu hadir di Indonesia, termasuk Centro, Metro, dan Parkson asal Malaysia. Chirathivat mengatakan layanan spesial mereka adalah keberadaan personal shopper. (Baca: 10 Hotel Paling Romantis Rayakan Valentine)
Kita bisa mengontak personal shopper sebelum berbelanja dan mengutarakan barang yang kita inginkan, termasuk ukuran tubuh. “Mereka menyiapkan barang yang Anda cari,” ujar Chirathivat. “Kalau tidak cocok dan tidak jadi membeli, tidak perlu bayar.”
Karena masih dalam masa pembukaan, baru ada dua personal shopper yang akan membantu pelanggan. “Kami punya ruangan khusus untuk mencoba pakaian yang sudah dipilihkan,” kata Devi, manajer divisi Central.
“Kami pikir pangsa pasarnya beda,” kata Chirathivat. Menurut dia, harga barang-barang di tokonya lebih terjangkau ketimbang Harvey Nichols. Rata-rata produk busana di Central dibanderol dengan harga paling murah Rp 300 ribuan.
Joshua Pycroft, Direktur Pelaksana Central Indonesia, malah melihat lebih jauh. Dia mengatakan akan membuka cabang kedua di Jakarta di Soho, Podomoro City, Jakarta Barat, tahun depan. (Baca: Hikayat Motif Tenun Minahasa)
HADRIANI P.| SUBKHAN | REZA M
Terpopuler
Menyusui Turunkan Risiko Depresi
Mufidah JK: Negara Melindungi Kaum Difabel
Tak Semua Penderita Kanker Bisa Diterapi Target