Wanita Asia ala Oscar Lawalata di JFFF 2015

Reporter

Editor

Subkhan tnr

Rabu, 27 Mei 2015 05:13 WIB

Peragawati memperagakan koleksi terbaru dari desainer Oscar Lawalata dengan mengusung tema My Name Is Asia dalam Jakarta Fashion and Food Festival 2015 di Jakarta, 25 Mei 2015. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta—Diiringi musik Opera Beijing yang riuh, para peragawati keluar dari panggung. Pakaiannya berwarna merah, kuning, biru, dan oranye dalam berbagai gradasi. Dalam aba-aba yang kompak—tentu tanpa hitungan yang terucap di panggung—mereka berpose sejurus. Lalu kemudian berdiri mematung beberapa detik, sebelum mengulangi prosesi yang sama selama beberapa kali. Itulah pembukaan peragaan busana My Name Is Asia karya desainer Oscar Lawalata di Jakarta Fashion and Food Festival yang digelar di Kelapa Gading, Senin, 25 Mei 2015.


Oscar mengangkat siluet pakaian oriental dengan sedikit kejutan. “Saya melihat ada semacam benang merah dari berbagai kebudayaan negara di Asia,” kata Oscar kepada Tempo ditemui usai peragaan busana di Hotel Harris Kelapa Gading. Dia merujuk pada beberapa pakaian seperti qi pao dari Cina, ao dai dari Vietnam dan kebaya ataupun baju bodo asal Indonesia. Semuanya tidak memiliki kerah tinggi bak pakaian era Vicotria dari Inggris.


“Lucunya, semuanya sebenarnya saling mempengaruhi. Jadi kalau anda melihat pakaian tadi, Cina bukan Indonesia pun bukan,” kata Oscar. Tarik menarik antar budaya itu membuat dia memilih batik pesisiran sebagai inspirasi koleksi kali ini. Oscar memang konsisten mengolah siluet pakaian yang terinspirasi dari pakaian tradisional Indonesia. Jika Oktober lalu dia mengolah tenun dari Sumba, kemudian motif totem, serta batik Jawa dalam siluet yang sedikit dekonstruktif, kali ini Oscar mengolah Asia secara keseluruhan.


“Yang saya lihat adalah pengaruh oriental yang muncul di wilayah-wilayah pantai kita. Saat itu kan penduduk di sana sangat terbuka terhadap berbagai macam kebudayaan,” ujar Oscar. Jejak-jejak budaya itu, bagi dia, tampak jelas dalam beragam batik yang muncul. Entah itu berupa motif burung Hong, hingga bunga ataupun penggunaan warna yang ngejreng.


Oscar mengaplikasikannya pada gaun panjang dengan siluet mirip kebaya pada bahan sutra. Beberapa aplikasi yang digunakannya antara lain kerancang dan bordir tangan. “Bordir tangan ini perlu kita beri perhatian karena sudah hampir punah sebenarnya. Apalagi, saat ini orang lebih banyak menggunakan bordir dengan komputer ataupun mesin,” kata dia. Tapi, kakak dari aktor sekaligus pebasket Mario Lawalata ini tidak mau membuat tafsiran yang terlalu harfiah dalam karyanya. Teknik kerancang dan bordir yang digunakannya tidak dilakukan terlalu banyak hingga mendominasi ornamen pakaiannya.


Advertising
Advertising

Sebaliknya, dia justru memilih untuk mengaplikasikannya secara terbatas pada kebaya yang dijadikan semacam gaun panjang, ataupun blus dengan siluet kebaya serta aksen draperi pada berbagai bagian. Rasanya seperti melihat pakaian petani wanita dari Cina. Tapi, mereka tak lagi pergi ke ladang. Kini mereka pergi ke pesta.



SUBKHAN

Berita terkait

Citilink Luncurkan Seragam Baru Awak Kabin di Hari Pelanggan Nasional

4 September 2021

Citilink Luncurkan Seragam Baru Awak Kabin di Hari Pelanggan Nasional

Maskapai penerbangan Citilink meluncurkan seragam baru awak kabin di Hari Pelanggan Nasional.

Baca Selengkapnya

Oscar Lawalata Sampaikan Pesan Cinta dalam Kain Nusantara

23 Oktober 2019

Oscar Lawalata Sampaikan Pesan Cinta dalam Kain Nusantara

Oscar Lawalata menemukan momen yang tepat untuk mengajak generasi muda mencintai kain Nusantara lebih dalam lagi.

Baca Selengkapnya

Aku dan Kain, Hasil Blusukan Oscar Lawalata Selama 20 Tahun

3 Oktober 2019

Aku dan Kain, Hasil Blusukan Oscar Lawalata Selama 20 Tahun

Perancang Oscar Lawalata memamerkan kain-kain hasil pencariannya selama dua dekade.

Baca Selengkapnya

Cerita Oscar Lawalata Kumpulkan Wastra Nusantara selama 20 Tahun

2 Oktober 2019

Cerita Oscar Lawalata Kumpulkan Wastra Nusantara selama 20 Tahun

Pameran Aku dan Kain menampilkan hasil pencarian wastra Nusantara oleh Oscar Lawalata selama 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Oscar Lawalata Prihatin Batik Printing Semakin Marak

25 Oktober 2018

Oscar Lawalata Prihatin Batik Printing Semakin Marak

Maraknya produksi busana batik printing membuat desainer Oscar Lawalata prihatin. Ia takut batik printing bisa membunuh usaha perajin batik.

Baca Selengkapnya

Cara Oscar Lawalata Melestarikan Batik Indonesia

25 Oktober 2018

Cara Oscar Lawalata Melestarikan Batik Indonesia

Oscar Lawalata mengingatkan pentingnya pula pembenahan museum batik yang berfungsi untuk dokumenatsi

Baca Selengkapnya

Mengintip Batik yang Akan DIboyong Oscar Lawalata ke Paris

5 November 2017

Mengintip Batik yang Akan DIboyong Oscar Lawalata ke Paris

Oscar Lawalata akan memamerkan batik dari berbagai daerah di Indonesia dalam pameran bertajuk Batik For The World di Paris.

Baca Selengkapnya

Oscar Lawalata Serukan Gerakan I am Indonesian, seperti Apa?

11 Oktober 2016

Oscar Lawalata Serukan Gerakan I am Indonesian, seperti Apa?

Oscar Lawalata mencetuskan sebuah gerakan yang mampu meningkatkan kebanggaan sehingga setiap orang akan berkata "I am Indonesian".

Baca Selengkapnya

Di Pekan Mode London, Ini yang Dilakukan Oscar Lawalata  

11 Oktober 2016

Di Pekan Mode London, Ini yang Dilakukan Oscar Lawalata  

Di pangung Los Angeles Fashion Week (LAFW) 2016, Oscar Lawalata menonjolkan misi kebudayaan dan kesiapan Indonesia bersaing di panggung mode dunia.

Baca Selengkapnya

Siluet Timor ala Oscar Lawalata

28 Oktober 2014

Siluet Timor ala Oscar Lawalata

Oscar Lawalata menyuguhkan siluet pakaian yang sederhana dengan menonjolkan keindahan kain dari Timor.

Baca Selengkapnya