TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan sepatu berhak tinggi atau high heels memang awalnya dapat memperkuat pergelangan kaki, tetapi lama kelamaan melemahkan pergelangan kaki, demikian kesimpulan penelitian yang dipublikasikan International Journal of Clinical Practice (IJCP).
Asisten profesor kinesiologi dan koordinator pelatihan atletik dari UNC Charlotte, Tricia Turner, mengatakan ketika mengenakan sepatu hak tinggi, otot di sekitar pergelangan kaki terus menerus berkontraksi agar Anda dapat berjalan dan berdiri tegak. Itu bahaya pertama.
"Namun, suatu saat Anda membutuhkan kontraksi otot yang lebih lemah agar otot tungkai bawah beradaptasi dengan perubahan alas kaki," kata Turner.
Bahaya kedua, menurut dia, penggunaan sepatu hak tinggi dalam jangka panjang bisa memendekkan otot bagian belakang kaki dan memanjangkan otot depan kaki. "Perubahan panjang otot ini dapat mengubah kekuatan otot," kata dia.
Bahaya ketiga, Turner mengatakan, sepatu hak tinggi dapat menyebabkan masalah karena memaksa kaki ke posisi alami yang tidak stabil. "Saat mengenakan sneakers atau sepatu datar, kaki diposisikan netral di mana tulang-tulang pergelangan kaki berada di bawah tulang kaki bagian bawah sehingga menciptakan kondisi lebih stabil dan kemungkinan mengalami cedera bisa lebih rendah," kata Turner.
Bahaya keempat, sepatu hak tinggi juga dapat mengubah cara berjalan seseorang, selain akan merusak ligamen dan saraf yang berujung pada masalah pada kaki dan punggung.
"Perubahan di pergelangan kaki menyebabkan otot-otot di kaki bagian atas kehilangan efisiensi dan kekuatan. Hal ini juga dapat mengubah beban tulang di dalam dan sekitar lutut sehingga dapat menyebabkan cedera," ujar dia.
Kendati begitu, ada beberapa cara untuk meminimalkan risiko cedera dan Turner merekomendasikan kombinasi peregangan dan kekuatan serta pelatihan keseimbangan, demikian laman Universitas North Carolina (UNC), Charlotte.
BISNIS
Berita terkait
Ini Alasan Berat Badan Tidak Bertambah Meski Makan Banyak
26 Januari 2019
Para peneliti menemukan alasan berat badan seseorang tidak bertambah meski makan sesuka hatinya.
Baca Selengkapnya10 Alasan untuk Memasukkan Lemon dalam Menu Harian
17 September 2017
Sejak dulu, lemon memang dikenal sangat kaya akan vitamin C dan zat gizi lain.
Pertajam Kemampuan Otak dengan Alpukat dan Kacang-kacangan
14 September 2017
Sebuah penelitian menegaskan pentingnya makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh buat kesehatan kognitif.
Baca SelengkapnyaPasang Kondom dengan Benar, Cek 5 Kiatnya Agar Aman
19 Juli 2017
Kesalahan saat memakai kondom ketika berhubungan intim bisa menyebabkan kehamilan tak diinginkan akibat kondom bocor atau tertinggal di lubang vagina.
Baca SelengkapnyaMenghindari Karbohidrat? Gangguan Fungsi Otak Mengintai
19 Juli 2017
Banyak orang yang malas mengkonsumsi karbohidrat karena takut gemuk padahal hal itu salah.
Baca SelengkapnyaOlahraga Berlebihan Vs Kulit, Jangan Lupa Minum Suplemen
19 Juli 2017
Menurut seorang pakar kesehatan, berolahraga berlebihan ternyata berdampak buruk bagi kulit yang cepat menua.
Baca SelengkapnyaTipe Orang Seperti Ini Tak Mudah Terkena Insomnia
12 Juli 2017
Pakar neurologi mengatakan ada tipe orang yang tak mudah mengalami insomnia dan gangguan tidur lainnya.
Baca SelengkapnyaUnduh Aplikasi Pintar Ini Jika Anda Menderita Insomnia
24 Juni 2017
Kini, terdapat ratusan aplikasi yang didesain khusus untuk dapat membantu para penderita insomnia.
Baca SelengkapnyaKolesterol Tinggi Mengundang Penyakit, Begini Cara Mengontrolnya
21 Juni 2017
Kadar kolesterol yang tinggi dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, perlemakan hati, dan kerusakan pankreas.
Baca SelengkapnyaGingkgo Biloba Bantu Memperbaiki Mood dan Daya Ingat
16 Juni 2017
Berdasarkan penelitian, manfaat ginkgo biloba antara lain meningkatan fungsi kognitif, mood positif, energi, dan memori.
Baca Selengkapnya