TEMPO.CO, Jakarta - Ahli kesehatan mengingatkan, penyakit gangguan bipolar bisa sewaktu-waktu kambuh.
"Diingat, gangguan bipolar merupakan penyakit yang seringkali kambuh, 90 persen kambuhan, makanya perlu menerapi dan mengobati dia (pasien)," kata psikiater dari RSCM, dr. Natalia Widiasih, SpKJ (K), Mpd. Ked., di Jakarta, Rabu, 19 Agustus 2015.
Hal senada disampaikan psikiater dari Rumah Sakit Pondok Indah dan Sanotorium Dharmawangsa, dr. Ashwin Kandouw, SpKJ. Menurut dia, salah satu alasan kekambuhan ini ialah kurang patuhnya pasien melakukan terapi.
"Itu akan berdampak buruk kepada dirinya, keluarga dan lingkungan sekitar, baik untuk masa sekarang atau jangka panjang. Kualitas hidup orang dengan gangguan bipolar, terutama yang tidak diobati, secara perlahan akan mengalami penurunan," kata Ashwin dalam kesempatan yang sama.
"Maka dari itu, pengobatan secara rutin dan teratur sangatlah dibutuhkan," tambah dia. Di samping itu, Natalia mengatakan, gangguan bipolar biasanya muncul saat dipicu oleh tiga faktor risiko, yakni biologis, psikologis, dan sosial.
"Dari sisi biologis, ada ketidakseimbangan dopamin dan seratonin di otak, gangguan zat neurotransmitter di otak," kata dia.
Sementara dari sisi psikologis, menyangkut kepribadian dan cara individu menyikapi masalah. Misalnya, kecenderungan mudah mengalami depresi. Terakhir, dukungan dari keluarga saat individu mengalami masalah.
"Kalau semuanya bagus, maka kemugkinan tidak akan jatuh ke kondisi bipolar,"
ANTARA
Berita terkait
Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang
1 hari lalu
Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.
Baca SelengkapnyaGejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan
18 Februari 2024
Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.
Baca SelengkapnyaPsikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa
17 Februari 2024
Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.
Baca SelengkapnyaJangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi
16 Februari 2024
Jangan menuntut ODGJ yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Ini yang perlu dipahami keluarga pasien.
Baca SelengkapnyaCaleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya
14 Februari 2024
Apa saja layanan psikologis yang disediakan sejumlah rumah sakit melayani para caleg stres dan depresi akibat gagal dalam Pileg 2024?
Baca SelengkapnyaPsikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid
13 Februari 2024
Psikiater menuturkan gangguan mental setelah Pemilu 2024 dapat memperparah kondisi pemilik komorbid. Ini yang perlu dilakukan.
Baca SelengkapnyaRisiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024
8 Februari 2024
Menjelang Pemilu 2024, beberapa kota termasuk DKI Jakarta dan Cianjur sediakan layanan kesehatan jiwa bagi caleg stres karena gagal terpilih.
Baca SelengkapnyaRSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya
8 Februari 2024
Dinkes DKI Jakarta mengantisipasi penanganan caleg alami gangguan jiwa pasca Pemilu 2024, rujukan di RSKD Duren Sawit.
Baca SelengkapnyaKasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa
6 Februari 2024
Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan Polres Fakfak masih menyelidiki kasus mayat dalam kontainer ini soal bagaimana korban masuk ke peti kemas.
Baca SelengkapnyaKetua KPU: Orang dengan Gangguan Jiwa Dapat Hak Pilih
21 Desember 2023
Ketua KPU Hasyim Asy'ari menjelaskan teknis keterlibatan masyarakat dalam Pemilu 2024, khususnya pemilih yang ODGJ.
Baca Selengkapnya