Cara Mendeteksi Gejala Kanker Anak

Reporter

Senin, 31 Agustus 2015 09:02 WIB

Dokter menghormati jenazah seorang anak, yang mendonasikan bagian tubuhnya. Ketika meninggal terkena penyakit kanker otak. wtsp.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ada ratusan ribu anak di Indonesia yang berjibaku melawan kanker. Kepala Subdirektorat Kanker Kementerian Kesehatan Niken Wastu Palupi mengatakan prevalensi kanker pada anak di Indonesia 2-3 persen dari seluruh penderita kanker. Diperkirakan sekitar 150 dari 1 juta orang anak menderita penyakit ini.

Masalahnya, tak seperti kanker pada orang dewasa, kanker pada anak tak bisa dicegah. "Karena penyebab kanker sendiri belum diketahui," ujarnya seperti ditulis Koran Tempo, Senin, 31 Agustus 2015.

Maka, Niken melanjutkan, keberadaan kanker perlu segera diketahui. Jika terdeteksi sejak dini, kemungkinan sembuh sampai 80 persen. Semakin lama, kanker akan makin menyebar sehingga kemungkinan sembuhnya akan berkurang. "Pada stadium 4, bisa hanya sekitar 20 persen."

Dokter spesialis kanker anak Edi Setiawan Tehuteru dalam bukunya Waspada & Kenali Kanker pada Anak Sejak Dini mengatakan secara umum kanker pada anak terbagi dalam dua kelompok, yakni cair dan padat. Kelompok pertama disebut kanker darah atau dikenal dengan leukemia. Sedangkan bentuk padat biasanya berupa benjolan yang dijumpai di organ, seperti mata, otak, hati, ginjal, dan lainnya.

Menurut Edi, baru satu jenis kanker yang dapat dideteksi secara dini, yakni kanker bola mata atau retinoblastoma. Deteksinya bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan di pusat kesehatan masyarakat menggunakan alat ophthalmoscope yang bisa melihat bagian dalam mata anak.

Meski tanda-tandanya samar, Edi melanjutkan, terdapat beberapa gejala yang patut dicurigai bila muncul pada anak. Jika gejala-gejala tersebut tidak kunjung hilang, Edi menyarankan agar orang tua membawa anaknya ke rumah sakit untuk diperiksa ihwal kemungkinan serangan kanker.

Leukemia
Penyakit yang juga dikenal sebagai kanker darah ini berasal dari sumsum tulang. Kanker ini paling banyak menyerang anak. Angka kematian leukemia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Rumah Sakit Kanker Dharmais di Jakarta sebesar 20-30 persen dari seluruh kanker pada anak--data 2006-2010.

Gejala dan tanda:
1. Pucat, lemah, anak rewel, nafsu makan menurun.
2. Demam tanpa sebab yang jelas.
3. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
4. Kejang sampai penurunan kesadaran.
5. Perdarahan kulit atau perdarahan spontan.
6. Nyeri tulang pada anak. Waspadai jika anak yang sudah bisa berdiri dan berjalan tiba-tiba maunya digendong saja.
7. Pembesaran testis dengan konsistensi keras.

Retinoblastoma
Retinoblastoma adalah tumor ganas di dalam bola mata yang berkembang dari sel retina. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RSCM melaporkan 137 kasus atau sekitar 17,22 persen dari semua kasus kanker anak. Merupakan penyebab kematian terbanyak setelah leukemia.

Gejala dan tanda:
1. Leukokoria/pupil putih.
2. Juling.
3. Mata merah, nyeri.
4. Pembesaran bola mata, peradangan jaringan bola mata.
5. Penglihatan buram.

NUR ALFIYAH

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

5 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

5 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

15 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

32 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

33 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

52 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut

Baca Selengkapnya

Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

16 Januari 2024

Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

Pastikan produk-produk terkait kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan, yang dibeli memiliki izin edar agar terjamin aman, bermutu, bermanfaat.

Baca Selengkapnya