Membaca Mendorong Anak Berpikir Kreatif

Reporter

Mitra Tarigan

Editor

Mitra Tarigan

Jumat, 29 September 2017 20:25 WIB

Sejumlah pelajar SMP membaca buku di dalam Angkot atau Pete-pete sekolah yang diberi nama Pasikola di Makassar Sulawesi Selatan, 8 Agustus 2017. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Berpikir kreatif salah satu kunci untuk menghadapi dunia saat ini. Dalam hal berbisnis di era digital misalnya, seseorang perlu memulainya dengan konsep kuat dan menarik. Biasanya konsep bisnis digital memiliki cerita orisinil, unik dan menarik. Kreativitas itu yang nantinya mengkombinasikan cerita dan konsep yang seru dengan teknologi digital sehingga menghasilkan bisnis yang sukses.

Hal itu terlihat dari kreativitas dan konsep kuat yang ditawarkan berbagai start-up. Aplikasi transportasi online berbasis teknologi, Go-Jek, contohnya. Misi sang pendiri awalnya hanya untuk membantu tukang ojek pangkalan untuk cepat dapat penumpang. Contoh lain, aplikasi pariwisata digital seperti Traveloka yang membantu wisatawan mencari tiket berwisata dengan harga lebih murah. Baca: Tak Sulit Mengajak Anak untuk Gemar Membaca Buku

"Mereka yang berhasil menjalani era digital dan era konseptual ini adalah orang-orang yang mampu memadukan high tech dan high touch," kata pengamat komunikasi digital sekaligus dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara, Diah Ayu Candraningrum, pada acara pameran pendidikan yang Global Educational Supplies and Solutions (GESS) dengan tema "Creative Thinking in Digital Era" di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Jumat 29 September 2017.

Perempuan yang akrab disapa Sandra ini menjelaskan, konsep pemikiran high tech dan high touch ini merupakan hasil dari pemikiran kecenderungan penggunaan otak kanan dan otak kiri yang seimbang. Konsep high tech sendiri diartikan sebagai pemikiran yang maju dalam hal teknologi, sedangkan konsep high touch adalah pemikiran yang maju dalam hal emosi dan sosial.

Menurut kajian secara medis dan akademis, mereka yang aktif berpikir menggunakan otak kiri, biasanya akan menghasilkan keputusan-keputusan yang penuh logika dan rasional. Sebaliknya, orang yang aktif menggunakan otak kanannya, biasanya akan menghasilkan keputusan yang berkaitan dengan hal-hal irasional karena terkait erat dengan seni atau emosi.

Sandra mengatakan orang yang kreatif biasanya berhasil memadukan kekuatan otak kanan dan kiri. Ia menambahkan IQ tinggi juga harus diikuti dengan sifat sosial tinggi dengan melihat masalah yang ada di lingkungan sekitar. “Dengan berpikir kreatif, seseorang bisa melihat masalah yang dihadapi kelompok minoritas. Misalnya membuat jembatan penyeberangan untuk difable,” katanya.

Bisnis berbasis ide kreatif ini pun akan menarik perhatian masyarakat karena ada keuntungan sosialnya. Bila sudah mendapatkan dukungan masyarakat atau suatu komunitas, maka suntikan dana pun akan mengalir. “Lihat saja start-up sekarang semakin meningkat jumlahnya. Bahkan, bisnis berbasis kreativitas dan teknologi seperti Tokopedia saja sampai mendapat suntikan dana triliunan rupiah dari Alibaba,” katanya.

Sandra menyarankan agar pendidikan saat ini bisa mendorong kreativitas sejak masa usia dini. Banyak orang yang sering merasa kreatif. Padahal kreativitas itu bisa diasah dengan melihat sekeliling, dan dilatih dengan menekuninya. "Orang kreatif, menjalankan bisnisnya dengan memadukan faktor solusi masalah sosial, keahlian manajemen, dan marketing," katanya.

Pengamat pendidikan Universitas Negeri Jakarta Jimmy Paat menyayangkan bahwa saat ini sistem pendidikan Indonesia belum banyak yang mendorong adanya kreativitas. Ia menilai pendidikan di sekolah saat ini masih menggunakan pola menghafal. “Biasanya anak mendengar pertanyaan, lalu jawabannya pun sudah ditentukan, sehingga kreativitas susah diasah,” kata Jimmy. Baca: Buku Mahal, Salah Satu Sebab Minat Baca Kita Rendah?

Ada banyak faktor mengapa kreativitas murid murid Indonesia kurang terlatih di sekolah. Beberapa masalahnya adalah karena para guru kesulitan dengan materi yang terlalu banyak. Guru diminta untuk mencapai dan mengejar kurikulum, sehingga terkadang tidak bisa membuat berbagai kegiatan yang kreatif.

Masalah lain adalah kurangnya minat baca murid di Indonesia. Budaya baca yang kurang akibatnya menghambat anak-anak untuk berimajinasi. “Padahal membaca bisa meningkatkan imajinasi anak, karena anak bisa membayangkan berbagai kejadian yang diceritakan dalam tulisan di buku itu,” katanya.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

5 Perbedaan Karakter Alpha Male dan Sigma Male

1 hari lalu

5 Perbedaan Karakter Alpha Male dan Sigma Male

Meskipun sigma male dan alpha male memiliki sedikit kesamaan, namun sangat jelas ada perbedaan kunci yang membedakan keduanya.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

59 hari lalu

5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

Buku bacaan literasi memiliki beragam manfaat untuk perkembangan anak. Simak lima manfaat membaca buku jenis ini.

Baca Selengkapnya

Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

27 Januari 2024

Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

Selain menambah wawasan, membaca buku dapat membantu penurunan dalam kesehatan mental, seperti stres dan demensia.

Baca Selengkapnya

Festival Kreativitas ARTBOX AVENUE 2024 di Singapura Hadirkan Pelaku Industri Kreatif Asia Tenggara

14 Januari 2024

Festival Kreativitas ARTBOX AVENUE 2024 di Singapura Hadirkan Pelaku Industri Kreatif Asia Tenggara

ARTBOX AVENUE 2024 digelar di Singapore Expo Hall 22, Singapura, pada 26 Januari hingga 4 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Ganjar Janji Hidupkan Bekraf Lagi untuk Kembangkan Industri Content Creator

14 Januari 2024

Ganjar Janji Hidupkan Bekraf Lagi untuk Kembangkan Industri Content Creator

Calon Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo mengatakan akan mengembangkan industri kreatif apabila dia terpilih dalam Pemilu 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Janji Benahi Industri Kreatif: Banyak Keluhan dari Anak Muda

11 Januari 2024

Mahfud Md Janji Benahi Industri Kreatif: Banyak Keluhan dari Anak Muda

Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD berjanji untuk membenahi sektor ketenagakerjaan industri kreatif.

Baca Selengkapnya

Ganjar Ungkap Isu yang Dibawa Mahfud di Debat Cawapres: Target Pertumbuhan Ekonomi hingga Industri Kreatif

21 Desember 2023

Ganjar Ungkap Isu yang Dibawa Mahfud di Debat Cawapres: Target Pertumbuhan Ekonomi hingga Industri Kreatif

Ganjar Pranowo mengungkapkan sejumlah isu yang akan dibawa oleh calon wakil presiden Mahfud MD dalam debat cawapres

Baca Selengkapnya

3 Gagasan Capres-Cawapres Soal Pendidikan, Begini Kata Anies Baswedan, Prabowo, Ganjar Pranowo

17 Desember 2023

3 Gagasan Capres-Cawapres Soal Pendidikan, Begini Kata Anies Baswedan, Prabowo, Ganjar Pranowo

Apa saja gagasan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin, Prabowo-Gibran, Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk tema pendidikan?

Baca Selengkapnya

Pesan Dokter Anak untuk Tumbuhkan Minat Baca sejak Kecil

8 Desember 2023

Pesan Dokter Anak untuk Tumbuhkan Minat Baca sejak Kecil

Dokter anak mengatakan orang tua perlu meluangkan waktu membaca bersama anak untuk perkembangan literasi awal dan menumbuhkan minat baca anak.

Baca Selengkapnya

Pasca-Covid-19, Keterampilan Matematika dan Membaca Menurun di Kalangan Remaja

6 Desember 2023

Pasca-Covid-19, Keterampilan Matematika dan Membaca Menurun di Kalangan Remaja

Keterampilan matematika dan membaca remaja mengalami penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya di banyak negara pasca-Covid-19.

Baca Selengkapnya