TEMPO.CO, Jakarta - Gadget mungkin telah merampas perhatian anak kepada lingkungan dan pada kebiasaan membaca buku. Tak usah panik, berikut ada tips berikhtiar agar anak mulai gemar membaca.
Buat jadwal membaca
Katri Riedel, seorang ibu dan pendiri situs Bookopolis bercerita, anak-anaknya tidak selalu ingin ikut berbelanja dengannya ke supermarket, tapi mereka tahu ibunya selalu pergi ke sana setiap seminggu sekali. Artinya, anak-anak sudah memahami jadwal dan rutinitas.
Dari situ ia terinspirasi membuat jadwal membaca bagi anak-anaknya. “Bahkan, kami membuat jadwal latihan bola. Mengapa tidak dengan jadwal membaca?” katanya.
Jangan bersaing dengan elektronik
Jika bersaing dengan elektronik, Anda tidak akan menang. Lebih baik memanfaatkan gadget untuk menumbuhkan minat baca anak. Cobalah aplikasi seperti Epic!, Reading Rainbow Skybrary Family, atau Newsomatic. Anda juga bisa mengunduh e-book dan biarkan anak membacanya di gadget.
Biarkan anak memilih buku sendiri
Sebuah artikel di School Library Journal menyatakan minat baca anak-anak di sekolah meningkat 30 persen ketika gurunya membiarkan mereka memilih buku sendiri. “Mintalah kepada guru anak Anda untuk menyiapkan bahan bacaan yang luas, beragam, dan modern,” kata Jen Robinson, blogger di growingbookworms.com.
Bernegosiasi
Riedel menggunakan taktik ini pada anaknya yang masih SMP. “Saya bilang kepadanya, ‘jika kamu ingin Ibu mengantar ke tempat latihan bola tiga kali dalam seminggu, maka kamu harus membaca buku 20 menit per hari.’Terkadang merasa bersalah melakukannya, tapi cara tersebut ternyata berhasil,” ujarnya.
Tahu kapan harus berhenti
“Tak masalah meninggalkan buku sementara,” ujar pendiri LitWorld, Pam Allyn. Namun jika memang ada buku yang harus dibaca, jadilah temannya. “Katakan kepada mereka, ‘Jika kamu membaca satu halaman, maka Ibu juga akan melakukan hal yang sama.’ Dengan begitu anak tidak akan merasa kesulitan atau terpaksa,” ucapnya.
Mendengarkan audio book
Jika semua cara di atas gagal, Riedel menyarankan agar kita membiarkan anak mendengarkan audio book. Bisa dimulai dengan satu bab terlebih dahulu untuk membuatnya tertarik. Selanjutnya, secara perlahan, beralihlah ke teks. “Saya mendukung baca buku dengan suara keras, baik melalui audio book maupun kita sendiri yang membacakannya untuk anak,” tuturnya.