Periksa Mata Secara Teratur, atau 2 Hal Ini Mengintai

Reporter

Mitra Tarigan

Editor

Susandijani

Sabtu, 7 Oktober 2017 09:04 WIB

Ilustrasi mata biru.

TEMPO, Jakarta - Penyakit bisa datang kapan saja dan di mana saja termasuk di organ mata. Dokter spesialis mata Rita Polana mengatakan sebaiknya setiap orang memeriksakan matanya setahun sekali. “Minimal setahun, bisa di puskesmas,” katanya di acara diskusi media di Jakarta Jumat 6 Oktober 2017.

Dengan memeriksakan mata secara teratur seseorang bisa mengetahui lebih dini berbagai kelainan matanya. Bisa saja ada kelainan refraksi alias kondisi dimana cahaya yang masuk ke dalam mata tidak dapat difokuskan dengan jelas, sehingga bayangan benda terlihat buram atau tidak tajam. Pada mata normal, cahaya yang masuk akan difokuskan tepat pada retina (saraf mata) dan menghasilkan bayangan benda yang jelas. Kelainan lain yang mungkin terjadi pada pasien adalah penyakit katarak atau penyakit ganas lain seperti kanker.

Baca juga:
4 Faktor Penyebab Kematian Bos Playboy, Hugh Hefner
Teh Panas Bisa Picu Kanker, Begini Saran Dokter

Rita mengatakan dalam pemeriksaan rutin, seseorang akan dicek ketajaman penglihatannya. Apakah orang itu mengalami masa rabun jauh atau rabun dekat. Menurutnya, bisa saja setiap tahun seseorang akan mengalami penambahan minus di mata. “Hal ini perlu diperhatikan,” katanya.

Selain itu, ada pula pemeriksaan tekanan bola mata. Bisa saja, si pasien ternyata menderita glaukoma. Glaukoma adalah penyakit mata dimana tekanan cairan dalam bola mata menjadi terlalu tinggi, sehingga merusak serat lembut saraf optik yang membawa sinyal penglihatan dari mata ke otak. Kerusakan ini tidak dapat disembuhkan dan dapat menyebabkan kebutaan pada tahapan yang parah.

Glaukoma dapat merusak penglihatan dengan perlahan. Seringkali pasien tidak menyadari memiliki penyakit itu sampai akhirnya kerusakan yang terjadi sudah pada tahap lanjut. Dengan melakukan pemeriksaan secara teratur, maka pencegahan dini bisa dilakukan. Rita juga menyarankan agar skrining glaukoma sangat penting pada pasien dengan riwayat keluarga memiliki glaukoma, berusia diatas 40 tahun ataupun mengidap penyakit diabetes melitus.

Rita sendiri selaku dokter mata harus rajin memeriksakan matanya. Ia mengatakan organ mata yang menjadi objek pemeriksaannya sangat lembut dan memiliki banyak cairan dan lapisan yang ekstra bening. Ketika seorang dokter mata menggunakan laser untuk memberikan tindakan kepada pasiennya, ketepatan titik-titik mata yang perlu ditembakan laser tidak boleh salah. “Kalau meleset sedikit, bisa saja mengakibatkan kebutaan,” katanya.

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

7 hari lalu

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

8 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

10 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

11 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

11 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

14 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya