Hindari Trauma Sunat, Begini Trik Mengatasinya
Reporter
Antara
Editor
Mitra Tarigan
Rabu, 15 November 2017 07:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Masih banyak anak yang enggan melakukan sunat hanya karena takut. Kebanyakan, anak-anak lelaki itu takut merasakan sakit atau suntikan yang diberikan di organ vital mereka.
Psikolog anak, Firesta Farizal mengatakan para orang tua berperan penting untuk menghilangkan atau meminimalkan rasa takut yang dirasakan anak-anak mereka. "Orang tua perlu mempersiapkan anak menghadapi sunat," katanya pada acara Revolusi Sirkumsisi tanpa Jarum Suntuk di Jakarta Selasa 14 November 2017.
Menurut Firesta, biasanya ketakutan anak dalam menghadapi sunat adalah persepsi yang selama ini ditanamkan orang kepadanya. Teman-temannya mungkin saja mengatakan bahwa sunat itu sakit sekali. Terkadang ada abang mereka yang menakut-nakuti sang adik atas sakit yang dirasakannya. "Kalau bantu anak, usahakan agar dia tidak menambah persepsi negatifnya," kata Firesta. Baca: Secang dan Daun Awar Ampuh untuk Bahan Terapi Kanker Payudara
Menurut Firesta, psikis anak yang sudah ditanam informasi negatif, dan faktor psikologis yang mereka rasakan bisa memunculkan trauma. Ia sangat menyarankan agar anak jangan dibohongi terkait dengan kegiatan sunat itu.
Ia menyarankan agar orangtua perlu menjadi figur yang harus dipercaya oleh anak. "Bila terus berlanjut dibohongi, anak bisa berkembang menjadi mudah cemas, takut, gangguan kecemasan, anak tidak lagi percaya dengan orang tua dan akhirnya menarik diri," katanya.
Firesta meminta para orang tua memberikan penjelasan secara menyeluruh pada anak untuk menanganinya. Sebaiknya jangan mengancam atau membohongi anak. "Bisa mengatakan 'memang sakit, sabar ya'," katanya. Baca: Bens Leo: Musik Dangdut Tak Lagi Musik Pinggiran
Hal yang tidak kalah penting untuk menangani situasi ini adalah dengan memberikan pujian atas keberhasilan anak melewati masa menjelang sunat itu. Orang tua bisa memuji si anak atas keberanian mereka melakukan sunat. "Hal ini dilakukan supaya rasa nyeri tidak memunculkan dampak terlalu negatif pada anak," kata Firesta.