3 Alasan Mengapa Kita Harus Makan Perlahan, Cek Penelitiannya

Reporter

Bisnis.com

Editor

Susandijani

Jumat, 17 November 2017 14:31 WIB

Ilustrasi makan bekal atau makan siang di kantor. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kapan pun kita untuk makan, orangtua selalu mengingatkan agar kita makan perlahan. Tapi, pernahkah Anda berpikir apa alasannya?

Nah, ada beberapa alasan dan manfaat kesehatan dari makan perlahan. Pertama, penelitian menemukan bahwa makan dengan cepat dapat meningkatkan risiko menjadi obesitas atau mengembangkan sindrom metabolik.

Kedua, Studi selanjutnya menunjukkan bahwa Anda harus makan perlahan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan karena semakin cepat Anda makan, semakin besar kemungkinan Anda untuk makan berlebihan.

Baca juga:
Ayah Kevin Lilliana, Ganteng dan Awet Muda di Usia 50
Begini 5 Gaya Para Pemain Sepak Bola Internasional Saat Bepergian
Mengintip Rumah Setya Novanto, Karakternya Modern dan Transparan

Ketiga, makan dengan cepat dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah secara tiba-tiba dan yang dapat menyebabkan resistensi insulin.

Studi ini dilakukan oleh tim ilmuwan dari Universitas Hiroshima di Jepang. Untuk penelitian tersebut peneliti telah mempertimbangkan 642 pria dan 441 wanita dengan usia rata-rata berusia 51,2 tahun. Tak satu pun dari mereka memiliki sindrom metabolik pada awal penelitian tahun 2008.

Untuk tujuan penelitian, peserta dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan kecepatan makan yang biasa mereka lakukan : lambat, normal atau cepat.

Selama lima tahun penelitian, para peneliti menemukan bahwa mereka yang makan cepat lebih mungkin (11,6 persen) mengalami sindrom metabolik daripada mereka yang makan dengan kecepatan normal. (6,5 persen) dan yang makan lambat (2,3 persen).

Sindrom metabolik mengacu pada sekelompok masalah kesehatan atau kondisi yang dapat menyebabkan diabetes, obesitas atau penyakit jantung. Tim menyimpulkan bahwa makan cepat dikaitkan dengan faktor-faktor seperti kenaikan berat badan tidak sehat, tekanan darah tinggi dan kadar glukosa darah yang tidak stabil.

Menurut penelitian, ketika Anda meluangkan waktu untuk mengunyah dan menelannya dengan benar, otak Anda memberi waktu untuk memproses perasaan kenyang yang mungkin memberi sinyal Anda untuk berhenti makan lebih awal dan mencegah makan berlebihan.

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

4 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

15 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya