TEMPO.CO, Jakarta - Benny Prawira selaku Kepala Koordinator dari komunitas peduli pada pencegahan bunuh diri, Into The Light, mengatakan ada beberapa gejala umum pada orang yang memiliki keinginan untuk bunuh diri.
“Perubahan perilaku yang pastinya,” ujar Benny saat ditemui pada acara memperingati Hari Penyintas Kehilangan Bunuh Diri Internasional 2017 di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu, 18 November 2017.
Perubahan perilaku dimaksud adalah ketika seseorang yang tiba-tiba menarik diri dari lingkungan sosialnya. “Tidak mau bergaul,” katanya. Peningkatan terhadap perilaku yang berbahaya juga menjadi salah satu gejala umum seseorang yang ingin mengakhiri nyawanya seperti suka ngebut-ngebutan di jalan atau minuman alkohol yang diminumnya menjadi lebih banyak dari biasanya.
“Kayak careless, ‘saya ngelakuin apa aja deh, ga peduli, mau mati ya sudah’,” tutur Benny.
Selain itu, membicarakan topik kematian juga menjadi salah satu gejala yang perlu diperhatikan. Beberapa orang tidak secara langsung mengatakan ingin mengakhiri hidupnya. “Kadang ngomongnya implisit seperti ‘saya pingin tidur dan ga bangun-bangun lagi deh’ atau ‘saya berharap saya ga pernah dilahirkan’” papar Benny.
Jika seseorang mengatakan seperti itu, menurut Benny, hal tersebut merupakan tanda peringatan buat orang sekitarnya. “Kita harus peka pada sesama kita,” tuturnya.
“Saat kita lihat ada perubahaan perilaku terhadap seseorang kita harus coba aja ngobrol, tanya kenapa dan bilang kalau kita ada disini,” ujar Benny.