Ancaman Bipolar di Perkotaan

Reporter

Aisha Shaidra

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 23 November 2017 12:35 WIB

24_KOSMO_bipolar

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit bipolar menjadi perbincangan hangat masyarakat. Hal ini terkait dengan insiden yang dialami Tanita Felicia (24) pada Selasa 21 November 2017 malam. Tanita kabur saat hendak dihentikan polisi lalu lintas malam itu.

Mobil Honda CRV yang dikemudikan Tanita yang meluncur ke arah Blok M itu menabrak sejumlah kendaraan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Tanita berhasil diamankan setelah sebelumnya menabrak mobil derek di Bundaran Senayan, Jakarta Selatan. Hasil interogasi yang dilakukan polisi, Tanita mengalami bipolar. Tanita pun sudah dikembalikan kepada orang tuanya.

Gangguan jiwa bipolar menjadi ancaman bagi penduduk kota besar, seperti warga Jakarta. Selain Tanita, bipolar juga dialami oleh Mega, nama samaran. Ia mesti berjuang agar tak mengalami depresi ataupun mania saat menyesuaikan diri dengan kehidupan di kota. Baca: Google Doodle Rayakan Kimchi Hari Ini, Simak 3 Faktanya

Sebagai orang dengan bipolar, kondisi apa pun berpotensi membuat dia merasa bahagia atau sedih berlebihan. Mega baru sepekan ini pindah dari Bandung ke Depok. "Kemacetan, biaya kebutuhan rumah tangga yang meningkat, cukup membuat (bipolar) saya kambuh," ujar Mega kepada Tempo, April lalu.

Masalah keluarga yang tak kunjung selesai, kerepotan mengurus tiga anak tanpa pembantu rumah tangga, tekanan dari keluarga besar, dan minimnya dukungan suami pernah menjadi pemicu depresi Mega. "Saya bisa kambuh dan sampai ke usaha bunuh diri. Saya sempat hampir mau membunuh suami," ia mengungkapkan. Baca: Intip Catatan Pengamat Mode untuk Busana Kahiyang Ayu

Advertising
Advertising

Ibu tiga anak ini baru mengetahui dirinya mengidap gangguan bipolar pada 2014. Ketika itu ia jauh dari suami yang bekerja di luar kota. Setelah mengetahui gangguan tersebut, Mega memilih tinggal dekat dengan tempat kerja suaminya.Dekat dengan suami dan rutin mengkonsumsi mineral lithium membuat gangguan bipolar Mega bisa dikendalikan. "Setelah suami tahu saya bipolar, dia mulai mengerti," ucapnya.

Data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan 2014 yang dipaparkan dalam seminar memperingati Hari Bipolar Sedunia 30 Maret lalu menyebutkan, terdapat 1 juta pasien gangguan jiwa berat dan 19 juta pasien gangguan jiwa ringan di Indonesia. Dari jumlah itu, sebanyak 385.700 orang atau 2,03 persen pasien gangguan jiwa terdapat di Jakarta dan berada di peringkat pertama nasional.

Menurut dokter spesialis kedokteran jiwa Nova Riyanti Yusuf, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan gangguan jiwa menjadi lebih rentan pada masyarakat urban. Hidup di kota yang tak ramah manusia, seperti jalanan yang macet, kemiskinan, budaya instan, kesenjangan sosial, kompetisi tak sehat, dan populasi yang demikian padat,bisa memicu gangguan jiwa, meski bukan faktor utama. "Biasanya gangguan bipolar sudah lama diidap, tapi tak disadari. Pemicunya bisa genetik dan lingkungan," ujar Nova, yang bertugas sebagai psikiater di Departemen Kesehatan Jiwa Masyarakat RS Jiwa Dr Soeharto Heerdjan, Jakarta, ini. Baca: Akhir Tahun Changi Airport Sajikan Nuansa Hello Kitty

Kesibukan masyarakat di perkotaan, dia mengimbuhkan, berkaitan erat dengan bagaimana sebuah hubungan sosial terbentuk. Ketidakpekaan dan kecenderungan hidup antisosial bagi sebagian orang bisa menimbulkan depresi. Bahkan, pada seseorang dengan bipolar, hal tersebut memunculkan risiko bunuh diri.

Nova melanjutkan, penyebab gangguan bipolar diduga berasal dari faktor genetik, biologis, dan psikososial. Mengetahui gejala dan deteksi dini merupakan salah satu upaya agar gangguan bipolar tidak memburuk. Hal tersebut dibenarkan Budi dan Mega. Setelah menyadari ada yang salah, keduanya segera menemui psikiater. Baca: Steak Salmon, Kuliner Lezat dari Eropa yang Banyak Khasiatnya

Para penderita bipolar, dikatakan Nova, perlu mendapat dukungan dari keluarga dan lingkungan terdekatnya. "Sebab, di titik tertentu, pengidap bipolar cenderung melakukan kegiatan yang impulsif, seperti berjudi dan melakukan hubungan seksual," dia menjelaskan.

Pengidap bipolar juga perlu belajar mengendalikan dirinya sendiri. Hal itu penting untuk menghindarkan mereka masuk ke dalam gaya hidup negatif, seperti berperilaku konsumtif dan menyalahgunakan obat-obatan. Selain itu, dalam kondisi tertentu, mereka harus rutin berkonsultasi dengan ahli dan mengkonsumsi obat-obatan.

KORAN TEMPO

Berita terkait

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

6 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

8 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

8 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

9 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

12 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

16 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

17 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

23 hari lalu

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya