TEMPO.CO, Jakarta - Mimpi merupakan bunga tidur. Biasanya, seseorang akan mengingat seluruh atau sebagian mimpi yang ia alami. Namun ada pula sebagian orang yang mengaku tidak ingat sama sekali apakah ketika tertidur mereka bermimpi atau tidak.
Sebuah studi yang dilakukan Rubin Naiman bertajuk "Dreamless: The Silent Epidemic of REM Dream Loss" menemukan tidak bermimpi selama tidur merupakan tanda buruk untuk tubuh. "Banyak masalah kesehatan disebabkan hilangnya kenyamanan tidur. Paling tidak, mimpi tidak muncul karena kualitas tidur yang kurang," kata Rubin.
Lebih lanjut, Rubin menerangkan, jika seseorang tidak bermimpi ketika tertidur, artinya orang tersebut tidak mengalami siklus tidur yang benar. Mimpi hanya muncul jika manusia telah memasuki mode rapid eye movement (REM) atau periode tidur yang ditandai dengan pergerakan mata dan hilangnya kekuatan otot.
"Biasanya, seseorang akan mengalami REM sampai larut malam karena saat itu tubuh memprioritaskan tidur nyenyak. Namun, jika tidak mengalami REM dengan benar, orang itu akan cenderung atau tengah mengalami masalah kesehatan fisik dan emosional, seperti kerusakan sistem kekebalan tubuh, masalah ingatan, halusinasi, hingga depresi," ujarnya.
Karena itu, Rubin mengingatkan seseorang setidaknya harus tidur selama 7-9 jam per hari untuk meraih tidur yang berkualitas.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
3 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.