Kenali 3 Vaksin Difteri dan Apa Pentingnya Imunisasi Lanjutan?

Reporter

Tempo.co

Editor

Susandijani

Kamis, 7 Desember 2017 10:53 WIB

Ilustrasi vaksin. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Difteri bisa menular pada siapa saja, anak, orang dewasa, pria atau pun perempuan. Begitu disebutkan dokter keluarga dari Klinik Puri Mutiara dr M Saptadji kepada TEMPO.CO, Kamis 7 Desember 2017.

Lebih jauh, pemerhati kesehatan Dr Jusuf Kristianto PhD, menyebutkan bahwa faktor sanitasi, gizi buruk dan imunisasi sangat berpengaruh pada penularan difteri yang kini dinyatakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia sebagai Kejadian Luar Biasa ini. "Sanitasi, gizi buruk dan imunisasi yang tak lengkap, jadi salah satu penyebab munculnya lagi kejadian difteri di Indonesia," ujar Jusuf.

Baca juga:
Wanita Cenderung Selingkuh di Usia Pernikahan 6 Tahun, Pria?
Kasus Sunan Kalijaga, Dampak Marah pada Anak di Media Sosial
Tidur Siang Tingkatkan Produktivitas dan Waspada, Simak Kata Ahli

Imunisasi lengkap yang dimaksud adalah selain vaksin yang diberikan melalui imunisasi dasar pada bayi (di bawah 1 tahun), ada juga imunisasi lanjutan (booster) yang diberikan sampai anak kelas 5 Sekolah Dasar (SD).

Berikut ini 3 jenis vaksin untuk imunisasi difteri yang harus diberikan pada usia berbeda, seperti yang dirilis Kemenkes:

1. Vaksin DPT-HB-Hib
Diberikan melalui Imunisasi Dasar pada bayi (di bawah 1 tahun) sebanyak 3 dosis vaksin DPT-HB-Hib dengan jarak 1 bulan. Selanjutnya vaksin ini juga diberikan sebagai booster (imunisasi lanjutan) pada anak umur 18 bulan sebanyak 1 dosis. Booster selanjutnnya diberikan pada tahap no 2 dan 3 berikut ini.

2. Vaksin DT
Vaksin ini deberikan sebanyak 1 dosis pada anak sekolah tingkat dasar kelas 1.

3. Vaksin Td
Vaksi ini diberikan pada murid kelas-2 diberikan 1 dosis vaksin Td, kemudian pada murid kelas-5 diberikan 1 dosis vaksin Td.

Disebutkan juga bahwa keberhasilan pencegahan difteri dengan imunisasi sangat ditentukan oleh cakupan imunisasi, yaitu minimal 95 persen.

Direktur Surveillance dan Karantina Kesehatan Kemenkes, Elizabeth Jane Soepardi, juga menyebutkan bahwa KLB Difteri kali ini disebabkan oleh imunisasi tak lengkap. "[KLB] Difteri karena tidak imunisasi atau imunisasi tidak lengkap," katanya kepada TEMPO.CO Kamis 7 Desember 2017.

Jane yang saat dihubungi sedang dalam perjalanan ke Entikong ini, juga menambahkan bahwa booster itu diperlukan untuk meningkatkan kadar antibodi. "Setelah imunisasi terakhir, kadar antibodi akan turun. Imunisasi lanjutan atau booster perlu untuk tingkatkan kadar antibodi," katanya.

Selanjutnya, kata Jane, Booster tiap 10 tahun seumur hidup akan ditetapkan di Indonesia. "Bertahap [pelaksanaannya]. Booster tiap 10 tahun ini akan ditetapkan setelah kita bisa kendalikan difteri melalui Outbreak Response Immunization (ORI)," katanya

Berita terkait

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

5 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

6 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

6 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

7 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

7 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

8 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

11 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

15 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

16 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

23 hari lalu

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya