Fase Posesif pada Anak, Begini Menghadapinya

Reporter

Tabloid Bintang

Editor

Susandijani

Sabtu, 9 Desember 2017 16:39 WIB

Ilustrasi anak dengan adik kecilnya. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika anak mulai bisa bicara, ada masanya mereka sangat posesif terhadap benda-benda di sekitar mereka. Mainan disentuh orang lain, marah. Makanan diminta sedikit, menangis.

Begitulah, fase posesif ini terkadang menjengkelkan, karena anak mudah sekali berkonflik dengan anak seusia. Karena masing-masing merasa sebagai pemilik mainan atau benda lain, tidak jarang acara bermain berubah menjadi berebut mainan lalu menangis bersama. Bagaimana fase “semuanya punyaku” ini terjadi? Baca: Efek Cinta? Rela Operasi Plastik 30 Kali Demi Pujian dari Si Dia

“Aku dan punyaku adalah beberapa dari kata-kata pertama yang biasa diucapkan bayi,” jelas Peter Blake, Ed.D., doktor psikologi perkembangan anak dari Universitas Boston, AS. Meski umumnya kata-kata yang kali pertama diucapkan anak adalah “mama” dan “papa”, tidak lama setelah itu mereka akan menyadari bahwa mereka bisa mengklaim sebuah objek hanya dengan penambahan kata sederhana: “ku”. Mereka akan mulai menambahkan kata “ku” di belakang kata objek, seperti “mamaku”, “papaku”, “bolaku”, “mobilku”, dan apa pun disebut “punyaku”.

Meski menyebalkan, fase posesif yang biasa dimulai sejak anak berusia 18 bulan hingga 4 tahun ini sebenarnya menunjukkan tahap perkembangan yang baik dan wajar. “Ini menunjukkan bahwa mereka memahami konsep abstrak mengenai ikatan tak terlihat seseorang dengan sebuah benda,” jelas Susan Gelman, Ph.D., psikolog perkembangan anak dari Universitas Michigan di Ann Arbor, AS. Baca: KLB Difteri: Bakteri Penyebabnya Ada 3 Tipe, Mana Paling Ganas?

Gelman menjabarkan, pemikiran balita sangatlah sederhana. Anak usia 2-4 tahun meyakini, orang yang mengklaim kepemilikan sebuah benda adalah pemilik yang sah.

Hal baik lainnya, di fase ini anak mulai menyadari eksistensinya. Ketika bayi melihat dirinya di cermin, ia berasumsi yang dilihatnya di cermin adalah orang lain.

Namun setelah memasuki fase belajar bicara, bayi yang beranjak balita mulai memahami, yang mereka lihat di cermin adalah diri sendiri. Kepekaan balita menyadari keberadaannya bersamaan dengan mereka menyadari kepemilikannya. Baca: Ada Model Ganteng di Video Klip Anggun C Sasmi, Siapa Dia?

Ketika seorang anak mengklaim sesuatu dan hal itu disepakati orang lain, mereka merasakan eksistensi diri. Mereka ada, karena mereka bisa memiliki sesuatu. Ini sebabnya orang tua tidak disarankan untuk mematahkan keyakinan anak mengenai kepemilikan benda yang mereka klaim.

Berita terkait

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

2 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

7 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

7 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

7 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

8 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.

Baca Selengkapnya

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

13 hari lalu

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

18 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

19 hari lalu

Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

Pasukan Israel membunuh tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Gaza tanpa berkonsultasi dengan PM Benyamin Netanyahu

Baca Selengkapnya

Pamer Foto Lebaran 8 Tahun Terakhir, Andien Ceritakan 2 Karakter Berbeda Anaknya

21 hari lalu

Pamer Foto Lebaran 8 Tahun Terakhir, Andien Ceritakan 2 Karakter Berbeda Anaknya

Penyanyi Andien menceritakan perjalanan foto Lebaran keluarganya selama 8 tahun terakhir

Baca Selengkapnya