TEMPO.CO, Jakarta - Studi di Inggris menemukan bahwa polusi udara di jalan raya dapat mempengaruhi rendahnya berat badan bayi yang ada dalam kandungan.
Ketua penelitian di School of Public Health of the Imperial College, Rachel Smith, mengatakan pada penelitian sebelumnya, diketahui bahwa kebisingan berdampak pada kesehatan, seperti gangguan tidur, peningkatan tekanan darah, dan penyakit kardiovaskular.
Adapun saat ini, Smith bersama timnya mencoba untuk meneliti dampak dari kedua faktor, yakni polusi udara dan kebisingan suara lalu lintas.
Penelitian ini dilakukan pada 540 ribu bayi di London dengan mengidentifikasi daerah perumahan masing-masing ibu bayi.
“Hasil penemuannya menunjukkan bahwa ibu hamil dengan paparan polusi yang lebih tinggi, kemungkinan memiliki bayi dengan berat yang ringan juga lebih tinggi. Namun, risiko ini lebih rendah ketimbang yang dihasilkan oleh paparan asap rokok,” katanya seperti dikutip Reuters pada Kamis, 21 Desember 2017.
Tingginya polusi udara, seperti nitrogen dioksida, nitrogen oksida, dan partikel halus berhubungan dengan 2-6 persen kemungkinan kurangnya berat badan bayi dan 1-3 persen berdampak pada kecilnya ukuran janin saat kehamilan, bahkan setelah menambahkan faktor kebisingan lalu lintas.
“Orang sulit untuk mengurangi paparan polusi udara karena artinya mereka harus membuat perubahan besar pada gaya hidup, perjalanan, atau tempat tinggal mereka. Meningkatkan kualitas udara dan mengurangi polusi udara di lalu lintas perkotaan memerlukan kebijakan pemerintah,” kata Smith.
Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh
1 hari lalu
Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh
Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
7 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.