Narkoba Kembali Menjerat Artis, Ini 3 Jenis yang Sering Dipakai

Sabtu, 17 Februari 2018 11:30 WIB

Ilustrasi Pengguna Narkoba.

TEMPO.CO, Jakarta - Narkoba kembali menjerat artis. Kali ini Dhawiya Zaida anak dari penyanyi lawas Elvy Sukaesih, bersama kakak dan juga tunangannya.

Sebelumnya, sederet nama artis juga ditangkap gara-gara narkoba ini. Ada Tora Sudiro, Tio Pakusadewo kemudian artis Jennifer Dunn, Fachri Albar, juga yang sedang heboh Roro Fitria .

Berikut ini jenis narkoba yang sering digunakan para sosialita yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber.

Ekstasi
Ekstasi pada awalnya dikembangkan oleh perusahaan farmasi Merck pada tahun 1912. Dalam bentuk aslinya, ia dikenal sebagai "MDMA". Digunakan pada 1953 oleh Angkatan Darat AS dalam tes perang psikologis, kemudian pada 1970-an MDMA mulai digunakan sebagai obat di berbagai pesta. Baca juga: Peruntungan Cinta Menurut Shio di Tahun Anjing Tanah

MDMA sendiri bisa menimbulkan efek berbahaya. Apa yang disebut Ekstasi hari ini, misalnya bisa mengandung campuran zat yang beragam - dari LSD, kokain, heroin, amfetamin dan metamfetamin, hingga racun tikus, kafein, zat penyembuh anjing, dan lain-lain.

Ekstasi paling sering berbentuk pil tapi bisa juga disuntikkan. Ekstasi bentuk cair sebenarnya GHB, yaitu obat depresan sistem saraf, zat yang juga dapat ditemukan di pembersih saluran pembuangan, pembersih lantai dan pelarut lemak.

Marijuana
Marijuana adalah salah satu obat yang paling sering disalahgunakan di dunia. Ada kesenjangan yang terus tumbuh antara sains terbaru tentang ganja dan mitos yang mengelilinginya. Beberapa orang berpikir bahwa karena legal di beberapa tempat, marijuana aman. Tapi tubuh Anda tidak tahu masalah obat legal dari obat terlarang. Tubuh Anda hanya tahu efek obat yang diciptakan begitu Anda telah memakainya.

Marijuana berasal dari tanaman rami India, dan bagian dari tanaman marijuana yang dapat dijadikan obat ditemukan terutama pada bunga (biasa disebut "tunas") dan jauh lebih sedikit pada biji, daun, dan batang tanaman.

Ada lebih dari 400 bahan kimia dalam marijuana. Bahan kimia yang menyebabkan keracunan atau perasaan "tinggi" pada pengguna disebut THC (singkatan dari tetrahydrocannabinol). THC menciptakan efek mengubah pikiran yang mengklasifikasikan marijuana sebagai "obat". Setiap zat yang memabukkan menyebabkan perubahan pada tubuh dan pikiran. Hal ini bisa membuat kecanduan atau ketergantungan, menyebabkan seseorang ingin mengambil obat itu meski membahayakannya.

Sedangkan untuk penggunaan marijuana secara medis, mengandung zat kimia lain yang disebut CBD (singkatan dari cannibidiol). Ini adalah zat yang paling sering dikaitkan hubungannya dengan manfaat medis. Tidak seperti THC, CBD tidak menyebabkan rasa ‘mabuk’ yang tinggi. Manfaat medisnya masih terus dipelajari, begitu juga metode untuk membiakkan tanaman marijuana dengan CBD tinggi dan THC rendah untuk keperluan medis. Baca: Imlek 2018 : Intip 8 Hal Tabu yang Tak Boleh Dilakukan

Konsekuensi mental penggunaan marijuana sama parahnya. Perokok marijuana memiliki ingatan dan kemampuan mental yang kurang baik daripada non-pengguna. Studi terbaru tentang orang dewasa muda yang merokok marijuana, menemukan kelainan pada otak yang berkaitan dengan emosi, motivasi dan pengambilan keputusan.

Metamfetamin
Metamfetamin adalah serbuk kristal berwarna putih, tidak berbau dan pahit yang mudah larut dalam air atau alkohol. Dibandingkan dengan stimulan serupa, kadar metamfetamin yang lebih tinggi masuk ke otak akan menjadikannya obat stimulan yang lebih ampuh. Zat ini juga memiliki efek tahan lama dan lebih berbahaya bagi sistem saraf pusat.

Sabu adalah nama lain untuk Metamfetamin Hidroklorida, yang juga dikenal sebagai crystal meth. Biasanya, obat ini digunakan untuk menciptakan perasaan senang, meningkatkan energi dan meningkatkan mood. Metamfetamin memberi seseorang kemampuan untuk tetap terjaga dan melakukan aktivitas terus menerus dengan kebutuhan tidur yang rendah. Metamfetamin, seperti amfetamin biasa, juga menekan nafsu makan seseorang dan kadang-kadang digunakan oleh orang yang mencoba menurunkan berat badan dengan cepat.

Gejala penyalahgunaan sabu yang lebih parah adalah berkeringat, hipertensi, hipertermia, insomnia, mudah tersinggung, psikosis, tremor, kejang dan denyut jantung yang meningkat. Sedangkan, efek sabu bisa berlangsung selama berjam-jam dengan penderita kadangkala menderita tremor atau insomnia selama berhari-hari. Seiring dengan bertambahnya usia, gejala akan timbul lebih lanjut seperti paranoia dan halusinasi. Baca: Imlek Ditanya Kapan Menikah? Waspadai Dampak Psikologis Ini

Menjadi lesu juga sangat umum terjadi setelah mengkonsumsi narkoba tersebut, karena tiba-tiba kehilangan fokus dan energi. Kelelahan lebih lanjut dan keinginan sabu yang terus meningkat juga merupakan pengalaman umum setelah efek obat tersebut telah memudar.

DRUGFREEWORLD | TIMBERLINEKNOLLS | ADDICTIONRESOURCE

Advertising
Advertising

Berita terkait

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

3 jam lalu

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

Polisi tak akan melepas Rio Reifan untuk menjalani rehabilitasi karena sudah lima kali terjerat kasus narkoba.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

23 jam lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

1 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

1 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

3 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

3 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

3 hari lalu

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

Dari kedua kurir narkoba itu, polisi juga mengamankan 6 botol liquid ganja cair dan alat hisap.

Baca Selengkapnya

Selebritas Berkali-kali Kejeblos Kasus Narkoba, Terakhir Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya

4 hari lalu

Selebritas Berkali-kali Kejeblos Kasus Narkoba, Terakhir Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya

Polisi tangkap selebritas Rio Reifan kelima kalinya dalam kasus narkoba. Berikut beberapa artis lain yang berkali-kali terjerat barang haram itu.

Baca Selengkapnya

Rapper Sik-K Serahkan Diri ke Polisi karena Konsumsi Narkoba Januari Lalu

4 hari lalu

Rapper Sik-K Serahkan Diri ke Polisi karena Konsumsi Narkoba Januari Lalu

Baru terungkap, rapper Korea Selatan berusia 30 tahun yang menyerahkan diri ke kantor polisi pada Januari lalu adalah Sik-K.

Baca Selengkapnya

Polisi Bakal Ulang Tes Urine Rio Reifan, Dalami Status Sebagai Pemakai atau Sekaligus Pengedar

4 hari lalu

Polisi Bakal Ulang Tes Urine Rio Reifan, Dalami Status Sebagai Pemakai atau Sekaligus Pengedar

Polisi mengatakan Rio Reifan baru keluar dari lapas setelah menjalani hukuman 3 tahun penjara pada Februari 2024.

Baca Selengkapnya