TEMPO.CO, Jakarta - Menulis secara ilmiah bisa membantu seseorang berkompromi dengan trauma yang pernah dia alami, hal itu menurut artikel dalam The Connection Between Art, Healing, and Public Health beberapa waktu lalu. "Individu yang menulis tentang pengalaman traumatisnya, secara statistik meningkat berbagai ukuran kesehatan fisiknya dan sistem kekebalan tubuhnya berfungsi lebih baik," kata Heather L. Stuckey and Jeremy Nobel dalam artikel itu.
Memang, saat menuliskan pengalaman buruk, seseorang seakan mengingat kembali insiden tak menyenangkan itu. Namun, dalam jangka panjang hal ini bisa berdampak positif, kata Karen A. Baikie an Kay Wilhem, penulis studi.
Untuk otak, menulis juga bisa membantu seseorang mengingat dan belajar. Berbeda halnya jika seseorang hanya mengetik gagasan yang ingin diingat, karena tidak akan benar-benar membuatnya lebih baik. Baca:Agnez Monica Diulas Vogue, Artis ini juga Ditulis Media Asing
Medical News Today menyatakan jika Anda ingin belajar lebih efisien, para peneliti menganjurkan seseorang harus menjadi kuno, yakni menulis menggunakan pena, pensil dan alat tulis lainnya di atas kertas.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
2 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.