Mengenali Gejala Kanker pada Anak, Simak Kata Dokter Ini

Reporter

Bisnis.com

Editor

Susandijani

Jumat, 23 Februari 2018 12:35 WIB

Ilustrasi Kanker (Pexel.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua berperan penting dalam mengenali dan mengobati kanker pada anak. Jangan sampai, keterlambatan mengenali kanker pada anak berakibat fatal.

Maklumlah, keterlambatan diagnosis sering terjadi karena anak belum bisa menyampaikan keluhan secara tepat. Kasus kanker anak seringkali ditemukan dalam stadium lanjut.

Semestinya, dengan mewaspadai tanda dan gejala yang mudah dikenali, kanker anak dapat ditemukan dalam stadium yang lebih dini sehingga dengan penanganan yang tepat dapat disembuhkan. Baca: Ingin Selalu Dapat Diskon? Intip Tips Berikut Ini

Penting bagi orang tua untuk mengenali gejala-gejala dan jenis-jenis kanker yang bisa menyerang anak, khususnya di Indonesia.

Menurut Direktur Utama Rumah Sakit Dharmais Abdul Kadir, penyakit kanker adalah suatu kondisi sel telah kehilangan kendali terhadap mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang abnormal, cepat, dan tidak terkendali.

Sel-sel kanker tersebut akan terus membelah (multiplikasi) tanpa mengikuti faal (fungsi) tubuh normal. Adapun jenis-jenis kanker anak yang sudah dapat diidentifikasi di Indonesia yakni leukimia, retinoblastoma, neuroblastoma, limofa maligna, osteosarkoma dan karsinoma nasofaring.

Advertising
Advertising

Pada leukimia, papar Abdul Kadir, gejala-gejala yang dialami pada anak berupa pucat, demam tanpa sebab yang jelas, pendarahan kulit, nyeri tulang dan lesu. Gejala pada retinoblastoma a.l. juling, manik mata putih, mata merah, kornea mata membesar, peradangan jaringan bola mata serta penglihatan buram.

Pada neuroblastoma, gejala-gejalanya berupa kebiruan sekitar mata dan benjolan di perut. Sementara itu, kanker limofa maligna dapat ditandai dengan benjolan (lebih dari 2 cm) tanpa rasa nyeri dan cepat membesar, sesak nafas, demam serta lemah dan lesu.

Gelaja-gejala kanker osteosarkoma dapat berupa nyeri tulang (malam hari) setelah aktivitas serta pembengkakan, kemerahan dan terasa hangat di lokasi nyeri. Kemudian terjadinya patah tulang setelah aktivitas rutin, bahkan tanpa trauma, serta gerakan terbatas pada bagian yang terkena kanker.

Sementara itu, kanker karsinoma nasofaring yang bergejala ingus campur darah, mimisan dan hidung tersumbat. Kemudian telinga terasa penuh, berdengung serta nyeri pada telinga. Gejala lainnya adalah penglihatan ganda dan pembesaran kelenjer getah bening di leher. Baca: Bupati Kutai Kartanegara Kolektor Tas Mewah, Simak Gaya Pria Ini

“Seandaniya orang tua curiga anaknya menderita kanker dengan gejala-gejala tersebut, saya mohon dengan cepat dibawa ke rumah sakit, puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya. Jangan menganggap enteng,” kata Abdul Kadir.

Haridini Intan, Dokter Hematologi Onkologi Anak RS Dharmais menambahkan, secara nasional kanker leukimia masih dominan atau 70persen dari jumlah total penderita kanker anak.

Di Rumah Sakit Dharmais saat ini ada 270 pasien anak yang menderita leukimia, untuk kasus baru. Jumlah penderita kanker anak meningkat karena tidak terdeteksi sejak awal oleh para orang tua, terutama pada dua jenis kanker, yakni osteosarkoma dan karsinoma nasofaring.

“Penderita kanker osteosarkoma dan karsinoma nasofaring merasa pegal-pegal dan ngilu-ngilu, bisa awalnya seperti itu. Itu sedikit sulit karena dikira cuma patologis biasa, padahal kanker, baru ketahuannya belakangan,” kata Haridini.

Sampai sekarang penyebab kanker pada anak masih dalam tahap penelitian sehingga dokter dan para ahli belum bisa memastikannya.

Namun yang jelas, kata Abdul Kadir, secara umum penyakit kanker ada hubungannya dengan faktor genetis atau faktor keturunan. Berhubungan juga dengan faktor lingkungan, seperti asap rokok, polusi dan radiasi.

Radiasi diasumsikan mempunyai peranan penting dalam terjadinya kanker karena bagian dari faktor lingkungan. Radiasi itu tidak berarti harus dari barang-barang elektronik atau dari sinar radioaktif.

Faktor berikutnya yakni infeksi tertentu pada anak, misalnya infeksi virus dan bakteri yang menyebabkan anak berubah sifatnya menjadi berpenyakit kanker. Baca: Pasca Video Viral Bu Dendy, NN Masuk Rumah Sakit

Variabel lainnya adalah kebiasaan, pola atau gaya hidup, seperti merokok, makan makanan instan, kurang berolahraga, makanan tidak seimbang, kurang istirahat dan sebagainya.

Meskipun sudah banyak keluar aturan pelarangan, tetapi saat ini jumlah perokok bukannya berkurang, tetapi malah bertambah. Bahkan, sekarang anak-anak kecil pun sudah mulai merokok. Saat ini, kanker sudah menjadi masalah dan di seluruh dunia.

Berita terkait

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

4 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

4 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

4 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

5 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

5 hari lalu

OJK Imbau Para Ibu agar Tak Ciptakan Generasi Sandwich

toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu agar tidak menciptakan generasi sandwich. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

6 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

6 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

9 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

9 hari lalu

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.

Baca Selengkapnya