Sridevi Meninggal karena Jantung, Intip Cara Pertolongan Pertama

Minggu, 25 Februari 2018 18:21 WIB

Sridevi Kapoor. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Meninggalnya bintang film Bollywood, Sridevi pada Sabtu 24 Februari 2018 mengagetkan banyak pihak. Sridevi yang saat itu berusia 54 tahun meninggal karena serangan jantung saat berada di Dubai, Uni Emirat Arab, untuk menghadiri acara pernikahan salah satu kerabatnya. Suami Sridevi, Boney Kapoor, dan anak perempuannya, Khushi, dikabarkan bersamanya saat Sridevi meninggal. Baca: Trik dari Ahli Agar Aman Mengkonsumsi Durian

Henti jantung bisa saja terjadi tidak hanya Sridevi, namun juga pada semua orang. Asosiasi Jantung Amerika atau American Heart Association (AHA) menjelaskan beberapa faktor risiko terjadinya henti jantung mendadak. Faktor itu di antaranya kekuatan pompa jantung yang menurun, penyakit jantung koroner, riwayat serangan jantung sebelumnya, gagal jantung kongestif, dilated cardiomyopathy, gangguan irama jantung, dan beberapa kelainan kelistrikan jantung herediter. Faktor ini bisa dideteksi melalui beberapa pemeriksaan jantung mendasar, seperti EKG, ekokardiografi, tes treadmill, multislice ct scan jantung, studi kelistrikan jantung, dan kateterisasi jantung.

Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) BRM Ario Soeryo Kuncoro menyatakan orang di sekitar tak boleh panik ketika seseorang mengalami henti jantung mendadak. Setelahnya, pastikan bahwa jantung dan napas penderita benar-benar berhenti. Baca: Dahsyatnya Mainan untuk Orang Dewasa, Tak Cuma Hiburan, Apa Itu?

Hal ini bertujuan agar pertolongan pertama yang diberikan tepat. Menurut Ario, kolaps atau pingsan yang menyebabkan seseorang tak sadarkan diri bisa menjadi gejala henti jantung. Indikasi lain gejala henti jantung adalah penderita tak merespons panggilan atau sentuhan seperti cubitan. Namun tidak semua orang kolaps disebabkan jantung berhenti. "Bisa juga kolaps karena epilepsi. Jadi pastikan henti jantung atau tidak," katanya November lalu.

Bila jantung dan napas dipastikan berhenti, usahakan sirkulasi oksigen dalam tubuh penderita kembali lancar. Caranya, dengan memompa jantung atau kompresi.

Simak: 6 Tanda Serangan Jantung Enam Bulan Sebelum Serangan

Advertising
Advertising

Penolong dapat menaruh kedua tangan dan menekannya berulang kali di atas dada penderita. Hal ini penting dilakukan jika alat bantu oksigen belum tersedia. "Oksigen penting kalau ada. Tapi kalau tidak ada, yang dikerjakan itu dulu," ujarnya.

Ketika kompresi dilakukan, tempatkan penderita di lokasi yang baik. Berikan ruang kepada penderita dan penolong.

Orang-orang yang datang hanya untuk menyaksikan tidak banyak membantu penderita. Biasanya, kata Ario, mereka hanya bergerombol untuk melihat apa yang terjadi. Langkah itu malah memperlama proses penyembuhan. "Karena kan kita kebiasaan ngumpul dan menonton saja. Itu tidak bisa membantu," ucapnya. Baca: Nonton Televisi Picu Ketergantungan, Cek Penyakit Lainnya

Sembari memberi pertolongan, carilah bantuan medis. Tindakan penting lain adalah memanggil pihak medis, seperti unit gawat darurat. Menurut Ario, kadang-kadang penolong lupa setelah jantung dan napas sudah terdeteksi, belum tentu penderita akan sadar. "Mungkin harus ada pertolongan infus dan lainnya," katanya.

Berita terkait

Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

16 jam lalu

Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

Contoh gangguan mitokondria termasuk penyakit mitokondria, gangguan neurodegeneratif, dan gangguan metabolik.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

10 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

11 hari lalu

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

17 hari lalu

Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

18 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

25 hari lalu

Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

29 hari lalu

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?

Baca Selengkapnya

Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

39 hari lalu

Pentingnya EKG untuk Pemeriksaan Awal Penyakit Jantung

Ada berbagai masalah terkait penyakit jantung dan EKG pun berperan penting sebagai rekaman aktivitas listrik jantung.

Baca Selengkapnya

Spesialis Sarankan Penderita Penyakit Jantung Kategori Ini Tak Puasa Ramadan

39 hari lalu

Spesialis Sarankan Penderita Penyakit Jantung Kategori Ini Tak Puasa Ramadan

Pakar mengungkapkan puasa Ramadan pada penderita penyakit jantung akut dikhawatirkan dapat mengakibatkan ketidakstabilan pompa jantung.

Baca Selengkapnya

Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

42 hari lalu

Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang mengalami komplikasi saat menjalani kehamilan cenderung memiliki risiko terkena penyakit jantung.

Baca Selengkapnya