TEMPO.CO, Jakarta - Para laki-laki tidak mungkin merasakan kram karena menstruasi. Mau tahu rasanya?

Rasa kram itu merupakan masalah bagi sebagian besar perempuan. Rasa sakit seperti ditinju pada perut bagian bawah umumnya akan menghantui perempuan saat menstruasi dalam periode tertentu. Meskipun begitu, rasa sakit itu sering disalahartikan sebagai reaksi berlebihan oleh lawan jenis. Padahal, menurut studi oleh American Academy of Family Physicians, rasa sakitnya dapat mengganggu aktivitas perempuan. Baca: Aquagenic Urticaria : Penyakit Langka Anti Air, Intip Gejalanya

Kram menstruasi atau dysmenorrhea terjadi karena kontraksi pada uterus yang terlalu kuat. Akibatnya, pembuluh darah di sekitar uterus tertekan dan menghambat jalur oksigen ke uterus. Kemudian, rasa sakit atau kram akan terjadi karena uterus kekurangan aliran oksigen.

Perempuan seringkali kesulitan mendeskripsikan rasa sakit saat kram menstruasi. Namun, pakar kesehatan akhirnya dapat menggambarkannya. “Rasa sakit kram menstruasi itu sama seperti rasa sakit karena serangan jantung,” ujar profesor kesehatan reporduksi dari University College London, John Guillebaud.Baca: Cari Jodoh di Internet? Simak 3 Tips Kencan Online

Meskipun terbilang parah, belum banyak studi yang dilakukan untuk masalah ini. Menurut dokter kesehatan perempuan Imogen Shaw, tidak banyak riset tentang kesehatan perempuan sehingga dysmenorrhea belum diteliti lebih lanjut.

Sejauh ini, rasa sakit kram menstruasi hanya bisa diobati dengan obat-obatan yang ditunjang dengan gaya hidup sehat serta teratur, seperti istirahat cukup, menghindari makanan yang mengandung kafein dan garam, dan menghindari rokok. Jika rasa sakit berlanjut atau bertambah parah, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter ahli.

ABC 15 ARIZONA | THE TELEGRAPH | WEB MD | MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA