Bahaya Suntik Filler Payudara, Sesak Nafas sampai Kematian

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 13 Maret 2018 11:54 WIB

Ilustrasi nyeri payudara. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Iklan klinik bedah estetika semakin marak beredar seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap prosedur tersebut. Salah satu metode yang sedang marak diperbincangkan adalah suntik filler, seperti filler hidung. Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI) ternyata kurang setuju dengan penggunaan suntik filler pada bagian tubuh tertentu, terutama di bagian payudara. Baca: Pasangan Selingkuh? Hadapi dengan 3 Cara Berkelas Ini

Injeksi filler dilakukan untuk mengisi bagian yang kosong pada tubuh area tertentu. Perlu diingat bahwa suntik filler atau bahan lainnya tidak bisa sembarangan dan harus dilakukan oleh tenaga ahli sesuai dengan indikasi. Namun, PERAPI menekankan, injeksi pada payudara itu tidak disarankan karena memiliki banyak dampak negatif. “Pokoknya, payudara jangan disuntik (filler),” ujar wakil ketua PERAPI sekaligus ahli bedah plastik, Irena Sakura Rini, dalam acara “Jakarta Burn Congres 2018” di hotel Shangri-la, Jakarta, pada Sabtu, 10 Maret 2018.

Injeksi payudara dapat mengakibatkan dua efek fatal, salah satunya adalah kematian yang merupakan efek jangka pendek dari prosedur tersebut. Jika terjadi kesalahan saat penyuntikan, cairan dapat masuk ke pembuluh darah besar dan mengakibatkan serangan sesak napas karena pembuluh darah di jantung dan paru-paru tersumbat. Fatalnya, hal itu akan berujung pada kematian. Baca: Celetuk Suho EXO tentang Masturbasi, Simak Mitos Masturbasi

Jika cairan berhasil masuk, bukan berarti Anda selamat dari risiko. Cairan filler dapat masuk ke sela-sela kelenjar payudara dan membentuk sebuah jaringan padat. Nantinya, dokter akan kesulitan mengidentifikasi tumor payudara jika Anda melakukan pemeriksaan. Selain itu, silicion granuloma atau jaringan padat yang tumbuh di kulit dapat menyebabkan kemerahan, nyeri, gatal, dan lain-lain. Jaringan tersebut pun tidak dapat dihilangkan begitu saja. Tindakan rekonstruksinya sangat sulit dan tidak akan bersih secara total. Selain itu, hasilnya pun akan kurang memuaskan secara estetika.

Para dokter mengatakan, cara yang tepat untuk melakukan ukuran payudara adalah dengan implan payudara. Saat melakukan prosedur tersebut, payudara Anda akan dipasangkan kantong berisi gel implan yang aman bagi tubuh. Selain itu, Anda juga dapat melakukan fat transfer seperti yang dikemukakan oleh ahli bedah plastik Teuku Adifitrian alias Tompi dalam unggahannnya di akun Instagram klinik pribadinya. “Ada dua acara untuk melakukan pembesaran payudara, yaitu dengan implant sintetis atau fat transfer. Implan yang paling sering digunakan adalah saline (air garam) dan silicon,” tulis akun tersebut pada 6 Maret 2017 silam. Baca: Kaesang Pangarep dan Gibran Bisnis Bareng, Apa Untung - Ruginya?

Advertising
Advertising

PERAPI tidak melarang pemakaian suntik filler, tarik benang (threadlift), atau bahan-bahan medis lainnya selama penggunaannya tepat dan sesuai indikasi. Oleh karena itu, para ahli meminta masyarakat untuk lebih cerdas dalam menentukan pilihan sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. Sebaiknya, kunjungi dokter ahli bedah rekonstruksi dan estetik untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan aman.

INSTAGRAM | MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

8 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

10 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

11 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

11 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Temuan Kerangka Manusia Ditimbun di Belakang Rumah di Kabupaten Wonogiri, Ada Bekas Luka Terbakar

12 hari lalu

Temuan Kerangka Manusia Ditimbun di Belakang Rumah di Kabupaten Wonogiri, Ada Bekas Luka Terbakar

Penemuan kerangka manusia yang diduga korban pembunuhan itu berawal dari laporan orang hilang oleh keluarganya.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

14 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya