Leukimia Sering Serang Anak, Waspadai Tandanya

Reporter

Bisnis.com

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 1 April 2018 07:00 WIB

Ilustrasi anak sakit. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Leukimia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang. Sumsum tulang berada di bagian dalam dari tulang dan merupakan pabrik dari sel darah merah, sel darah putih serta keping darah. Penyakit ini biasanya ditandai dengan adanya penekanan sel-sel darah putih yang abnormal terhadap sel darah yang normal yang mengakibatkan fungsinya terganggu.

Leukimia merupakan salah satu jenis penyakit kanker yang paling sering menyerang anak-anak di Indonesia dan banyak mengakibatkan kematian. Kalangan medis meyakini lebih dari separuh jumlah kasus kanker yang menyerang anak-anak di Indonesia, termasuk leukimia, baru ditangani fasilitas kesehatan setelah dalam keadaan stadium lanjut. “Karena itu, sangat penting bagi para orang tua mengenali gejala awal leukimia dan segera memeriksakan anaknya untuk mengonfirmasi ihwal tanda-tanda yang mencurigakan tersebut,” kata Haridini Intan, dokter hematologi onkologi anak RS Dharmais.

Menurut Haridini, orang tua perlu mencurigai adanya serangan leukimia bila si anak selalu tampak pucat, merasa lemah, rewel dan mengalami penurunan nafsu makan secara signifikan. Selain itu, tanda mencurigakan leukimia lain juga dapat berupa demam tanpa sebab yang jelas serta mengalami kejang-kejang sampai terjadinya penurunan kesadaran. Bukan itu saja. Si anak juga dapat mengalami perdarahan kulit atau perdarahan spontan bila terserang leukimia, begitu juga dengan rasa nyeri pada tulang. “Seringkali ditandai pada anak yang sudah dapat berdiri dan berjalan, tiba-tiba tidak mau melakukannya lagi karena anak lebih nyaman untuk digendong.”

Bila ditelisik lebih detail, tanda-tanda mencurigakan serangan penyakit leukimia juga dapat dilihat dari terjadinya pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening, serta pembesaran buah zakar dengan konsistensi keras. Penanganan leukimia sendiri tidak jauh berbeda dengan jenis kanker lain yang secara garis besar meliputi operasi, kemoterapi dan radioterapi. Operasi bertujuan mengangkat tumor dan merupakan salah satu bagian terpenting dari penanganan kasus tumor padat.

Baca juga:
Hate Speech di Media Sosial, Intip 3 Jurus Menghindarinya
Bosan I Love You? Ungkapkan Cinta dengan 8 Cara Ini
Paskah 2018: Tradisi Aneh dan Unik Merayakan Paskah di 5 Negara

Sementara itu, kemoterapi yakni penanganan dengan menggunakan obat anti-kanker untuk membunuh sel-sel kanker. Pemberian obat anti-kanker bisa dilakukan dengan cara ditelan atau disuntikkan langsung ke dalam darah, otot, di bawah kulit, atau antara dua tulang belakang.

Advertising
Advertising

Radioterapi dilakukan untuk merusak dan memusnahkan sel-sel kanker. Tindakan ini merupakan terapi lokal dengan menggunakan sinar berenergi tinggi yang diarahkan hanya ke bagian tubuh yang dihinggapi sel-sel kankernya. Leukimia merupakan satu dari enam jenis kanker pada anak yang sudah dapat diidentifikasi di Indonesia. Adapun jenis lainnya yakni retinoblastoma, neuroblastoma, limofa maligna, osteosarkoma dan karsinoma nasofaring.

Namun secara nasional, penderita leukimia masih mendominasi total penderita kanker pada anak dengan jumlah 70 persen. Di Rumah Sakit Dharmais sendiri saat ini sudah ada 270 pasien anak yang menderita leukimia, untuk kasus baru.

Kanker merupakan kumpulan sel yang tidak dikelilingi kapsul sehingga memungkinkan sel-sel tersebut menyebar ke organ-organ tubuh yang lain di luar organ yang terkena. Secara umum, kanker terbagi atas dua kelompok besar, yaitu berbentuk cair yang disebut dengan kanker darah (leukimia) dan berbentuk padat. Kanker berbentuk padat terlihat sebagai benjolan yang dapat terjadi pada semua organ tubuh manusia, seperti tulang, syaraf tepi, jaringan kelenjer getah bening dan bola mata.

Kanker yang menjangkiti anak anak berbeda dengan kanker pada orang dewasa. Perbedaan mendasarnya adalah kanker pada orang dewasa dapat dicegah, sedangkan pada anak tidak. Sampai sekarang penyebab kanker pada anak masih dalam tahap penelitian sehingga dokter dan para ahli belum mengetahui secara pasti. Namun penyakit kanker diyakini memiliki hubungan dengan faktor genetis atau faktor keturunan. Berhubungan juga dengan faktor lingkungan, seperti asap rokok, polusi dan radiasi.

Radiasi diyakini mempunyai peranan penting dalam terjadinya kanker karena bagian dari faktor lingkungan. Radiasi tidak berarti harus dari barang-barang elektronik atau dari sinar radioaktif. Sinar radioaktif juga bisa ditimbulkan dari lingkungan, misalnya dari permukaan bumi. Faktor berikutnya yakni infeksi tertentu pada anak, misalnya infeksi virus dan bakteri yang menyebabkan anak berubah sifatnya menjadi berpenyakit kanker.

Variabel lainnya adalah kebiasaan, pola atau gaya hidup, seperti merokok, makan makanan instan, kurang berolahraga, makanan tidak seimbang, kurang istirahat dan sebagainya. Kementerian Kesehatan mencatat terdapat lebih dari 16.000 kasus kanker diderita anak pada usia 0-14 tahun di Indonesia per tahun dan sebanyak 100-130 kasus kanker ditemukan pada setiap 1 juta anak.

Berita terkait

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

19 jam lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

3 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

6 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

7 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

8 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

8 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

8 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

9 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

9 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya