Sosok Ayah Tentukan Kepribadian Anaknya Saat Dewasa

Reporter

Bisnis.com

Editor

Susandijani

Sabtu, 7 April 2018 11:21 WIB

Ilustrasi ayah dan anak. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kehadiran ayah secara fisik, juga berinteraksi, mengenal, serta memahami anak-anaknya akan mendorong perkembangan dan penguatan moral anak. Namun tak jarang karena alasan tertentu, sang ayah jauh dari anaknya.

Sosok ayah dapat berpengaruh tidak hanya saat anak sudah menginjak remaja, tapi juga dari semasa bayi sampai balita.

Anak yang sejak kecil berinteraksi dekat dengan ayah, ketika dewasa, akan menjadi sosok pribadi yang lebih simpatik, empati, hangat, dan cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

Baca juga: Salman Khan Berotot, Intip Jadwal dan Menu Dietnya

Cara ayah berinteraksi dengan anak-anaknya berbeda dari sang ibu. Umumnya, seorang ibu melakukan interaksi dengan anaknya lebih tenang, stabil, dan lembut. Para ibu akan cenderung memainkan permainan yang sudah lazim, seperti cilukba, tepuk-tepuk tangan, membaca buku, serta menggerakkan mainan atau puzzle.

Sementara itu, bila dengan ayah, biasanya anak akan diajak bermain lompat-lompatan, memanjat, kuda-kudaan, atau pesawat-pesawat terbang dengan mengangkat atau mengayunkan tubuh anak.

Advertising
Advertising

Keduanya memiliki cara dan perannya sendiri dalam mewarnai dunia anak-anaknya. Dalam keluarga, ayah akan menjadi panutan yang sangat dibutuhkan untuk anak, sehingga sentuhan kasih ayah memiliki kesan lebih mendalam di hati anak-anak.

Tidak heran jika banyak dari para ayah menjadi pujaan hati anak perempuannya. Anak perempuan akan belajar mengenai figur laki-laki dan memberikan sudut pandang mengenai laki-laki dari ayahnya.

Ayah dan ibu memiliki peran masing-masing yang saling mendukung dan membantu, sehingga apabila salah satu fungsinya rusak, ada kemungkinan anak akan kehilangan identitas.

Termasuk bila seorang ayah berada jauh dari anak-anaknya. Dampak buruk dari kondisi itu dapat diminimalkan, terutama dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Akademikus psikologi Muhamad Nanang Suprayogi berpendapat, bila ayah berada di tempat yang jauh, tetap diusahakan berkomunikasi lewat aplikasi perpesanan atau media sosial. “Disarankan tidak hanya komunikasi audio saja, juga secara visual (video call),” ujarnya. Baca: Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

Tatap muka secara virtual penting untuk tetap menumbuhkan dan menguatkan ikatan emosional antara ayah dan anak, terutama bila anaknya masih kecil. Saat komunikasi dijalin, sang ayah dapat menanyakan anak hal-hal yang berkaitan dengan sekolahnya, guru-gurunya, teman-temannya, atau hal-hal yang disukainya.

Saat sang anak bercerita, ayah perlu menanggapi cerita tersebut, mencatatnya, dan bila perlu menghafal nama guru anaknya, nama teman-teman anaknya, pelajaran yang disukai anaknya, dan apa yang dikeluhkan anaknya.

Kemudian ayah harus memberikan kesempatan kepada anaknya menceritakan sesuatu, apakah itu tentang nilai yang bagus atau pujian yang dia terima dari gurunya.

Ayah juga harus peka bila melihat anak kurang ceria, seperti sedang memendam sesuatu yang tidak menyenangkan. Berilah kesempatan anak mencurahkan hati tentang kesedihannya, dengarkan, dan kuatkan dia.

Bila sang ayah berkesempatan pulang, kata Nanang, perlu juga membawakan sesuatu atau oleh-oleh yang disukai anaknya. Setelah sampai di rumah dan bertemu anak, segera peluk dan cium anak dengan penuh kasih sayang.

“Ucapkan ayah sayang dan kangen pada anaknya. Ucapkan juga ayah senang karena bertemu lagi dengan mereka. Ayah perlu juga mengucapkan terima kasih ke mereka karena telah menjadi anak yang baik, menurut sama orang tua, dan mau membantu ibu selama ayah jauh.”

Hal penting lain adalah menyempatkan waktu jalan-jalan atau bersantai bersama keluarga. Mengajak anak-anak berekreasi tidak perlu ke tempat yang jauh atau mahal karena yang lebih mereka butuhkan adalah kebersamaan keluarga.

Sementara itu, psikolog Carla Adi Pramono mengatakan, bila memungkinkan, ayah perlu pulang ke rumah berkala dalam waktu yang tidak terlalu lama, terlebih jika masih memiliki anak yang masih kecil atau remaja.

Pada usia tersebut, penting anak belajar mengenai peran gender dan akan menjadi lengkap bila ada ayah, sehingga anak tahu peran laki-laki atau perempuan dengan lebih baik. Baca: Farnese Blue: Berlian Bersejarah dari Eropa Ini Segera Dilelang

Bila tidak memungkinkan, komunikasi via telepon pun bisa. Hanya, hal itu sangat terbatas sehingga tetap disarankan untuk hadir.

“Mungkin ada yang bilang, yang penting quality time, itu benar. Tapi kalau quality time-nya hanya setahun sekali, rasanya kurang. Kehadiran ayah secara fisik tetap dibutuhkan anak walau mungkin yang lebih banyak mengasuh adalah ibu.”

Berita terkait

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

7 hari lalu

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

Psikolog menyebut perceraian sebagai salah satu penyebab fenomena fatherless atau situasi anak kekurangan kehadiran dan peran ayah.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

15 hari lalu

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

22 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Pamer Foto Lebaran 8 Tahun Terakhir, Andien Ceritakan 2 Karakter Berbeda Anaknya

25 hari lalu

Pamer Foto Lebaran 8 Tahun Terakhir, Andien Ceritakan 2 Karakter Berbeda Anaknya

Penyanyi Andien menceritakan perjalanan foto Lebaran keluarganya selama 8 tahun terakhir

Baca Selengkapnya

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

25 hari lalu

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.

Baca Selengkapnya

Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

35 hari lalu

Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

Keluarga sandera Israel mengancam akan membakar negara jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak segera mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

40 hari lalu

8 Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Membeli Kulkas

Berikut deretan hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk membeli kulkas.

Baca Selengkapnya

6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

47 hari lalu

6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.

Baca Selengkapnya

Program Mudik Gratis PLN Bisa Berangkat Satu Keluarga, Simak Cara Daftarnya

49 hari lalu

Program Mudik Gratis PLN Bisa Berangkat Satu Keluarga, Simak Cara Daftarnya

Program mudik gratis PLN digelar sejak Sabtu, 16 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Anak yang Tenggelam di Kali Cirarab Tangerang Ditemukan Siang Ini, Sang Ayah Masih Dicari

49 hari lalu

Anak yang Tenggelam di Kali Cirarab Tangerang Ditemukan Siang Ini, Sang Ayah Masih Dicari

Tim SAR gabungan akhirnya menemukan satu dari dua korban yang tenggelam di Kali Cirarab Tangerang pada Ahad siang ini, 17 Maret 2024.

Baca Selengkapnya